4

106 6 2
                                    

Brakk..

Suara dentuman keras dari lantai bagian bawah. Aku bergegas keluar kamar dan segera mencari sumber suara keras itu.

"Seperti suara seseorang membanting pintu."batinku. Aku menemukan tempat kejadian itu lalu menyerngit, Keheranan. Bola mataku kini membesar. Sosok lelaki berbadan tegap nan gagah. Yang melotot kearah wanita yang sudah berkepala tiga. Iya mereka adalah kedua orang tuaku.

Ah..

Tiada hari tanpa tatapan kesal atau pun marah. Dan entah kenapa perasaan sedih yang mereka sembunyikan. Kini mudah sekali terbaca olehku.

Aku kembali ke kamar dan langsung menghempaskan badanku keatas kasur yang empuk. Aku melirik keluar jendela, menatap langit yang semakin abu-abu. Satu demi satu bulir air itu jatuh ke tanah. Seolah-olah langit merintih kesakitan.

"Sungguh, ini sangat menyiksa! ."teriakku. Suaraku menggema keseluruh penjuru kamar. Tiba-tiba saja bulir air dari kelopak mataku mengalir deras, cukup deras. Aku segera mengusapnya.

Suara-suara bising dari lantai bagian bawah, kini tidak terdengar lagi. Baru saja aku mengintip dari pintu kamarku. Aku memberanikan diri melangkahkan kaki ku yang kini kaku, menuju pintu utama. Kuraih sebuah payung dan membukanya.

Drushh..

Jutaan bulir air hujan mengguyur kota Banda Aceh. Jalanan kini sepi, hanya kendaraan roda empat yang berlalu lalang. Tak banyak yang bisa diliat dikala hujan, kini hujan melunturkan pemandangan kota Banda Aceh.

Aku terus melangkah, menerobos hujan. Aku tak peduli, sekali pun hujan akan mengguyurku saat ini.

Langkah ku terhenti tepat disebuah cafe yang tak cukup besar dan ramai. Cafe ini cukup terkenal di kawasan kota Banda Aceh. Aku merapikan penampilanku dan bergegas memasuki cafe tersebut. Ku duduki kursi kosong disamping meja nomor 29, lalu melihat-lihat daftar menu. Tak lama sosok berbaju hitam menanyakanku.

"Selamat sore, mau pesan apa, mba?."tanya pelayan itu, dengan ramah.

"Aku mau pesan, Hot chocolate 1." jawabku santai.

"Baiklah, tunggu sebentar ya, mba."ujar pelayan itu. Kubalas dengan anggukan. Pelayan itu melenggang pergi begitu saja.

Kuraih diari dari tas kecil yang aku bawa sejak tadi. Lalu mulai menulis semua penggalan kisah yang terjadi hari ini. Apa pun, walau pahit sekalipun. Ku tuangkan segala gumpalan kesedihan, lewat tulisan sederhana ini.

"ini, mba pesanannya."ucapnya. Aku langsung mengangguk tanpa mengangkat wajahku. Sosok itu tetap berdiri disana, sehingga membuatku tuk berhenti sejenak. Apa yang membuat pria itu tetap berdiri disana?, dengan penasaran aku mengangkat wajahku, pupilku kini membesar. Pria itu terus tersenyum lebar kearahku. Dan menduduki kursi didepanku. Aku hanya menaikkan alis, yang mengisyaratkan 'ada apa?'. Dio masih diam tak berkutik. Ada apa dengan anak ini? Kenapa dia hanya diam saja?.

Kuselesaikan tulisanku, tanpa peduli. Dio terus-menerus menatapku. Hingga membuatku canggung. Lalu menutup diariku dan menyeruput Hot chocolate yang aku pesan sejak tadi.

"Sibuk? Aku ganggu ya?."tanya Dio dengan hati-hati.

"Engga, kamu kenapa? Aku tanya malah diam saja." jawabku, sambil mengerucut bibirku kearah Dio.

"Hahaha, lucu sekali sih."ejeknya, sambil mengacak-acak rambutku yang setengah kering ini.

"Haha."aku tertawa ringan.

"Hei, minggu jadi kan?."tanya dio meyakinkan.

"Iya, jadi kok."jawabku dengan mantap.

Dio melemparkan muka kearah jendela, ia mengamati keadaan luar. Lalu ia bertanya.

"Hujan sudah mulai reda ni, kuantar kau pulang ya?."ajak Dio.

"Iya,boleh."jawabku dengan malu-malu. Dio langsung menggenggam erat tanganku dan menarikku ke mobilnya. Aku diam hanya mengikuti langkah kakinya. Setibanya di dalam mobil aku dan Dio melontarkan berbagai lelucon, hingga membuatku tak henti-henti merintis menahan tawa.

- - - - - -

Terbitlah pelangi setelah hujan

Kata-kata itu yang menggambarkan keadaanku. Aku yakin, setelah derasnya kesedihan pasti ada sejuta kebahagian yang menanti.

- - - - - -

You can dance in the storm. Don't wait for the rain to be over before, because it might take too long. You can do it now. Wherever you are, right now, you can start, right now; this very moment.

-Israelmore Ayivor

P.s: halo readers:) thank you yang udah baca ceritaku:). Kata-kata sudah ku perbaiki, chapter ke - 5 akan segera terbit, tetap support aku terus ya!. Hehe.

-Aura-

HARDEST FEELINGWhere stories live. Discover now