Part 2 : Sebuah pernyataan?

2.2K 110 3
                                    

Maheen merasa aneh setelah memberitahu perasaannya teradap Queena, mungkin karena baru pertama kalinya Maheen mengalami jatuh cinta. Maheen terus melangkah pulang dengan fikiran dan rasa yang aneh itu. Sesampainya di apartemen, dia segera mengambil wudhu dan sholat Ashar, dan entah mengapa perasaan aneh yang dimilikinya itu semakin terasa.

Hari pun sudah semakin gelap, perasaan Maheen berubah menjadi gelisah. Maheen berbaring di tempat tidurnya sambil merenungkan apa yang membuatnya menjadi begitu gelisah. Maheen berfikir dan menyadari kesalahannya. Waktu sholat Isya telah masuk, dan saatnya dia untuk menunaikan kewajibannya.

Setelah sholat Isya, Maheen ingin mengerjakan sholat Istikharah. Maheen sangat berharap bahwa dia akan mendapatkan mimpi yang diridhai-Nya, seperti saat sebelum-sebelumnya dia mendapatkan mimpi atas jawaban dari pertanyaannya di dalam do'a seusai shalat Istikharah.

"Yaa Allah, maafkan hambamu ini yang telah mengumbar perasaan cintanya kepada wanita, maafkan hambamu ini yang tidak meminta izin dari Mu, maafkan hambamu ini tidak meminta pendapat lewat mimpi dari Mu, maafkan kesalahan hamba-Mu ini Yaa Allah"

"Yaa Allah, Jika engkau mengetahui, bahwa persoalan hati ini baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik akibatnya bagi hamba, maka jadikanlah hal ini baik untuk hamba dan dekatkanlah hamba dari padanya. Dan jadikalah wanita itu rela atas anugrah-Mu. hamba merasa sangat mencintai wanita itu, hamba merasa begitu tersenyum karenanya. Jika memang dia adalah wanita yang dipasangkan untukku, maka dekatkanlah. Jika bukan maka jadikanlah dia jodohku, ini adalah pertama kalinya hamba memiliki perasaan terhadap wanita, hamba berharap bahwa sungguh wanita itulah yang akan menjadi pertama dan terakhir untuk hamba. Tolong berikanlah jawaban-Mu atas semua do'a ku ini Yaa Allah, RABBANAA AATINAA FIDDUN YAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA 'ADZAA BAN NAAR. WAQINAA 'ADZAA BAN NAAR. WAQINAA 'ADZAA BAN NAAR. AAMIIN AAMIIN YAA RABBAL ALAMIN"

Maheen sudah sedikit merasa tenang, karena dia telah meminta maaf atas kesalahannya. Maheen akan berharap dan selalu berharap bahwa wanita itulah yang akan menjadi jawaban dari mimpinya.

Sudah masuk waktu subuh, mentari pagi-pun mulai muncul. Maheen belum mendapatkan mimpi atas jawaban do'anya, tapi dia tidak akan menyerah, dan dia juga akan terus menghindari Shaqueena sebelum dia mendapatkan jawaban dari do'anya.

Jam pertama kuliah pun sudah mulai, Shaqueena mulai beradaptasi dengan lingkungannya, dia mendapatkan teman baru dan kebetulan teman barunya adalah warga Indonesia yang mulai masuk dari awal D1. Teman barunya bernama Bilqist, dia sangat baik dan juga beragama Islam, Shaqueena dan Bilqist mulai akrab karena mereka sering berbincang-bincang pada jam istirahat maupun di kelas. Perbincangan mereka di taman pada jam istirahat terhenti karena Shaqueena melihat pria yang bernama Maheen itu, Shaqueena langsung bertingkah aneh dan berusaha menutupi wajahnya dengan buku yang Bilqist bawa.

"Bilqist! Pinjam bukunya sebentarrr"

"Eh eh astagfirullah kamu kenapa sih?"

"Ssst bentarr aja" sahut Shaqueena dengan nada yang pelan

Bilqist hanya diam dan heran melihat tingkah Shaqueena yang tiba-tiba mendadak aneh

Maheen melihat ke arah Shaqueena yang berusaha menutupi wajahnya di balik buku yang dia pegang, dan saat Shaqueena mengintip ke arah maheen, dia pun tertangkap oleh mata Maheen, akhirnya Shaqueena menyerah dan tidak menutupi wajahnya dengan buku yang dia pengang, Shaqueena berfikir bahwa Maheen akan mendekatinya dan akan berbicara padanya, tapi nyatanya Maheen hanya melewati Shaqueena.

"na? kamu gapapa?" tanya Bilqist

Shaqueena hanya terdiam, ternyata Maheen tidak mendekatinya apalagi berbicara padanya

My Istikharah is youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang