HARDEST FEELING

7

•Cut Andini Melinda•

"Halo? Jemput Andin sekarang."

Aku menunggu didepan sekolah, sambil merapikan rambutku yang setengah ikal karena diterpa oleh angin.

Huft.

Aku melihat sekeliling,tidak ada tanda-tanda mobil BMW hitam itu. Lalu, aku memilih untuk berjalan-jalan sebentar sambil menunggu Kang Mamat menjemputku.

Eh.

E-eh?!

Aku tersontak kaget, melihat Dio di seberang jalan sana, sambil bercengkrama bersama seseorang.

"Tunggu, seseorang?."gumamku.

Aku menyipitkan kedua mataku, agar dapat melihat dengan jelas. Wait a minute.

"Sheila? Seriously?!."

"Sheila Anastasya?."

- - - - - -

•T.M Dio Pratama•

Huft.

"Ini jam berapa sih?."sambil melirik jam yang melekat ditanganku.

"Oh jam 11.00. Masih ada 2 jam lagi, sebelum aku tampil."sambil mengacak rambut. Entah kenapa aku suka melakukannya.
"Apa, aku temui Linda aja ya? Ah. Tapi mungkin dia lagi kelelahan habis tampil tadi."

Oh!

Aku langsung menekan beberapa nomor. Dan tersambung.

"Halo? Kau sibuk?."

"Tidak,ada apa Dio?."

"Mau jalan-jalan sebentar?."

"Hm! Tentu."

Aku langsung menghidupkan mesin Mobil, yang kuparkirkan agak jauh dari sekolah. Dan kini melaju melewati sekolah.

Lalu aku menelfon, untuk menanyakan dia berada dimana sekarang.

"Hei, kau dimana sekarang?."

"Hm,aku berada di supermarket yang tak jauh dari sekolah."

Lalu, aku memperlambat laju jalan mobilku, supaya supermarket-nya tidak kelewatan.

"kau bisa keluar? Aku kesusahan mencarinya."

"hahaha, oke."

Ah. Itu dia.

Aku memberhentikan mobilku, lalu membuka kaca jendela. Kulihat dia sedang melambaikan tangannya sambil tersenyum.

"Kau tidak mau masuk?."tanyaku heran.

"iya, aku akan masuk."sambil tersenyum.

Setelah ia masuk, aku menghidupkan mesin mobilku dan melaju meninggalkan supermarket itu.

- - - - - -

Mobilku berhenti tepat di sebuah Restaurant yang cukup mewah. Lalu aku membukakan pintunya.

"Ayo."sambil menggenggam tangannya.