Love Monkey ~31

1.5K 133 6
                                    

Aku sudah berganti baju sekarang. Kulihat Ragil sesekali mencuri pandang ke arahku yang sedang ganti baju. Wajah putihnya tampak memerah. Dan aku senang sekali melihatnya.

"Gil...sletingnya macet..bantuin dong.." kataku manja.

Dia kembali melotot ke arahku.

"Iihh..susah.." kataku lagi.

Dia lantas berjalan kearahku. Lalu dengan ragu berjongkok didepanku. Dia sesekali mendongak ke arahku dan wajahnya semakin memerah. Dia lalu memegang resletingku dan entah sengaja atau tidak, dia menyenggol dedeku.

"Tuh kan..nakal.." kataku.

"Iihhh..gak sengaja kok.."

"Ah..tuh kan...jadi we dedenya bangun.." kataku lagi.

Dia tampak kikuk karena melihat dedeku mulai menggeliat. Dia semakin salah tingkah.

"Ayo, lanjutin..."

"Hmm..hmm.." dia tampak ragu.

Dia lalu mengambil resleting itu dan celanaku semakin menggembung. Wajahnya semakin memerah.

"Mau lihat?" tanyaku nakal.

Dia hanya diam.

"Buka aja..." kataku pelan.

Dia dengan ragu membukanya dan dia membelalak ketika dedeku mencuat. Dia gelagapan dan dengan tangan gemetar memegang dedeku. Aku mulai was was. Aku tak menduga ternyata sudah sejauh ini. Aku mulai mendesah ketika dia mulai memaju-mundurkan tangannya. Badanku mulai memanas dan tanganku bergetar, aku mulai merasakan hangat dan basah. Ada rasa geli dan..entahlah.

"Aa.." aku mendengar Mamahnya Ragil memanggil dari bawah.

Aku tersentak. Dan dia gelagapan. Dia lalu berdiri dan tampak salah tingkah. Aku segera merapikan diri. aku lantas duduk dengan perasaan was was. Kami berdua tampak kikuk.

"Ya Mah..bentar.. Aa masih ganti baju.." katanya berbohong.

Kami berdua saling diam. Aku memandangnya sebentar dan dia terlihat salah tingkah waktu memandangku.

"Hey, ayo turun ke bawah. Udah ditungguin." Kataku mencoba bersikap biasa.

Dia masih diam tak beranjak.

"Kok diem aja? jangan-jangan cenggur ya, hahaha. Ntar masih ada kan malem.."

"Apaan sih.." jawabnya malu-malu.

Aku hanya cengengesan. Lalu kuraih tangnnya dan dia pun berdiri. Kami berdua lantas segera turun ke bawah dan Ragil tampak kaget karena melihat Bayu sedang duduk di sofa sambil memegang remot dengan wajah cemberut. Aku hanya diam saja tak menyapanya. Dan sekarang dia memandangku dengan pandangan aneh. Aku mengalihkan pandanganku menghindari tatapannya.

Lalu tiba-tiba telepon rumahnya berdering dan dengan isyarat mata Mamahnya Ragil menyuruh Bayu untuk mengangkatnya. Lalu dengan malas Bayu mengambil telepon itu.

"Halo. Iya Wa. Si mamahnya lagi di dapur. Kenapa? Tunggu bentar ya Wa. Mah, si Wa Ita minta accesoris sama pernak-perniknya dikirimin ke rumahnya." kata Bayu.

"Oh, mamah mau ke butik sekarang Teh. Ada customer yang mau order barang lumayan banyak. Item-nya juga variatif teh. Teteh aja atuh yang anterin ke rumahnya Wa Ita ya, sekalian silaturahmi. Pan udah lama gak kesana." Kata mamahnya sambil cuci tangan.

Bayu hanya merengut.

"Males ah mah... Teteh lagi capek."

Lalu mamahnya berjalan menghampiri Bayu dan mengambil telponnya.

"Halo Ceu, iya. Ntar Ragil kesitu. Apa? Heeh. Yaudah Ceu nya. Assalamu'alaikum."

Klik.

Hah, Ragil yang kesitu?

"A, Aa anterin barang ke rumah Wa Ita ya. Sekalian ajakin Boby jalan-jalan."kata mamahnya dan Ragil hanya mengangguk.

Kulihat Bayu tampak kaget dan merengut lalu mendengus-dengus sambilmemindah-mindahkan channel tipi. Lalu dia meletakannya.

"Teteh ikut ke rumah Wa Ita ya?" katanya dengan pandangan merajuk.

Love MonkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang