AIR*5

6.9K 754 72
                                    

"Hey Oncom," panggil Prilly untuk pertama kalinya kepada orang itu.

Ali yang memang sudah terbiasa dengan panggilan itu lalu menoleh. Tanpa bersuara dan dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Makasih. Besok aku bayar hutangnya," kata Prilly merasa tak enak hati.

Tanpa membalas perkataan Prilly, Ali masuk begitu saja ke dalam gerbang. Membuat Prilly mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Hidih ... berasa ngomong sama patung. Emaknya dulu ngidam pengen nelen patung kali ya?" gerutu Prilly sendiri setelah Ali masuk ke dalam gerbang yang bersebelahan tepat dengan gerbang kosnya.

Prilly masuk ke dalam kos, sampai di depan kamar dia menoleh ke arah seberang kosnya. Dia melihat Ali dan teman-temannya sedang asyik memakan nasi gorengnya dan bercanda di depan kamar. Sekilas Ali melihat Prilly lalu kembali bercanda dengan teman-temannya lagi.

"Pril, lama banget," omel Cindai dari ambang pintu kamar Prilly.

"Kamu ambil sendok sama piring sana!" titah Prilly lalu Cindai berjalan ke dapur.

Prilly masuk ke dalam kamar dan membiarkan pintunya terbuka lebar. Prilly menggeser peta yang tergelar di lantai berteman berbagai alat di atasnya. Dia sedikit membereskan tempat agar nanti saat makan pekerjaannya tak kotor karena noda dari mi.

"Nih." Cindai duduk di depan Prilly dan memberikan piring sekaligus sendok garpu padanya.

"Makasih," ucap Prilly menerima piring dari Cindai.

Mereka membuka bagiannya masing-masing dan menyantap mi ditengah malam.

"Cin, kamu nggak keselek-kan makannya?" tanya Prilly disela makan mereka.

"Nggak. emang kenapa?"

"Ini mi-nya yang ngutang." Prilly berkata santai membuat Cindai menatapnya penuh tanya.

"Sejak kapan kamu punya hobby baru, Pril?"

"Sejak malam ini, gara-gara Pak No nggak punya kembalian."

"Kamu ngutang sama Pak No?"

"Bukan."

"Lah! Terus kalau bukan ngutang sama Pak No, terus ...." Cindai menggantungkan pembicaraannya

"Ngutang sama si Oncom," sahut Prilly cepat lalu memasukan mi ke dalam mulutnya.

"Hah?! Kamu sejak kapan kenal sama Oncom?" tanya Cindai kaget.

"Aku nggak pernah kenal. Cuma tadi dia tiba-tiba bayarin. Pas aku panggil dia, cuma mau ngucapin makasih eh ... dianya langsung masuk nggak ngomong apa-apa," cerita Prilly sebal.

"Kamu belum mengenal dia aja Pril, kalau udah kenal orangnya baik dan enak kok diajak ngobrol."

Prilly tak menghiraukan Cindai, dia lebih fokus menyantap mi gorengnya dan memikirkan sesuatu yang membuat beban pikirannya.

***

Jam menunjukan pukul 06.40 WIB. Itu artinya 5 menit lagi Prilly harus segera sampai di kampus, karena apel staf batalyon biasanya di mulai pukul 06.45 menit. Dan tepat pukul 07.00 baru akan diadakan apel para taruna. Jika Prilly sampai telat, bisa-bisa nanti para staf yang lain juga ikut di hukum korsa oleh pembina batalyon. Jiwa korsa memang di terapkan pada taruna sejak awal masuk kuliah. Karena itu melatih mereka agar memiliki rasa inisiatif, tanggung jawab, loyalitas, dan dedikasi untuk suatu hal yang mulia, seperti halnya dalam mempertahankan negara, prinsip yang benar, mau pun hal-hal lain yang bersifat kebajikan dengan tetap mengedepankan kewajaran. Serta tidak menjurus ke chauvinisme atau fanatisme berlebihan terhadap sesuatu sehingga dapat membedakan hal baik-buruk.

AIR (Ketika dua air yang berbeda arti disatukan atas nama cinta) KOMPLITTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon