2. Second: Ken

1.8K 133 6
                                    

Ken (Kenrick Lucian Tenebris/Kenzo Alexander) POV

Suara musik perlahan mengalun dari biola yang kumainkan. Selang berapa lama terdengar sirene mobil polisi dan ambulance dari kejauhan. Bagiku, ini hal yang sangat biasa. Setiap aku selesai memainkan satu lagu, target yang kuincar akan segera mati begitu lagu selesai kumainkan. Aku tidak membunuh mereka, melainkan musik yang kumainkan yang menghipnotis mereka untuk membunuh diri mereka sendiri. Aku membuat seakan-akan merekalah yang membunuh diri mereka sendiri, atas kemauan mereka sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang luar. Aku tidak perlu mengotori tanganku untuk membunuh mereka. Itulah yang kusuka saat melakukan pekerjaanku.

Brak! Brak!

Suara dobrakan pintu menyadarkanku. Ini bagian yang kutunggu. Bagian dimana polisi berusaha melacak bukti yang ditinggalkan di sekitar lokasi kejadian. Aku hanya duduk di atas rooftop salah satu gedung apartemen yang cukup dekat dengan lokasi kejadian sambil memperhatikan kesibukan polisi dan tim medis. Aku tersenyum puas melihat korbanku di tandu masuk ke dalam ambulance dengan selembar kain putih menutupi tubuhnya. Baiklah... pekerjaan berikutnya.

***

Kuhempaskan diriku di atas sofa apartemen elite yang baru kubeli setahun lalu, rasa lelah menderaku. Meski hanya memainkan musik, kemampuan hipnotis ini sedikit banyak juga memakan energi otak, kepalaku terasa sakit akibat kemampuan hipnotis yang sering kugunakan akhir-akhir ini dalam melakukan aksiku ini. Aku lebih sering beraksi akhir-akhir ini. Targetku adalah orang-orang yang suka bertindak sewenang-wenang menggunakan jabatan yang mereka miliki yang kebetulan diincar oleh orang-orang yang menginginkan kematian mereka dan kebetulan pula aku yang ditugaskan untuk melenyapkan mereka. Bayaran atas hasil usahaku juga tidak murah, beribu-ribu US dollar bisa kudapatkan hanya dengan memainkan sedikit lagu Death Music. Bisa kalian bayangkan bukan keuntungan apa saja yang bisa kuperoleh dari pekerjaanku ini. Jangan salah, aku membunuh mereka bukan tanpa alasan. Aku membunuh orang yang benar-benar pantas mati. Biasanya aku akan mencari tahu dulu siapa target yang akan kulenyapkan. Jika aku mendapatkan tugas melenyapkan orang yang tidak bersalah, aku tidak akan menerima pekerjaan itu sekalipun bayarannya cukup tinggi. Aku tidak sesadis yang kalian bayangkan okey... Tidak jarang target yang kuincar adalah orang-orang berpangkat tinggi yang mempunyai lebih dari selusin bodyguard yang mengelilingi. Bagiku menangani bodyguard-bodyguard itu bukan hal yang sulit. Aku menguasai berbagai macam sihir, menguasai pikiran salah satunya. Aku hanya perlu mengalihkan pikiran mereka dan sedikit merekayasa isi kepala mereka. Aku bisa dengan mudah masuk dan membunuh target tanpa perlu khawatir akan tertangkap. Orang luar hanya akan mendengar suara merdu musik tanpa mencurigai apa pengaruh dari permainan musiknya. Hanya aku dan target yang dapat merasakan pengaruh dari musik yang kumainkan. Target akan menyiksa tubuhnya sesuai dengan tinggi rendahnya musik yang kumainkan. Alat musik yang kugunakan untuk melancarkan aksiku bermacam-macam, dari biola, seruling, terompet. Jika memungkinkan, aku akan lebih memilih memainkan piano atau kecapi yang tersedia pada ruangan tempat aku membunuh target.

Aku menjalani profesi ini baru lima tahun terakhir, tepatnya sejak umurku menginjak 20 tahun umurku di dunia manusia. Selama lima tahun, aku berhasil membuat diriku menjadi pembunuh bayaran paling di segani. Aku keturunan murni keluarga Maleficus Tenebris dan Lucian, hanya aku yang tersisa menurut perkiraanku. Meski begitu, aku tidak pernah menunjukan kemampuan yang kumiliki di dunia manusia, sekalipun tidak. Oh, kecuali kemampuan mengendalikan pikiran yang hanya kugunakan jika sedang terdesak. Kemampuan itu tidak terlalu menarik perhatian dan tidak akan memunculkan energi sihir, itulah mengapa aku berani menggunakannya. Umurku yang sebenarnya dua ratus tahun. Kami para Maleficus dapat hidup beribu-ribu bahkan berjuta-juta tahun dan akan meninggal jika kekuatan sihir menurun. Kami akan terlihat tetap awet muda seperti berumur dua puluhan tahun dan akan menua seiring dengan penurunan kekuatan sihir yang kami miliki. Itulah mengapa aku bebas merekayasa umurku di dunia manusia yang tidak mengenal abadi ini. Setelah perang usai, aku hidup di dunia manusia, menjadi manusia seutuhnya. Aku hidup berpindah-pindah dari kota yang satu ke kota lainnya. Aku menggunakan identitas yang berbeda setiap aku berganti tempat tinggal, kepribadian dan sosok diriku ikut berubah seiring dengan tempat yang kutinggali. Aku membuat data-data palsu mengenai diriku. Bermacam-macam profesi sudah pernah aku kerjakan, dari agen intelijen, pemain musik, dan profesi sebagai pembunuh bayaran yang sedang kujalani saat ini. Aku tidak memilih profesi yang bisa mengancam keberadaanku di dunia manusia seperti artis, dan petinggi negara. Maleficus Animus masih berusaha memburu Maleficus murni yang masih tersisa. Aku berusaha untuk tidak terlihat mencolok. Jika aku sampai tertangkap, rencana pembalasan dendamku akan hancur. Jangan dikira aku terima begitu saja. Aku tidak rela keluargaku disiksa dan dibunuh dengan cara sesadis itu. Mereka mengambil duniaku, mereka juga mengambil keluargaku. Sudah lewat dua puluh tahun, saat yang kutunggu sudah tiba. Aku sengaja menunggu hingga lewat dua puluh tahun tahun untuk menunggu kasus perang sihir mereda. Aku merencanakan akan membunuh mereka persis seperti cara mereka membunuh keluargaku. Tidak hanya itu, aku ingin menghancurkan keluarga mereka sebagaimana mereka menghancurkan diriku, menyiksa mereka satu per satu dan kemudian menghabisinya sampai tidak ada keturunan yang tersisa. Apalagi dengan profesiku sekarang, pembalasan dendamku akan berjalan jauh lebih sempurna.

***

Flashback

Peluh dan percikan darah memenuhi wajahku, keadaanku tidak jauh berbeda dengan keadaan kakak sulungku. Ia berusaha melindungiku dari tembakan panah dari pihak musuh. Di sekeliling kami bergelimpangan mayat-mayat prajurit bangsa kami. Tidak ada lagi penghalang barisan prajurit di depan gerbang utama dunia Maleficus. Posisi kami benar-benar terjepit sekarang. Kami masih terus melawan meski sudah tidak ada kemungkinan bagi kami untuk menang lagi. Pihak musuh terus menerus melancarkan serangan hujan panahnya ke arah kami. Satu per satu jenderal petinggi militer mulai berguguran, sekarang hanyalah tersisa aku dan Carlos. "Ken! Pergilah.. selamatkan dirimu sendiri.. jangan peduli kan aku.. cepatlah.."
Serunya tercekat sembari menahan sakit ketika sebuah panah meluncur menembus tubuhnya untuk yang kesekian kalinya.
"Tidak kak! Aku tidak akan pergi jika kau tidak ikut pergi!" Seruku sembari menahan nyeri di dadaku begitu menyadari tubuhnya yang sudah dipenuhi panah yang menancap.
"Aku disini bertindak sebagai panglimamu! Dengan kuasaku kuperintahkan kau untuk pergi selamatkan dirimu! Selamatkan bangsa kita! Aku tidak akan pergi kemana-mana! Jika pada akhirnya aku akan mati, aku tidak takut. Aku akan berjuang meski pada akhirnya hanya tersisa aku sendiri." Di saat yang bersamaan, aku didorong masuk ke dalam dunia Maleficus, seketika terdengar debuman pintu dibelakangku disusul darah yang merembes masuk melalui celah pintu. "Pergilah! Kakak menyayangimu!" Seruan terakhirnya mengiringi langkahku menuju kerajaanku. Air mataku mengalir membasahi pipiku. Maleficus kalah telak. Aku tidak ingin kematian kakakku sia-sia. Aku harus bisa melarikan diri membawa keluargaku yang tersisa. Masih ada ayah, ibu dan kedua saudara perempuanku di kerajaan. Mereka menunggu untuk diselamatkan.

***

Aku tertatih berlari masuk ke dalam sebuah rumah kosong di pinggir jalan perbatasan dunia Maleficus dan dunia manusia. Aku tidak sanggup melihat lebih jauh lagi. Aku berusaha menyelamatkan diri sebelum aku menjadi salah satu korban dari pamanku, berlari sejauh yang kubisa dan bersembunyi, aku harus bertahan, aku harus bisa bertahan untuk membalaskan dendam keluargaku pada mereka. Satu per satu memori kejadian penyiksaan demi penyiksaan atas keluargaku datang silih berganti bagaikan scene film yang diputar kembali. Aku mengepalkan tanganku, aku tidak terima keluargaku harus mati dengan cara sesadis itu. Begitu aku sampai di depan pintu masuk istana, aku mendapati istanaku, tematku dibesarkan berubah menjadi tempat pembantaian. Lautan darah dan mayat memenuhi lantai marmer putih istana. Ayah, ibu dan kedua saudariku mengalami hal yang tidak jauh mengenaskan dibanding kakakku. Adik perempuanku yang masih kecil diperkosa dengan begitu sadisnya, kakak perempuanku juga tidak jauh berbeda, ibuku diarak dan digilir untuk dinikmati tubuhnya bersama-sama, ayahku digantung dan dikuliti hidup-hidup. Ibu yang matanya selalu memancarkan kelembutan, ayah yang selalu menatapku dengan ketegasan yang penuh kharisma, adik perempuanku yang selalu menatapku dengan mata bening polosnya yang menggemaskan, kakak perempuanku yang selalu menatapku hangat, tergantikan dengan tatapan membara penuh dendam dan raut muka yang menunjukan ketidakberdayaan membuatku yang semula hanya pasrah menatap kejadian demi kejadian yang terpampang nyata di depan mataku sendiri memutuskan untuk melawan dan berusaha melarikan diri.

Masih terlintas dalam benakku bagaimana mereka memohon ampun atas siksaan yang begitu menyakitkan, tidak hanya tersiksa fisik, batin mereka juga tersiksa begitu mengetahui dalang dibalik semua kejadian yang menimpa mereka adalah adik tiri ayahku sendiri, paman kami. Jangan salahkan aku jika nantinya aku yang akan berperan menjadi pencabut nyawa mereka, mereka yang memilih jalan ini. Aku akan membunuh mereka dengan tanganku sendiri. Aku akan membalaskan dendam ini dengan tanganku sendiri. Lihat saja...

***

Keterangan

Umur Maleficus memang jauh lebih lama, pertumbuhan mereka juga lebih lama karena pengaruh perbedaan waktu antara dunia manusia dan dunia maleficus. Tapi pada dasarnya hidup Maleficus bisa mencapai jutaan tahun. Maleficus akan mendapat kekuatan pertamanya pada umur 5th, Maleficus berdarah campuran manusia akan mendapatkan kekuatan pertamanya pada umur 15th. Sedangkan Maleficus berdarah campuran Angel & Diablo akan mendapatkan kekuatan pertamanya pada umur 21th. Kekuatan maleficus akan muncul ketika kekuatan asli (kekuatan iblis dan malaikat yang mereka dapatkan dari bangsa mereka) sudah sempurna.

***

Maafkan diriku yang plin plan ini... Ada perubahan Readers... yang kemarin kurang puas, ga sreg, kurang cocok, ga nyambung dehh pokoknya. Aku bawain flashbacknya juga biar nyambung. Hehe... Dibaca ulang yahh guys... biar nyambung... haha...

Salam, Jocelyn

The Lost Maleficus (HIATUS)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt