Love Monkey ~23

1.7K 132 2
                                    

Boby Pov

Kostanku yang penuh dengan cerita serem jadi topik yang gak pernah habis di bicarain di kelas. Bukan karena aku atau Didit yang menggembar-gemborkan. Tapi tiap ada teman yang main dan nginep, pasti akan mengalami kejadian aneh. Terutama tiap malam Selasa.

Suara ribut dari kamar sebelah yang kosong, kelebatan putih, suara-suara aneh, wangi melati (padahal aku dan Ragil paling anti parfum melati) gorden atau pintu yang terbuka atau tertutup sendiri, lampu yang nyala-mati sendiri dan masih banyak lagi. Fyuh, gak ada habisnya.

Tapi seiring berjalannya waktu, aku, lebih tepatnya teman-teman yang lain merasa ada yang kurang kalau sehari saja tidak mendengar atau melihat hal-hal yang aneh. Memang, hal yang bahkan tidak ditunggu-tunggu, tapi rutin sekali kita saksikan, dan sehari saja tidak terllihat, kita akan merasakan sesuatu yang kurang. Ya...seperti merindukannya lah.

Dan salah satu kegiatan favorit siswa kelas kami yang suka main ke kamar kost no.5 adalah...babakaran. Kenapa? Karena hanya dengan uang dua ribu rupiah, kita bisa makan ayam bakar, minumnya coca cola, dan disuguhi oleh film bokep di tv hitam putih ukuran 7 inch. Cukup tragis, lebih tepatnya dramatis, tapi sangat eksotis.

Bayangkan, sekitar tujuh orang atau lebih berjejal dan dan saling berebut tempat paling dekat ke layar tipi hitam putih ukuran tujuh inch untuk menyaksikan gadis berambut pirang meraung-raung, atau gadis oriental yang menjerit-jerit.

Dan demi keberhasilan acara babakaran ini, beberapa orang mendapat tugas masing-masing. Ada yang bertugas sebagai fasilitator dengan job description mencari ayam, arang dan bumbu. Ada yang mengemban tugas mulia untuk membakar, ada tugas suci untuk menggeber hihid (anyaman bambu untuk mengipasi), juga tugas mengurusi nasi dan alasnya dari kertas nasi yang disambung dengan straples dan dua tugas paling penting, yaitu donatur utama dan pencari kaset bokep, hehe.

Sebagai pencari ayam biasanya aku, karena aku sudah terbiasa dengan pasar. Membakar juga aku, menanak nasi juga aku, yang menggeber hihid itu si Jamal, donatur utama si didit merangkap sebagai pencari kaset bokep. Yang lain mah tinggal nunggu hasilnya mateng sambil maen kartu atau buka-buka lembaran Exo. Dasar generasi pemuda yang malas.

****

Setelah dengan sengit berdebat dengan tukang daging, aku menggondol dua kilo ayam. Dan kebetulan malam ini, kami kedatangan tamu spesial. Namanya si geulis. Kenapa dipanggil si geulis? Karena mukanya boleh dibilang cantik untuk ukuran lelaki, sangat cantik malah.

Kami membayangkan dia pake kerudung, dan wah...sumpah, cantik pisan lah. Bibirnya merah merona, hidungnya bangir, kulitnya hitam manis, Dan pantatnya itu loh, ckckck, terangkat ke atas dan Bodinya mulus tanpa bulu. Artinya dia tidak berkumis apalagi janggut. Kalo jembut sih gak tau, hehe.

Dia anak juragan tanah di kampungnya yang ada di pedalaman. Karena bahasanya yang unik, dia sering diledek sama kami semua. Salah satunya, kalo ada huruf –nd- atau –mb- di tengah-tengah kata, hurup –d- gak dilafalkan. Contoh, Bandung, di lafalkan, Banung. Munding (kerbau) jadi muning, embe jadi eme, embung jadi emung. Serta intonasinya yang unik.

Misal, "urang mah da teu kitu" (gua gak gitu kok), intonasinya jadi "uraaaang mah da tkiiiituuu". Hahaha.

Entahlah, apa karena dia memang anak juragan, atau dasar bocahnya aja yang pemalas, yang pasti dia angkat tangan kalau disuruh apapun. Pernah waktu dia main ke kost no. 5 (kami sekelas nyebut kostku dan Didit itu dengan sebutan kost no.5) dan katanya perutnya lapar. Kebetulan simbok lagi ada acara keluarga, jadi gak jualan mie yayam. Mau keluar hari sedang panas-panasnya.

Karena stok mie-ku masih ada ku tawarin aja bikin mie goreng. Awalnya dia ragu dan malah menyuruhku buat masakin. Karena aku sedang asik dengan exo edisi terbaru aku gak mau, udah dikasih mie mentahnya, nyuruh bikin lagi. Tamu is a king sih is a king, tapi ini sih masalah birahi, masalah penting.

Love MonkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang