Part 6: Unforgiven Mistake

224 23 4
                                    

🔥 Jimin POV 🔥

Pikiranku melayang ke kejadian 3 bulan lalu. Malam di mana kecelakaan menimpa Kang Gaeul. Pertemuanku dengan Hye Soo barusan mengacaukan pikiranku. Aku melihat sosok Gaeul dalam dirinya. Bagaimana bisa?

"Haduh Park Jimin kau selalu menyusahkanku. Aku bukan suruhanmu yang bisa setiap saat kau panggil saat kau kacau karena mabuk," Gaeul meneriaki diriku yang hampir tidak sadarkan diri karena mabuk.

"Ayo pulang!" katanya lagi tepat di telingaku karena musik yang memenuhi lounge memang membudakkan telinga setiap orang yang berada di sana.

Aku tidak beranjak sedikit pun dari tempat dudukku. Kepalaku terasa berat.

"Aish menyusahkan sekali." Gaeul menarik salah satu lenganku dan melingkarkan di lehernya. Kemudian dia mengaitkan lengan kanannya di pinggangku dan menariknya. Dengan sekuat tenaga, dia membopongku agar dapat berjalan. Mungkin lebih tepatnya menyeretku dengan paksa.

Sesampainya di luar Pub, terlihat Gaeul bernafas dengan tersengal-sengal. Ya walaupun badannya proporsional dan atletis tapi tidak bisa dipungkiri berat badanku melebihi kapasitas kesanggupannya.

"Benar-benar menyusahkan. Aku tidak tahu kalau kau mabuk separah ini dan bodohnya aku ke sini dengan menggunakan motor itu."

Aku melihat sebuah motor sport alias motor gede yang terparkir di depan kami. Tubuhku masih ditopang olehnya. Gaeul sibuk menekan tombol di ponselnya dan tidak lama kemudian menempelkan ponsel tersebut ke telinganya.

"Ke mana sih Hoseok saat ia sedang dibutuhkan seperti ini?" Sepertinya Gaeul barusan menelepon Hoseok dan teleponnya tidak diangkat.

Gaeul melambaikan tangannya ke arah taksi yang melintas. Saat taksi berhenti di depannya, dia langsung membuka pintu belakang dan mendorongku masuk dengan cekatan. Dia juga melempar botol mineral ke arahku. "Minum ini supaya kau merasa lebih baik."

"Pak, nanti bapak ikuti saya saja dari belakang ya. Saya harus bawa motor saya," katanya pada supir taksi.

Padahal bisa saja dia memberikan alamatku pada supir taksi dan tidak perlu repot ikut ke rumahku. Gaeul hanya ingin memastikan aku sampai ke rumah dengan selamat. Dia terlalu banyak khawatir.

"Aku titip helmku di sini ya. Aku malas pakai helm," ujar Gaeul santai sambil melempar helmnya cukup keras ke arah kepalaku. Dia sengaja melakukannya agar aku tersadar.

"Aw," hanya itu responku sambil meringis kesakitan.

"Huh ternyata responmu masih bagus," katanya mengejek sambil menutup pintu taksi.

Taksi yang aku tumpangi mengikuti motor yang dikendarai Gaeul. Tiba-tiba saja terdenger Gaeul berteriak, "Hey kau sudah gila ya?!". Sontak saja teriakannya membuat mataku membelalak.

Terlihat sebuah mobil sedan hitam sedang melaju dengan tidak karuan. Mobil tersebut melaju secara zig-zag seperti kehilangan kendali. Gaeul terlihat mengarahkan motornya ke samping kaca pengemudi dan mengetoknya dengan sikunya. "Hey berhenti! Kau bisa kecelakaan!"

Tanpa Gaeul sadari dari arah berlawanan sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi. Saat itu posisi Gaeul memang melewati marka jalan karena dia memposisikan motornya di samping kaca pengemudi yang berada di pinggir jalur.

Tidak terelakkan lagi, tubuh Gaeul dihempas oleh truk tersebut dan motornya masuk ke dalam kolong truk, terseret hingga ratusan meter. Mobil sedan hitam tersebut juga kehilangan kendali setelah sisi mobilnya terdorong oleh motor Gaeul yang ditabrak oleh truk, dan menabrak sebuah pohon di pinggir jalan. Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Aku hanya bisa terperangah menyaksikan kejadian tersebut.

Autumn in My Winter SoulWhere stories live. Discover now