AIR*19 (Back to the Semarang)

679 71 2
                                    

Kurang lebih satu bulan menempuh perjalanan laut untuk mengantarkan container ke tempat-tempat yang sudah di rencanakan, kini kapal tempat Prilly bekerja menjalani docking di pelabuhan Semarang. Semua persyaratan dan perizinan sudah Prilly penuhi dan tinggal waktunya Prilly untuk mengikuti diklat di PIP Semarang.

"Kamu yakin mau ngekos di sini?" ujar Ali membantu Prilly memasukkan koper ke dalam kamar barunya.

"Iya aku yakin," sahut Prilly masuk ke dalam kamar kos dan menyapu pandangannya melihat-lihat ruangan tersebut.

"Sepertinya panas," seru Ali membuka jendela kamar.

"Iya, nanti kita cari kipas angin," ujar Prilly mengambil sapu yang ada di pojok ruangan.

"Okey, kita bersihin dulu kamar ini," kata Ali bersemangat.

Prilly tersenyum melihat Ali melepas jaketnya lalu mulai membantunya membersihkan kamar. Prilly dan Ali tahu bahwa Tuhan itu cuma satu, namun merekalah yang memiliki perbedaan. Jika sebuah naluri ingin saling memiliki tertanam erat di jantung hati, insan mana pun tak dapat menghalangi niat tulus dan suci . Terikat dengan janji setia dan doa tulus, dua perbedaan akan menjadi satu yang abadi.

"Kamu bersihin kamar mandinya, aku bersihin sini," seru Prilly menunjuk ke arah kamar mandi.

"Iya ... ya." Ali masuk ke dalam kamar mandi lalu mencari-cari alat yang dapat dia gunakan untuk membersihkan tempat itu, namun yang dicari tak terlihat.

"Kamu cari apa sih? Clingak-clingung," tegur Prilly menghampiri Ali berdiri di ambang pintu kamar mandi.

"Kamu ke mini market sana! Beli perlengkapan buat kamu mandi nanti dan sekalian beli sikat lantai biar aku bisa bersihin ini," titah Ali sambil mengeluarkan uang seratus ribuan untuk Prilly.

"Nggak usah, masa dari dulu setiap kita bareng yang ngeluarin duit selalu kamu," tolak Prilly lembut sambil menepis tangan Ali halus.

"Iya deh yang udah punya penghasilan sendiri," ujar Ali lalu terkekeh.

"Kamu butuh apa, biar aku beliin sekalian," tanya Prilly menoleh kepada Ali bersiap untuk ke luar berbelanja.

"Minuman dingin aja, sama beliin aku rokok," jawab Ali membuat Prilly menatapnya tajam.

"Sejak kapan kamu rokok?" tanya Prilly heran dan sedikit terkejut.

"Udah lama rokoknya, dari dulu masih kuliah. Cuma jarang-jarang sih kalau lagi pas ngumpul sama temen-temen doang," jelas Ali.

Prilly hanya mengedikkan bahunya lalu ke luar meninggalkan Ali sendiri yang membersihkan kamar kosnya. Prilly berjalan tak jauh dari tempat kosnya ada sebuah mini market, dia membeli apa yang ia butuhkan dan titipan Ali. Setelah mendapatkan semuanya Prilly kembali ke kos melihat Ali sedang berbincang dengan seseorang di depan kamar kos. Prilly mendekati Ali dan orang tersebut.

"Li," panggil Prilly lirih lalu berdiri di dekat Ali.

"Eh, udah belanjanya?" ujar Ali merengkuh pinggang Prilly posesif.

"Oh, istrinya ya Mas?" tanya wanita yang tadi mengobrol dengan Ali.

Ali dan Prilly saling pandang dan bingung untuk menjawab. Ali berdehem lalu tersenyum kepada wanita tadi.

"Iya, dia istri saya," jawab Ali membuat Prilly menatapnya tajam.

"Masih muda ya kalian, tapi udah berani berumah tangga. Nggak papa sih kalau udah siap lahir batin," tukas wanita tersebut terlihat ramah.

Prilly menatap satu titik fokus pada tubuh wanita tersebut. Perutnya yang buncit membuat kepalanya dipenuhi dengan banyak pertanyaan.

"Kamarku tepat di sebelah kamu, kalau kamu butuh bantuan atau butuh temen aku selalu ada." Wanita itu berniat melangkah masuk ke kamarnya namun dia urungkan.

AIR (Ketika dua air yang berbeda arti disatukan atas nama cinta) KOMPLITWhere stories live. Discover now