"Eh, tunggu dulu, kata-kata Pak Lukman ada benernya jugam. Kenapa preman itu nggak nyerang orang yang lebih kaya atau nyari tempat sepi. Kalau seorang preman berani ngambil resiko tinggi hanya demi uang seratus ribuan, pasti ada maksud terselubung," kata Desi menerka-nerka.
"Maksud terselubung apa kak?" tanya Nessa bingung.
"Ya ... bisa jadi preman itu benci kali sama lo atau Dimas, tapi bisa juga dia disuruh seseorang,"
"Hah?! Kalau preman itu benci Kak Dimas kayaknya nggak mungkin deh, Kak Dimas nggak mungkin nyari ribut sama preman dan kalau ada yang nyuruh juga siapa? Untuk apa? Kurang kerjaan banget tau," kata Kiara.
"Tapi mungkin aja kan. Udah sore nih, gue sama Nessa balik dulu ya, nanti gue pikirin gimana caranya biar lo bisa sekolah lagi dan ancaman lo dikeluarin dari sekolah bisa lenyap," kata Desi, "ya udah, Nes, ayp kita pulang," ajak Desi kemudian Nessa pun keluar kamar Kiara dengam sedikit membanting pintu diikuti Desi yang menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku adik kelasnya itu.
▣▣▣▣▣
"Jadi gimana?" tanya Karrel.
"Bentar dulu napa Rel, baru juga duduk. Gue capek banget tadi gara-gara disuruh buat tugas dua kali lipat gara-gara lupa buat tugas," kata Nessa sambil merentangkan tangannya.
"Adu kaciannya pacal ku, cini-cini aku peluk," kata Rokky sambil bersiap memeluk Nessa.
"Apan sih Rok, jauh-jauh!" ujar Nessa sambil mendorong tubuh Rokky sehingga ia terjungkal ke belakang.
"Anjir, pacar lo sadis amat Rok, badan kecil tapi tenaga kek raksasa," kata Gani takjub.
"Aduh yayang kok gitu sih sama aku? Aku salah apa?" tanya Rokky sambil memegangi tangannya yang sakit lalu kembali duduk.
"Udah jangan ribut! Ayo cepetan ceritain," kata Karrel tak sabaran.
"Iya, iya, jadi gini, ternyata Kiara itu diserang sama dua preman dan preman itu bohong sama Pak Lukman, karena Kiara nggak punya bukti selain Dimas yang pingsan, makanya dia dinyatakan bersalah. Yang bingungin itu kenapa si preman nggak nyerang orang yang lebih kaya atau nyari tempat sepi. Pasti ada maksud terselubung kan?" jelas Desi.
"Iya, Rel, Kiara juga bilang kalau dia itu pernah diserang preman yang sama percis tapi waktu itu ada lo," tambah Nessa.
"Berarti ada seseorang yang mau buat Kiara celaka," tebak Gani membuat Karrel berdiri dan mengepalkan tangan.
"Kalau gitu caranya gue harus nyamperin itu preman," kata Karrel sambil beranjak untuk pergi namun ditahan oleh Nessa.
"Jangan Rel, resikonya tinggi," kata Nessa.
"Biarin, lepasin gue!" kata Karrel emosi.
"Gue bilang jangan ya jangan!" kata Nessa sambil berdiri.
"Kenapa? Hah?!" tanya Karrel sambil berjalan mendekati Nessa membuat gadis itu mundur hingga punggungnya menyentuh tembok, "atau jangan-jangan lo yang nyuruh preman itu?" selidik Karrel.
"Minggir Rel," lirih Nessa.
"Jawab gue!" bentak karrel sambil mencengkram pergelangan tangan Nessa.
"Rel, sakit," lirih Nessa membuat Rokky tak bisa menahan dirinya untuk tidak menghajar sohibnya yang sedang kalap, namun tangannya dipegang oleh Gani.
"Jangan, entar malah makin rusuh," kata Gani.
"Nggak Gan, ini nggak bisa dibarin lagi," kata Rokky sambil menghempaskan tangan Gani dan berjalan mendekati Karrel lalu memukul lelaki itu.
"Lo kira gue bakalan diem kalau lo nyakitin cewek gue?" tanya Rokky sambil memukul Karrel lagi lalu memeluk Nessa.
Karrel memegangi sudut bibirnya yang terluka, "pasti cewek lo yang nyuruh preman, kalau nggak kenapa dia nyegah gue?" tuduh Karrel membuat kesabaran Nessa habis.
"Untuk apa gue nyerang temen gue sendiri? Gue bukan orang yang bermuka dua Rel! Gue nggak pernah nyebunyiin apapun dalam diri gue, gue orang yang blak-blakan bukan kayak lo sama Kiara!" teriak Nessa, "gue nggak ngasi lo nemuin preman itu karena preman itu pasti bakalan mukulin lo dan itu artinya lo bakalan luka. Lo nggak tau kan kalau kondisi Kiara itu drop gara-gara mikirin lo, dia mikirin orang yang bisa nyelamatin dia dari preman dan menghilangkan phobianya secara utuh itu, bakalan hilang dalam kehidupannya," teriak Nessa "dia takut lo pergi Rel," lirih Nessa.
Karrel pun tersadar apa yang ia lakukan itu salah dan lagi-lagi ia melanggar janjinya, ia telah membuat seorang perempuan menangis, "maafin gue Nes," kata Karrel.
"Enak aja lo minta maaf segampang itu setelah buat cewek gue nangis," kata Rokky tak terima sambil mengusap rambut Nessa agar gadis itu tidak menangis lagi.
"Maafin gue Nes," kata Karrel sambil mendekati Nessa.
Tiba-tiba Nessa menampar Karrel, "ini hukuman buat lo," kata Nessa lalu menampar Karrel lagi.
"Iya, gue terima lo nampar gue," kata Karrel ikhlas sambil menunduk.
"Hahaha ...," tawa Nessa pecah seketika membuat semuanya bingung, "akhirnya gue bisa nampar Karrel dan dia nunduk di depan gue," kata Nessa sambil menghapus air mata yang sedari tadi ia paksakan untuk keluar.
"Jadi lo cuma akting?" tanya Karrel.
"Ya iyalah, nggak semudah itu kali seorang Nessa nangis," kata Nessa.
"Jadi lo ngerjain gue?" tanya Karrel kesal.
"Yap, betul sekali, gimana Kak? Udah difoto kan waktu bagian yang paling penting?" tanya Nessa pada Desi.
"Udah Nes, nanti lo bisa share disosmed aja," kata Desi.
"Jadi yayang cuma akting, aduh, sori-sori Rel, gue kira beneran, sakit ya?" tanya Rokky.
"Sakit lah, udah dipukul Rokky dapet bonus ditampar Nessa lagi," kata Karrel sambil berjalan ke sofa disusul Nessa dan Rokky dibelakangnya, "lo berdua memang cocok," kata Karrel sambil duduk di sofa.
"Ya jelas lah," kata Rokky bangga.
"Sama-sama sadis," lanjut Karrel.
"Abis lo emosian banget Rel," kata Nessa.
"Udah-udah, kita harus cari cara untuk nanya sama preman itu kenapa mereka nyerang Kiara," kata Gani.
"Gue punya ide, gimana kalau kalian bertiga nyamar jadi cewek? Biasanya kan preman itu suka sama cewek-cewek, jadi kalian bisa nanya sama mereka sebab mereka nyerang Kiara terus-terusan," usul Desi.
"Hah?! Gila aja lo, seorang Gani yang idaman para perempuan nyamar jadi banci," kata Gani.
"Nggak-nggak," tolak Rokky.
"Abis nggak ada cara lain, emang kalian mau kalau kita cewek-cewek nyamperin premannya?" tanya Desi.
"Ya nggak, tapi kan--," ucapan Karrel dipotong oleh Desi.
"Ya udah nggak ada cara lain," kata Desi.
"Iya, kalian bertiga harus nyamar jadi cewek," lanjut Nessa.
"Desi sama Gani emang cocok. Sama-sama punya ide yang aneh-aneh," kata Karrel, "ya udah iya gue bakalan nyamar jadi cewek demi Kiara," kata Karrel pasrah.
▣▣▣▣▣
Yee ... akhirnya bisa update juga! Udah panjang kan? Iya kan? Komentar tentang chapter kali ini ya! Nanti yang bagus bakalan aku share dichapter selanjutnya.
Jangan lupa vomment ya!
31-05-2016
YOU ARE READING
Different
Teen FictionCERITA TELAH DITERBITKAN Kiara Ifania : 1. Cantik ✔ 2. Pinter ✔ 3. Polos ✔ 4. Imut ✔ 5. Rokok ✘ Karrel Antonio : 1. Ganteng ✔ 2. Pinter ✘ 3. Nakal ✔ 4. Brandal ✔ 5. Rokok ✔ Bagaimana jadinya jika dua orang yang berbeda sifat disatukan oleh takdir? S...
⇦DUA PULUH LIMA⇨
Start from the beginning
