*:・゚✧its been a while*:・゚✧

3 0 0
                                    

Mataku mendarat tepat menuju dia, ia terlihat sama seperti lima tahun yang lalu,

"Kau datang?" ungkapku, yang terdengar sangatlah tidak biasa.

"Uhm, ya aku datang menjemputmu" balasnya sambil memandang kedua mataku.

Canggung, itu yang kurasakan.

"Wah, kau masihlah pendek seperti lima tahun lalu" ucapnya dengan maksud untuk memecahkan kesunyian diantara kita.

"He? Aku bertambah tinggi 10 centimeter" jawabku sambil menahan senyumku.

"Ya. Terserahlah bagiku kau masih sangatlah pendek Hanna" ucapnya menggejekku.

"Shorty Hanna" tambahnya yang membuatku jengkel.

"Coba ulangi, kau brengsek" ucapku sambil memukul pundaknya dengan bercanda.

Hari ini hari kepulangan ku dari negri gingseng.

Alvin segera membawa koperku, "Aku kira kau akan pulang sambil membawa oppa-oppa korea mu"

Aku hanya memutar mataku, "Kau tahu, di Korea banyak sekali laki-laki tampan. Lebih tampan dari mu boleh ku bilang."

Ia hanya terdiam sebentar lalu melanjutkan langkahnya.

Sepertinya malam tidak menyambut kedatangan ku dengan baik, udara yang sangat dingin karena hujan.

Hujan sangatlah menenangkan, suara saat butir-butir air berjatuhan ke tanah dan saat butir-butir air yang menyentuh kulitku mengingatkan bahwa aku masih disini, bersamanya.

"Bagaimana kuliahmu?" tanyanya saat kita berdua berada di dalam mobil.

"Aku telah menyelesaikannya" jawabku dengan singkat.

Kedua matanya masih menatap secara fokus ke jalan,

Sudah lima tahun aku bertanya-tanya apa dia baik-baik saja saat aku meninggalkannya. Malam yang sangat jahat yang telah menghancurkan kita berdua,

Aku menatapnya dari samping figur seorang Kenzie yang tertampak jelas di mataku mengingatkan ku apa yang terjadi lima tahun yang lalu, "Uhm Kenzie maaf" kata-kata itu keluar dari mulitku begitu saja.

Kenzie hanya mengangkat alisnya dengan bingung, "Untuk apa?"

Aku membuka mulutku untuk bicara, "Lima tahun lalu...-" namun ia memotongnya.

"Oh itu, sudahlah itu adalah masa lalu" jawabnya dengan tenang.

Kau tidak bisa seperti itu Kenzie, bagaimana bisa kau bertindak seperti itu. Akan lebih baik bila kau membenciku.

Pikirku dalam hati.

Udara yang sangat dingin membuat tubuhku bergetar tak karuan, "Apa kau kedinginan?" tanya Kenzie saat melihat tubuhku yang bergetar kedinginan.

"Eh? Tidak juga. Hanya saja udaranya sangat dingin" balasku padanya sambil tersenyum.

"Kau itu benar-benar payah dalam berbohong. Apa kau mau mati kedinginan?" ucapnya yang kemudian ia berhenti mengendarai sejenak dan memberikan jaketnya kepadaku.

Aku mengambil jaket pemberiannya, "Apa kau tak akan kedinginan?" tanyaku kepadanya, namun ia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Aku memakai jaket pemberiannya dan Ya Tuhan, it smells like him. Bau parfumnya yang sangat harum dan membuatku nyaman.

Setelah perjalanan sekitar tiga puluh menit, kita pun sampai di tujuan. Rumah ku dan Kenzie bersebelahan, sejak kecil kita benar-benar dekat.

Bisa ku lihat ibuku berdiri di depan halaman rumah ku menunggu kedatangan ku, aku pun bergegas keluar mobil dan memeluknya.

"Wah Hanna, kau sudah besar ya," ucapnya kepadaku. Jujur saja aku heran ketika orang mengatakan kalimat itu, maksudku sudah lima tahun aku tak bertemu ibuku dan manusia bisa bertumbuh menjadi dewasa.

Aku hanya tersenyun kepada ibuku,

"Mari kita makan malam dulu, kau pasti lapar 'kan?"

Aku pun mengangguk.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Jun 23, 2016 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Rainy DaysHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin