⇦DUA PULUH LIMA⇨

Start from the beginning
                                        

"Sebenarnya ada apa sih kalian berdua ke sini?" tanya Kiara penasaran.

"Jadi kita ke sini tuh mau nanya kenapa lo diskors," kata Nessa.

"Untuk apa kalian nanya kayak gitu?" tanya Kiara membuat Nessa bingung sendiri untuk menjawab pertanyaan Kiara.

"Eee ... untuk ...," Kata Nessa terbata-bata.

"Karena kita kepo banget Ki, lo tau lah berita ini udah tersebar luas," jawab Desi membuat Nessa menghembuskan nafas lega.

"Ohh ...," Kiara ber'oh' ria.

"Terus, gimana ceritanya?" todong Nessa.

"Sabar napa, jadi gue sama DImas mau makan terus dijegat sama preman terus Pak Lukman dateng terus si premannya boong terus gue diskors," jelas Kiara sesingkat-singkat mungkin.

"Terus terus?" Nessa nampak mendengarkan dengan saksama.

"Udah selesai, nggak ada terus lagi," jawab Kiara.

"Ihh ..., ceritain secara detail napa?" tanya Desi gemas.

"Hehehe ... iya, iya gue serius sekarang," kata Kiara, "jadi gini gue itu diserang tiba-tiba sama dua preman itu, karena Kak Dimas sendiri, ya pastilah dia kalah, makanya gue nyari bantuan. Eh, malah Pak Lukman lewat terus dateng ke TKP, abis itu dua preman itu ngadu yang nggak-nggak, karena gue nggak punya bukti dan Pak Lukman yang lagi marah langsung nyekak gue dengan bilang kenapa premannya nggak nyerang orang yang lain yang lebih kaya dan nyari tempat yang sepi. Kalian tau lah kalau Pak Lukman udah nyekak orang pasti orang itu nggak akan bisa bergerak lagi," jelas Kiara panjang lebar.

"Oh, jadi gitu," kata Nessa sambil mengangguk-ngangguk paham.

"Terus lo nggak kenal preman itu?" tanya Desi.

"Ya jelas nggak lah kak, masa Kia kenal preman, kakak ngaco banget," jawab Nessa membuat Desi sebal.

"Tapi muka preman itu nggak asing kayak ...," Kiara menggantungkan kalimatnya, "kayak preman yang nyerang gue sama Karrel waktu itu, iya, mirip banget. Tapi waktu itu karrel berhasil ngalahin preman itu," kata Kiara sambil mengingat-ingat kejadian yang pernah ia alami.

"Berarti si Karrel jago tuh, kenapa nggak pacaran sama dia aja?" tanya Nessa membuat Kiara salah tingkah.

"Apaan sih Nes? Gue udah pacaran sama Kak Dimas nggak mungkin banget gue pacarin Karrel juga," kata Kiara.

"Kayak Karrel mau aja sama lo," kata Nessa membuat Kiara malu setengah mati, "canda-canda, lagian kalau lo udah nggak nyaman sama Kak Dimas kenapa harus diterusin?" tanya Nessa.

"Nggak bisa asal putus-putus Nes, Kak Dimas juga punya perasaan kali. Lagian Karrel udah nggak nganggep gue dan gue juga nggak minta dia nganggep gue, emang gue siapa dia bisa minta dia nganggep gue?" tanya Kiara sambil tersenyum miris.

"Kak Dimas juga bisa ngerti kali Ki, lagian karrel juga suka sama lo," kata Nessa.

"Nggak Nes, gue sama Kak Dimas aja, gue juga nggak cinta sama Karrel," kata Kiara.

"Gue nggak nanya lo cinta Karrel, tapi lo udah bilang dengan sedirinya. Jangan muna deh Ki, emang gue nggak tau kenapa mata lo sembab sama kelopak mata lo hitam? Lo bukan mikirin skors atau phobia lo, tapi lo mikirin Karrel karena dia ngejauhin lo kan? Iya kan?" ujar Nessa sedikit emosi membuat Kiara terasa terserang secara tiba-tiba dan dirinya belum siap apa-apa.

Kiara diam karena tak bisa membalas serangan telak dari sahabatnya itu. Nessa juga terdiam, berusaha untuk menenangkan diri agar dirinya tidak merusak suasana. Desi yang sejak tadi memikirkan sesuatu pun menyadari bahwa susana sedang tidak baik, Desi pun mencoba mencairkan suasana dengan mengatakan sesuatu yang sejak tadi ia pikirkan.

Different Where stories live. Discover now