"Aku ingin Hweji terlibat menangani proyek baru."
Ryeowook terhenyak, gerakannya memutar gelas wine berhenti. Melihat respons Ryeowook, Hyukjae di seberangnya menaikkan satu alis bingung. "Hweji, siapa Hweji?" tanyanya penasaran.
"Kau mengacau di kantorku, Kyu," balas Ryeowook meletakkan gelas wine-nya dan menyandarkan punggungnya di sofa. "Hweji, gadis yang kita temui di Bar minggu lalu, dia adalah stafku," tambahnya menjawab kebingungan Hyukjae.
"Wah..." respons Hyukjae terkejut sekaligus merasa ganjil.
"Aku tunggu kabar promosinya segera," ujar Kyuhyun tenang, tapi tak terbantahkan.
"Sial. Semudah itukah dia membuat keputusan?" gumam Hyukjae tak habis pikir.
Ryeowook menatap punggung lebar Kyuhyun yang berdiri angkuh memandang kota Seoul. "Tidak ada posisi yang cukup masuk akal untuk bisa diterima banyak orang."
"Ada." Kyuhyun menoleh menatap Ryeowook tajam. "Selalu ada tempat untuk lulusan Universitas unggul dan penerima predikat terbaik."
Ryeowook tersenyum penuh arti. "Kau sudah mencari tahu sejauh itu?"
Bukankah ini menarik? Seorang Cho Kyuhyun memaksakan kehendaknya untuk seorang gadis? pikir Ryeowook.
Kyuhyun mengambil duduk di sebelah Hyukjae. Ia menuangkan cairan berwarna ruby ke dalam gelas. "Lakukan selogis mungkin."
"Dia pasti menolakmu," tebak Ryeowook sambil melirik Hyukjae dengan sebelah alis terangkat.
Hyukjae mengulum senyum. Ia tidak percaya Kyuhyun mendapat penolakan. "Pasti sangat frustasi," gumamnya pelan.
Kyuhyun memandang gelas wine-nya yang ia putar, menguarkan aroma blackcurrant dan tumbuhan cedar. "Dia akan menerimaku."
"Kau sangat percaya diri," balas Ryeowook. "Kau tidak akan melakukan ini semua jika mendapatkannya dengan mudah."
Sebuah tarikan tipis tersemat di bibir Kyuhyun membentuk seringai, membuat senyum Ryeowook dan Hyukjae perlahan memudar. "Kau tahu kenapa belum pernah ada yang menolakku?"
Ryeowook dan Hyukjae bungkam. Sebagai sahabat yang telah mengenal Kyuhyun lama, senyum dan tawa adalah hal yang langka dan tidak pernah muncul tanpa makna.
"Mereka mendapat kutukan Cho," ujar Kyuhyun dengan jeda. "Semakin intens bersentuhan, pertahanan sekokoh apapun akan runtuh."
Ryeowook berdeham. "Aku tidak bisa meremehkan otak manipulatifmu."
Meskipun Ryeowook merasa bersalah untuk Hweji, tapi ia tidak pernah melihat Kyuhyun terobsesi dengan seorang gadis. Sebuah hal baru yang bisa menjadi sangat baik atau berbalik menjadi sangat buruk, pikir Ryeowook. Tapi, optimismenya membuat ia bersemangat tentang bagaimana segalanya berjalan dan akan berakhir.
Kyuhyun melemparkan sebuah kartu berwarna hitam dengan desain eksklusif ke depan Ryeowook. Hyukjae melihatnya karena penasaran.
"The Hills," baca Hyukjae pada tulisan di tengah kartu. "Sungguh? Kau memberikannya unit apartemen?"
Ryeowook tersenyum mengambil kartu di depannya. "Kau tahu kau sedang melakukan suap, Kyu?"
"Tidak. Aku hanya ingin bertanya satu hal."
Ryeowook dan Hyukjae melirik penuh minat.
"Apa itu membuatmu bahagia?" tanya Kyuhyun menunjuk kartu yang ia berikan. Rautnya tampak acuh tak acuh.
Sontak Ryeowook dan Hyukjae tertawa mendengar pertanyaan konyol Kyuhyun. Hyukjae bahkan sampai berbaring di sofa memegang perutnya yang geli.
"Siapa yang tidak bahagia menerima unit apartemen termewah di Seoul secara gratis?" timpal Hyukjae mendapat anggukan dari Ryeowook.
YOU ARE READING
My Opiate [REVISI]
Fanfiction21+ Only! Semua orang berpikir Cho Kyuhyun akan melajang seumur hidup dan terus gila kerja. Lihat, sentuhan ringan seorang gadis yang tengah dikerjai mampu menjungkirbalikkan hidupnya. Cho Kyuhyun, CEO paling berpengaruh di negerinya menggunakan seg...
![My Opiate [REVISI]](https://img.wattpad.com/cover/51251555-64-k322090.jpg)