Prolog

10.2K 304 4
                                    

Cewek itu terisak, bahunya sedikit berguncang dengan air mata yang meleleh di pipinya. Ia mengambil tissu dari kotaknya lalu menempelkan tissu itu ke hidungnya dan, "psssttt..." suara ingus yang di paksa keluar terdengar. Ternyata menangis bisa memproduksi ingus.

Kemudian ia membuang tissu itu pada kotak sampah terdekat. Lalu, kembali fokus pada tayangan di depannya. Kali ini cewek itu tersenyum kecil. Raut wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak lagi menampilkan ekspresi sendu, wajahnya menjadi cerah dengan bibirnya yang terus saja tersenyum seperti orang idiot.

"Dasar baperan," cibir seseorang yang baru saja datang. Ia duduk di sebelah cewek itu.

Cewek itu mendengus kemudian menolehkan wajahnya pada orang itu, "Biarin! Namanya juga cewek!"

"Tapi lo itu sangat berlebihan, Kak! Gak malu apa sama umur, ckck? Tiap hari nonton drama korea sambil nangis-nangis terus abis itu senyum-senyum kayak gitu, hih!"

Ya, cewek itu, tepatnya cewek yang memiliki nama lengkap Ify Saufika Umari emang hobi banget nonton drama korea. Dan kalo udah terhanyut dalam ceritanya Ify bisa mengkhayal menjadi tokoh utama cewek di film itu. Kalau tokoh utamanya sedih, Ify juga ikut sedih sambil nangis-nangis alay. Dan kalau si ceweknya lagi seneng, atau si cowoknya ngasih hal romantis buat si cewek, otomatis Ify akan senyum-senyum gak jelas kayak orang idiot. Kalo kata Difa mah --Adiknya Ify-- Ify itu orangnya baperan!

"Biarin! Terserah gue aja dong, suka-suka," sahutnya ketus dan seditik kemudian cewek itu menangis kembali. Ternyata, si cowok di film itu ketahuan selingkuh.

"Najis lo, Kak!" Difa berdigik sok-sok geli melihat tingkah kakaknya.

"Terserah apa kata lo, deh! Udah sana ganggu aja sih!" Ify mulai bete karena Difa berhasil menganggu acara nontonnya. Ia mengusir-ngusir Difa yang duduk di sebelahnya.

Tiba-tiba terdengar suara bell rumah,  menandakan ada orang yang akan bertamu ke rumahnya. Dua manusia itu saling bertatapan, kemudian Ify terlebih dahulu berbicara, "Lo bukain pintunya sana!"

"Lo aja sana!" Difa membantah.

"Ihhhh, lo!" Ify keras kepala banget, sama Difa juga. Mereka terus aja saling begitu sampai akhirnya Difa mengalah. Tidak tahan dengan suara melengking Ify yang bersikeras menyuruhnya untuk membuka pintu.

Cowok itu mendengus tapi kemudian beranjak juga, berjalan menuju pintu utama.

Dan, beberapa menit kemudian Difa kembali. Duduk di sebelah Ify lagi sambil melemparkan seringainya saat Ify menatapnya sebal.

"Lo tau gak siapa yang dateng?"

"Siapa emang?" Ify menyahut.

"Liat aja sana!" katanya membuat Ify semakin sebal.

Terdengar orang yang sedang berbincang-bincang di ruang tamu. Mereka tertawa di sela-sela perbincangan itu. Ify jadi penasaran, siapa sih yang dateng tadi? kenapa keliatannya mereka asik banget ngobrol sama Bunda?

Ify melirik Difa meminta informasi, tapi adiknya itu malah mengangkat alisnya sambil berkata, "Liat aja sendiri."

Ify bersedekap, mulai gemas dengan Difa. Apa susahnya sih tinggal bilang siapa yang dateng? Namun di saat yang bersamaan terdengar suara Bunda memanggilnya untuk ke ruang tamu. Mau tak mau Ify bangkit juga sekaligus penasaran siapa yang dateng pagi-pagi gini di hari minggu.

"Ify ke sini!" Bundanya seru pada Ify yang baru saja nongol. Masih dengan tampang gak enaknya Ify menurut dan duduk di sebelah bundanya.

"Ini Ify? Ya ampun sudah besar ya, makin cantik lagi!" Seorang wanita berseru hangat.

"Iya, Ify, ini Rina teman lama Mama, dan ini Rio anaknya," kata Bunda Ify memperkenalkan tamunya.

Ify menatap dua orang asing di depannya dengan bingung, apalagi seorang cowok di sebelah tante Rina yang tampangnya datar banget. Enggak ada sedikit ekspresi apapun di wajah gantengnya, eh? Iya Ify ngaku kalau cowok itu emang ganteng.

"Ify sekarang kelas berapa?" tanya tante Rina.

"Kelas dua SMA, Tante," jawab Ify dengan sedikit senyum aneh. Tante Rina ini kelihatan orangnya ramah banget.

"Wah, sama dong ya kayak Rio!" sahutnya senang sambil tersenyum.

Ify membalasnya dengan cengiran aneh, lalu ia melirik cowok di sebelah tante Rina. Air mukanya masih belum berubah, tetep aja lempeng. Ify jadi heran, itu manusia apa robot?

"Ify, mulai sekarang Rio akan tinggal di sini, karena tante Rina dan Om Erik mau dinas ke singapura, jadi Rio untuk sementara dititipkan di sini." Bundanya angkat suara.

Sedetik kemudian Ify membulatkan matanya, apa cowok robot itu akan tinggal di sini? Ify menatap Bundanya tak percaya. Kok bunda mau aja sih dititipin dia?

"Iya, Ify. Tante titip Rio di sini ya," kata tante Rina sambil tersenyum.

Sekali lagi Ify melirik Rio, tampangnya masih datar, tapi kemudian cowok mengangkat alisnya saat tatapannya bertemu dengan Ify. Cewek itu buru-buru mengalihkan pandangan, merasa malu ketahuan merhatiin Rio. Wajahnya mulai panas, Ify yakin kali ini pipinya pasti bersemu.

"Rio juga di sininya jangan ngerepotin Tante Sindy, kamu bantuin Tante Sindy jagain Ify juga," katanya dibarengi dengan senyuman jahil.

Ify melongo mendangar apa yang dikatakan Tante Rina barusan, Idih amit-amit dijagain robot kayak dia!

♡♡♡♡

New story yeayyyy!!
Semoga ada yang baca, wkwk

Reminds Me Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang