Part 3 - Trap Creation

26.1K 1.2K 47
                                        

"Sialan kau, Kyu," maki Ryeowook saat hanya ada mereka berdua di ruangannya. "Apa yang kau lakukan pada stafku, huh?" tanya Ryeowook tak habis pikir.

Ryeowook tak berkedip melihat adegan mencengangkan di CCTV lift beberapa saat lalu. Ia sampai mengusir sekretarisnya keluar dari ruangan agar tidak menyaksikan kegilaan yang dilakukan Kyuhyun.

"Aku curiga, apa kau temanku?" balas Kyuhyun menoleh tajam.

Ryeowook berdecak. Ia berdiri mengenakan jasnya. "Kau―memang berencana buat skandal ya?" Ryeowook menatap punggung lebar Kyuhyun yang berdiri angkuh memandang kota Seoul. "Kau melakukannya bukan di klub, Kyu. Kau melakukannya di lift, di kantorku."

Kyuhyun mendecih. "Kau konglomerat. Berapa banyak orang yang diizinkan naik ke lantai direksi? Lagipula hanya kau yang bisa melihat CCTV lift itu."

"Terserah, yang jelas itu bukan khasmu. Dia staf biasa, bukan wanita dari kalangan atas yang biasa kau bawa setiap malam," sahut Ryeowook malas.

Kyuhyun memutar tubuhnya menatap Ryeowook. "Bukankah itu bagus? Kau terdengar sangat tidak mau aku mengusiknya."

"Tentu, aku mengenalnya. Dia gadis baik, dia sahabat Yura," ujar Ryeowook serius.

"Aku tidak akan menyakitinya," pungkas Kyuhyun mengakhiri percakapan.

Kyuhyun berjalan ke luar ruangan sambil termenung, apa aku baru saja berjanji?

***

Kepulan asap dari kopi panas menguarkan aroma berkualitas tinggi di sebuah kafe Italia yang letaknya tersembunyi. Tempatnya tidak terlalu besar, tapi mengadopsi konsep bangunan Eropa yang membuatnya nyaman untuk bersantai selepas kerja.

"Kyu, kalau ada sekolah anak durhaka, kau pasti sudah dapat predikat terbaik."

Mendengar itu Kyuhyun melirik Patek Philippe miliknya yang tak pernah dipajang di toko, sebuah arloji kelas atas yang dibuat secara pribadi dan hanya dimiliki kolektor bergengsi.

"Sudah 6 bulan kau tidak pulang ke rumah, panggilan Ayah dan Ibu saja kau reject. Kau memang ajaib, Cho Kyuhyun," kata seorang gadis berambut cokelat yang sejak tadi mengoceh tanpa jeda.

"Sudah 60 menit kau berbicara sendiri. Kau pasti kesepian, Cho Ahra," sarkas Kyuhyun membalas kakaknya yang masih melajang di usia matang.

Ahra menyipit tajam. "Kau tidak lihat ada kopi panas di depanku?"

Kyuhyun masih tenang dengan wajahnya yang dingin. Ia sudah terbiasa dengan pertengkaran sengit dengan kakaknya, waktu serumah bahkan hampir terjadi setiap hari.

"Kau pasti sibuk bergonta-ganti wanita setiap malam sampai tidak sempat pulang ke rumah. Benar, kan?" selidik Ahra dengan satu alis terangkat.

Kyuhyun mendesah malas sambil mengalihkan pandangan ke luar. "Kalau kau masih membahas kehidupan pribadiku, pertemuan kita sampai di sini."

Ahra menghela napas panjang, menatap adiknya yang dingin dengan sorot iba. Sebenarnya dia yang kesepianmemikul tanggung jawab besar sejak muda sendirian, batinnya.

"Kalau begitu temui Ayah dan Ibu. Jangan menjadi pengecut yang melarikan diri hanya karena didesak untuk cepat-cepat menikah," cibir Ahra.

Kyuhyun menatap Ahra lekat-lekat. Tatapan mematikan yang biasa membuat siapapun bungkam dan menciut takut. Kecuali Ahra, satu-satunya gadis yang tidak terpengaruh.

"Sesekali kau perlu baca majalah bisnis, Cho Ahra, wajahku selalu terpampang di antara Top Billionaires by Forbes setiap tahun. Jadi, kau bisa bayangkan betapa sibuknya aku," jelas Kyuhyun berhasil membungkam mulut tajam Ahra.

My Opiate [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang