9. Welcome to my life, Prill.

20.5K 1.7K 52
                                    

Cie gak mau vote, diem-diem baca. Hehe 😅

CHAPTER INI DI PRIVASY YEEE:-)
-------------------------------
"Terus?"

"Gue mantan istrinya Ali," Lanjut Shila. Prilly mengeryit, bukannya Ali masih menikah? Atau? Apa ini? Tanya Prilly membatin.

"Kenapa gak kasih kesempatan buat Ali, Prill?" Tanya Dino memandangi Prilly dengan serius.

Prilly menunduk, dalam hatinya kini luka itu robek lagi. Puingan kesabaran dan ketegarannya runtuh. Bagaimana mungkin memberi kesempatan pada laki-laki yang sudah beristri? Mustail sekali.

Tapi tadi, mantan?

"Gue gak mau jadi perusak rumah tangga orang," jawab Prilly lalu mendongak. Jauh didalam iris mata Prilly, baik Dino maupun Shila sama-sama melihat ada sepenggal cinta dan sepenggal sakit hati yang mendalam.

"Ali duda Prill," jawab Shila yang tak sadar berucap tegas. Dalam pengertian Prilly yang menyebut Ali masih berkeluarga membuat Shila tidak nyaman. Bukan karena apa, hanya saja dalam pengertian itu sama saja yang dimaksud keluarga itu dirinya dan Ali bukan? Sedang disampingnya kini sudah ada sosok nyata calon suaminya.

"Oke gini, lo liat Kenids 'kan? Semua orang tau-nya dia anak Ali,"

Prilly menghela nafasnya. Anak yang lucu tadi anak Ali rupanya. Begitu sakit menyalami kenyataan pikirnya. Dan Dino juga menghela nafas, ini kenyataan publik yang bohong, menurutnya.

"Padahal, kenyataannya itu dia anak gue sama Shila, gue yang nanam benih di tubuh Shila. Percaya sama gue, Ali cinta sama lo. Ali rela ngerawat Kenids walau ia tahu Kenids bukan darah-dagingnya. Lo sama Kenids sama berartinya dalam hidup Ali, Prill. Jangan sebut Ali pengecut, karena apa? Dia sadar diri buat deketin lo lagi, dulu- disampingnya masih ada Shila sebagi istrinya. Gue rasa Ali gitu karena gak mau terlihat brengsek untuk kesekian kalinya dimata lo.

Beri dia kesempatan lah Prill, gue yakin Ali masih cinta banget sama lo... Kalo lo pikir selama 6 tahun ini lo doang yang berharap dia balik, lo salah. Tiap hari gue denger dia curhatin lo terus, beda saat gue ungkit Shila. Lo tahu dia bahkan rela pulang lebih awal dari Jepang pas tau lo di Jakarta." Jelas Dino panjang lebar. Prilly menunduk, merespon dalam-dalam perkataan Dino tadi. Senang, sedih, semuanya jadi satu.

"Bahkan, foto lo sama dia bahkan di pajang di meja kerjanya. Sedang gue? Gue istri-nya tapi gak dapat perhatian dari dia. Dulu, dia emang sempat larang gue -secara gak langsung gue sadar dia imam gue berhak ngatur gue tapi gue, gue itu pelacur yang udah gak bisa lari dari kenyataan. Gue pecandu ONS, dan disana gue harap semuanya biar gue yang nanggung dosa, bukan Ali- suami gue.

Lo berhak penuh sama Ali. Maafin Ali, gue tau lo pun tau kalo ini gak sepenuhnya bahkan gak pernah diinginkan oleh Ali. Gue rasa lo cewek yang pinter Prill. Gunain kesempatan ke-2 kalian masing-masing buat saling intropeksi diri. Anggap 6 tahun lalu itu seb---"

"Gue mau Ali yang jelasin semua, gue mau denger dari Ali. Bisa?" Potong Prilly. Shila dan Dino saling berpandangan lalu menatap Prilly sedikit lega.

Dibalik situ, ada sepercah kesempatan yang Dino lihat untuk sahabatnya. Dan dibalik sana, Shila yakin ada seseorang yang tepat untuk Ali- si mantan suami.

"Besok pagi kita bedua pergi entah kapan kembali, gue harap lo sama Ali bisa jagain Kenids. Gue percaya lo bisa jaga anak gue. Kelak, kalau kami bisa buat jelasin sama Kenids, kami bakal balik." Jelas Dino kembali.

Prilly mendongak, untuk yang kali ini dirinya tidak tahu menahu soal Kenids. Prilly hanya bisa menatap bingung kearah keduanya.

Dino dan Shila bangkit diikuti dengan Prilly. Rupanya mereka mau pamit pulang, terakhir Dino berpesan agar Prilly lebih menimbang-nimbangkan kesempatannya lagi. Prilly menangguk samar, setelah itu Kenids dan dua orang tamunya beranjak untuk pulang.

Call Me MommyWhere stories live. Discover now