Part 6: Unforgiven Mistake

Start from the beginning
                                    

Entah bagaimana bisa, aku langsung tersadar dari pengaruh alkohol. "Pak, cepat putar balik. Cari Gaeul pak!". Aku menyuruh supir taksi untuk memutar balik dan mencari Gaeul yang terseret oleh truk.

Aku gelagapan. Keringat dingin mengucur dari pori-pori kulitku. Setelah kurang lebih 500 meter, aku melihat motor Gaeul yang telah ringsek berada di tengah jalan. "Berhenti pak!"

Dengan segera aku keluar dari taksi dan berlari mencari Gaeul. Supir taksi juga membantuku mencarinya. Tidak jauh dari motor Gaeul, aku melihat seseorang tergeletak di tengah jalan dengan tidak berdaya. Aku menghampirinya.

Marah, sedih, penyesalan, semuanya bercampur jadi satu saat aku melihat Gaeul terkapar tidak berdaya. Jaket kulit dan celana jeans yang ia kenakan terkoyak-koyak karena tubuhnya terseret aspal. Darah segar mengalir dari kepalanya, hidungnya, lengannya, dan bagian lain dari tubuhnya. "Gaeul!!!!". Aku berteriak sekeras-kerasnya sambil menangis, dan menggendong tubuhnya.

Supir taksi segera kembali ke mobilnya dan membawanya menghampiriku. Aku masuk ke dalam bangku penumpang dengan posisi masih menggendong Gaeul. Supir taksi dengan segera melaju kencang ke rumah sakit terdekat.

Aku membuka jaket kulit yang Gaeul kenakan dan mencoba menghentikan pendarahan yang terjadi di kepalanya. Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Aku merogoh ponsel di saku celanaku. "Shit tidak diangkat."

Aku mencoba menelepon orang lain. "Jungkook, Gaeul mengalami kecelakaan di daerah Gangnam. Tolong kau segera pergi ke lokasi dan membereskan segalanya. Aku tidak ingin terlibat dengan polisi. Selain itu, coba kau cek pengendara mobil sedan hitam yang menabrak pohon di dekat sana. Pastikan kau memfoto wajahnya dengan jelas. Aku akan mengirim alamat lengkapnya melalui sms." Aku menutup sambungan telepon dan dengan cepat mengetik sebuah pesan untuk dikirimkan ke Jungkook.

Hatiku terasa sangat perih saat melihat kondisi Gaeul yang mengenaskan. "Maafkan aku, maafkan. Ini semua salahku," ujarku sambil menitikkan air mata.

"Jim! Oy kau kenapa melamun seperti itu?". Hoseok menyadarkanku dari lamunan.

"Tidak apa-apa. Hoseok bisakah kita mampir ke rumah sakit? Aku ingin melihat Gaeul sebentar saja," pintaku pada Hoseok yang sedang menyetir di sampingku.

"Baiklah terserah kau saja."

*****

✏ Author POV ✏

Min Yoongi sedang memikirkan kembali kata-kata Taehyung yang memintanya untuk berbicara dengan Hye Soo secara baik-baik. Tidak lama kemudian dia menekan angka 8 di ponselnya dan angka tersebut adalah speed dial nomor telepon Hye Soo.

"Apa kau sekarang ada di rumah?" tanya Yoongi setelah teleponnya diangkat oleh Hye Soo.

"Ne. Kenapa?". Tentu saja Hye Soo yang sebenarnya Gaeul merasa heran kenapa Min Yoongi menelepon dia lagi padahal mereka sudah putus.

"Aku ke sana sekarang. Jangan pergi ke mana-mana." Telepon ditutup oleh Yoongi. Dia segera mengambil jaketnya dan pergi menuju rumah Hye Soo.

Di rumah, Hye Soo keheranan saat telepon ditutup oleh Yoongi. "Apa sih maunya dia? Kenapa tiba-tiba ingin ke sini? Sihyuk juga ke mana ya? Kenapa dia tidak mengawasiku lagi?". Semenjak Hye Soo dan Yoongi putus, Sihyuk memang tidak lagi mengawasi Hye Soo. Entah apa yang terjadi hingga dia berani meninggalkan Gaeul yang berada di dalam tubuh Hye Soo sendirian.

Dua puluh menit kemudian, terdengar ketukan dari luar kamar Hye Soo. "Ini aku, kau ada di dalam kan?" terdengar suara berat dan serak milik Yoongi dari balik pintu.

Autumn in My Winter SoulWhere stories live. Discover now