24. h-1

4.4K 890 74
                                    

Aelita memandang Calum yang sedang tertidur pulas di hadapannya. Untuk yang ketiga kalinya, Calum lagi-lagi menginap di apartemen Aelita. Setelah pagi tadi mereka mengucapkan janji suci pernikahan, Calum meminta Aelita untuk bertingkah laku seperti sepasang kekasih sungguhan, tidak seperti klien dengan klien.

Aelita menuruti keinginan Calum karena memang waktu mereka tinggal sehari lagi. Gadis itu memandang mata Calum yang sedang terpejam dan merapikan rambut pria itu dengan hati-hati. "I'm so in love with you, Cal." Aelita berujar. "like everytime i see you or hear your voice, i still get butterflies in my stomach."

Aelita mengangkat lengan Calum yang sedang memeluk guling dan berguling masuk ke dalam pelukan pria itu, menggantikan guling. "You have no idea how much i want your arms wrap around me every night, Cal." Aelita kembali berujar.

"And i have no idea why am i still hoping when 'us' will always be impossible to be real."

karena Calum adalah ketidakmungkinan yang selalu Aelita semogakan.

***

"Morning," ujar Calum dengan suara serak baru bangun tidurnya. Aelita menggeliat kecil dan mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan sebelum menjawab.

"Morning tho."

Calum mendekatkan wajahnya ke Aelita dan meraih bibir gadis itu dengan sangat lembut sebelum berujar pelan, "yang jadi suami lo nanti must be a luckiest person ever because you have a really great lips to kiss."

Aelita merasakan sesuatu meremat jantungnya dengan kencang kala melihat Calum membuang muka. Ia tidak tahu harus senang karena pujian itu atau harus sedih karena kalimat yang dimaksud Calum adalah; kita sebentar lagi udahan.

"This is the last day! Kita harus gunain waktu ini sebaik-baiknya, Ta!" seru Calum. "gue sih pengen seharian ini di rumah aja."

"Yaudah deh, gue mah terserah lo aja." Aelita menempatkan wajahnya di leher Calum. Nyaman.

"Aduh, Ta." Calum berujar risih. Membuat Aelita menjauhkan kepalanya dari leher Calum. "eh, eh bukan gitu. Bukan gue gamau dipeluk tapi.. you look so cuddly aargh!"

Melihat Calum yang gugup dihadapannya membuat Aelita tertawa. "Just hug me then," ujar Aelita.

"May i?" tanya Calum.

"Ye, sok lo. Udah nyosor, meluk aja pake izin segala."

Dan, Calum memeluk Aelita dengan erat. Memeluk dengan erat disini benar-benar erat, dengan kekuatan penuh.

"enggh- Calumh, lepash anjing! gueh belomh ketemuhh samah zahhyn!" Aelita memukul-mukul punggung Calum dengan tenaga yang tersisa.

Calum melepaskan pelukan Aelita lalu cengengesan. "Jangan pernah lupain gue ya."

jangan dianggep sebagai desahan
piktor u

gue baru ngetik ini bbrp menit yg lalu jadi maap kalo antjur

urgent date//calum.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang