⇦DUA PULUH EMPAT⇨

Mulai dari awal
                                    

"Iya, ada apa?" tanyanya sambil mendekati Karrel membuat Karrel merinding sendiri.

"Lah, kok kakek bisa ada di depan, yang mukul saya kan di belakang?" tanya Karrel.

"Itu adalah salah satu ilmu saya, jangan panggil saya kakek karena saya masih muda dan masih gaul, jadi panggil saya Mas SKK," kata Mas SKK tersebut.

"Hah?! Mas SKK?" tanya Karrel, Rokky dan Gani kompak.

"Iya, Mas Sedikit Kakek-Kakek," kata Mas SKK membuat Karrel, Rokky dan Gani menahan tawa.

"Kenapa muka kalian seperti itu? Apa kalian terpesona melihat ketampanan saya yang mengalahkan Shawn Mendes atau pun Cameron Dallas?" tanya Mas SKK dengan pedenya.

"Iya, Mas, Mas itu ganteng banget," kata Rokky.

"Saya sudah tau, ayo cepat masuk! Saya tau apa yang kalian inginkan," kata Mas SKK lalu berjalan masuk.

"Anjir ni dukun, gaul amat," bisik Gani.

"Iya, kudu manggil Mas lagi, dikira kita tante-tante kurang belaian apa?" celetuk Rokky.

"Eh, lo jangan banyak omong! Buruan masuk," kata Karrel yang sudah berada di depan mereka.

"Siap bos!" kata Gani dan Rokky sambil menghormati Karrel dengan kompak, lalu berjalan mengekor di belakang Karrel.

"Cepat masuk! Jalan saja kayak siput saya sumpahin nanti cepet keriput!" kata Mas SKK membuat tiga lelaki itu bergidik ngeri.

Karrel, Rokky dan Gani pun berjalan dan duduk di depan dukun, "kami ke sini karena--," ucapan Karrel terpotong.

"Karena kamu ingin tahu siapa preman yang mencegat wanita pujaan hatimu bukan?" tebak Mas SKK membuat ketiga lelaki itu tercengang.

"Kok Mas bisa tau?" tanya Karrel.

"Saya kan dukun, gimana sih?" tanya Mas SKK.

"Iya, Rel, Mas SKK kan sakti mantra guna," kata Gani.

"Udah jangan banyak cing-cong," kata Mas SKK.

"Kok tiba-tiba hujan ya?" tanya Rokky sambil mengusap wajahnya.

"Jadi gimana Mas?" tanya Gani.

"Saya akan memakai ilmu tersakti saya," kata Mas SKK lalu mengambil kembang dan melemparkan ke lelaki tersebut, "air mana air?" tanyanya.

"Ini," Rokky menyerahkan air yang ada di sampingnya.

Pria tua itu berkomat-kamit membaca mantra lalu meminum air dan langsung disembur ke Karrel, Gani dan Rokky.

"Anjir, bau banget," kata Gani.

"Maaf, saya lupa gosok gigi tadi," kata Mas SKK.

Tiba-tiba datang dua orang pria memakai pakaian serba putih, "kamu ternyata di sini, saya cari kemana-manadari tadi," kata lelaki yang memakai masker.

"Hehehe ..., tadi aku main-main sama mereka," kata Mas SKK se;perti anak kecil membuat Karrel, Gani dan Rokky saling menatap satu sama lain.

"Ya udah ayo pulang! Lain kali jangan kabur lagi," kata lelaki yang memakai masker lalu mengajak pria tua itu keluar.

"Kok dukunnya diajak keluar?" tanya Gani pada pria yang masih di dalam.

"Kalian pasti dikerjain sama pasien saya, dia itu udah sakit jiwa. Sebelumnya memang dia pernah menjadi dukun di sini, jadi sekarang dia sering kabur dan bermain di sini," kata pria itu berhasil membuat ketiganya melongo, "ya udah saya mengantar pasien saya dulu," kata pria tersebut lalu pergi.

"Anjir lo, kita ketipu orgil," umpat Karrel sambil bangkit dari duduknya.

"Buang-buang waktu aja," kata Rokky sambil berdiri, "ini semua gara-gara lo Gan," kata Rokky pada Gani yang sudah berdiri.

"Ye, kok lo nyalahin gue? Mana gue tau kalau dukunnya udah gila, pantesan aja dia sering ngeshare foto sama suster cantik," kata Gani.

"Ah, mana baju gue bau banget lagi," kata Karrel.

"Udah nasib kali, Rel, mungkin ini ujian cinta lo," kata Rokky tengil.

"Ini mah ujian hidup," kata Karrel.

"Udah yuk kita pulang," ajak Gani. Mereka pun  pergi dari rumah yang mereka nama 'Rumah Sialan'

▣▣▣▣▣

Hai! Akhirnya update juga, maaf lama soalnya kuota habis, ini aja pakai wi-fi, hehehe..., maaf klau ad typo karna blm sempat ngedit dan gimana chapter ini? Comment ya! Comment yang bagus bakalan aku masukin di chapter selanjutnya

Jangan lupa vomment! Babai!

29-05-2016



Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang