26

13.2K 725 111
                                    

Sudah dua minggu, hari-hari Kania
rasanya flat. Kayak ada yang hilang.

"Wayo lu!" Iqbaal mengangetkan Kania dengan menepuk pelan pipinya.

Dan satu informasi lagi, ia dan Iqbaal sudah resmi berbaikan.

"apasih,Baal. Ga lucu." Tepis Kania dengan males. "pms ya?" Tebak Iqbaal namun Kania menggeleng.

"terus?" Iqbaal menopang dagunya. Kania menggeleng, "gapapa, emang gue kenapa sih?"

Pletak! Iqbaal menyentil dahi Kania pelan.

"kok disentil?!" Protes Kania tak terima. "sakittt!"

"ya mana ada sih 'gapapa' tapi dua minggu belakangan ini raut mukanya datar mulu. Kenapa lo?"

"gapapa,Iqbaal." Ujar Kania berusaha meyakinkan Iqbaal, walaupun ia sendiri juga tak yakin 100% kalau ia itu 'gapapa'

"bohong ya? Biar gue tebak----emmmm... Calum!"

Mata Kania terbelalak kaget, "kok Calum?"

"loh? Kan gue nebak, kenapa bener ya?" Iqbaal menaik-turunkan alisnya dengan senyuman yang mengejek.

"gak---"

"gak salah lagi kan maksudnya?" Ucap Iqbaal mendahului Kania.

Kania memukul lengan Iqbaal, "gue belom selesai ngomong, bisa ga sih gausah dipotong?!"

Iqbaal terkekeh, "ya kan gue bener. Gausah dilanjutin gue tau jawabannya, kita kan punya telepati."

"jijik!" Kania mengibas-kibaskan tangannya sambil memasang raut jijik.

"lo suka ya sama Calum,Kan?" Tanya Iqbaal tiba-tiba.

"hah?"

"lo suka kan sama Calum? Bukan suka deng, cinta." Ulang Iqbaal.

Kania terdiam, "kok nanya nya gitu sih?"

"ya-ya kan cuman mau nanya." Jawab Iqbaal tergagap. Raut wajah Kania mendadak menjadi lesu, "gue gatau, Baal." Lirihnya.

"kenapa ga tau?" Tanya Iqbaal penasaran. "ya gatau, apa ya. Gue tuh jahat, gue udah nyakitin dia. Gue ga peduli sama perasaan dia." Jelas Kania

Iqbaal mengangkat alisnya sebelah, "kok gitu?"

"ya gue ngerasanya gitu."

"ga ah, dia pasti ngerti kok. Pasti lo punya alasan kan buat ngelakuin itu semua?" Tanya Iqbaal

Kania mengangguk, "terus sekarang lo gimana?" Tanya Iqbaal.

"gue mau belajar ngehargai perasaan dia." Jawab Kania mantap.

Raut Iqbaal yang tadinya biasa aja,kini semakin biasa saja namun ia merubahnya dengan senyum.

"nanti jalan, kuy? Gue yang traktir." Ajak Iqbaal sekaligus mengganti topik. "siapa aja?" Tanya Kania.

"emmm---ya lo sama gue." Jawab Iqbaal ragu. Kania berpikir sejenak, "boleh deh. Tapi nanti gue ke perpus bentar ya, mau balikin buku."

"oke, gue tunggu di parkiran aja ya?" Usul Iqbaal. "sip." Jawab Kania.

"yaudah, gue keluar ya." Iqbaal pamit lalu meninggalkan Kania.

****

Iqbaal's pov

katakanlah gue bodoh, ya gue bodoh. Dulu gue nyia-nyiain Kania. Sekarang saat gue udah ga ada halangan lagi, dan lagi berusaha ngedapetin dia eh dia nya udah keburu move on.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 29, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DARE ✖ idrWhere stories live. Discover now