PROLOG

109K 10K 1.3K
                                    


Awal Semester 1, 2016

Epik Highschool



Rambutnya halus panjang, terjatuh cantik sedadanya. Pipinya bulat dengan senyum manis. Matanya agak tajam, tapi dilihat lebih jelas bening dan indah. Hidungnya bangir dengan tubuh sempurna. Roknya berlipat abu-abu muda selutut, berjalan kikuk di koridor sekolah. Ransel hitam dan sepatu boots semata kaki seakan menegaskan karakter tomboynya di kesan pertama.

Kelas 11 IPA 3 yang heboh masih tak menahu keadaan. Si idiot Bobi bahkan berdiri di atas kursi, menyanyi-nyanyikan lagu dari Zaskia Gotik dengan tak tahu diri. Rosi si penggembira ria seakan tak tega Bobi malu sendirian jadi ikut bergabung bernyanyi-nyanyi, walau kali ini ia tahu diri karena suaranya memang merdu. Hanbin tiba-tiba berdiri, bersorak heboh mengikuti irama Bobi. Dan kemudian melakukan dabbing berkali-kali membuat Jesya dan Hanna yang duduk di belakangnya tenganga memandangi pemuda itu. Jay duduk tak jauh dari mereka malah asyik menertawai tingkah teman-temannya, sementara di sampingnya Lisa dengan kekuatan flash menyalin tulisan dari buku Jay ke bukunya sendiri dengan kening berkerut keras. Jevon duduk di depan gadis itu, dengan kedua telinga tertutupi headset putih. Bibirnya menggumamkan lagu Ingin Hilang Ingatan dari Rocket Rockers, tak peduli pada para teman-temannya yang sudah berkoplo ria.

Pintu diketuk keras membuat mereka semua terkejut. Hanbin langsung melompat dan kembali ke duduknya. Bobi sempat jatuh tapi segera menegakkan tubuh dan meringis sendiri, sebenarnya untuk menenangkan diri karena malu. Rosi melompat ke depan kursi Jay, mau tak mau sebangku dengan Jevon yang mengalah pada Lisa yang mengambil tempatnya.

Jevon merasa ada perubahan drastis. Pemuda itu mengangkat wajah. Matanya melebar. Melihat Pak Toyo kini tak sendiri. Seorang gadis cantik melangkah canggung di belakangnya. Yang diiringi desas-desus para murid juga siulan iseng para laki-laki.

Juan yang duduk di samping Bobi ikut bersiul, dengan akhir siulan meninggi tiba-tiba karena rambutnya dijambak dari belakang dengan bringas dari seorang perempuan manis berambut panjang.

"Dasar terong!" umpat gadis itu, Miya, melotot pada kekasihnya tersebut yang segera dijawab cengengesan bodoh Juan.

"Kalian dapat teman baru," kata Pak Toyo mempersilahkan gadis itu memperkenalkan diri.

Si anak baru itu agak canggung, "Eum, hai. Nama saya Jane Giselle Keara, biasa dipanggil Jane atau Jeni," ucap gadis itu masih kaku.

"Jeni-kahlah denganku," celetuk Bobi nyaring dengan tak tahu malu, membuat Juan tak tahan menabok pemuda begigi kelinci itu.

"Apasih Bob, receh banget," ejek Jesya mendelik. Sementara yang lain sudah menyoraki pemuda itu dengan jijik dan kesal.

Pak Toyo tak mau peduli banyak. Ia mempersilahkan Jane duduk di samping gadis bepipi bulat Haylie. Gadis itu mengangguk patuh, berjalan mendekat ke kursi kosong di depan Jevon tersebut.

Jevon tak ambil peduli dan berbalik menyuruh Lisa mengambil tasnya. Lisa menurut, lalu berbisik kecil menyuruh Jevon mengambilkan bukunya. Jevon jadi menyahut untuk bertukar tas saja tapi Lisa tetap ngotot tasnya ditaruh di samping Rosi.

"Bawel banget sih lo. Pantes jomblo," omel Jevon merunduk, merogoh tas krem Lisa tak memedulikan Rosi yang memajukan diri menyapa si anak baru itu.

"Bacot lo, Jev," sahut Lisa kesal. "Yang sampulnya kelinci."

Jevon terkekeh, "lo ngefans sama Bobi?" ejeknya sambil mengeluarkan sebuah buku tulis dan menyodorkan pada Lisa.

"Lah si Bobi kan tikus got," balas Lisa enteng.

2A3: Classmate ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang