It's not game over Namjoon

2.1K 261 8
                                    

-are you sure you're nerd-

Jimin hampir kaget karena mendengar suara mobil yang mengklaksoni dirinya bertubi-tubi .

Sebuah mobil elegan berhenti di sampingnya. Jimin sungguh lelah untuk mencerahmahi mobil yang mengklaksoninya bertubi-tubi.

Jimin hanya menoleh dan menghembuskan nafas gusar
"Selamat pagi Jiminie" sapa seseorang berambut orange terang itu dengan baju santainya.

"Mau apa kau?"

"Masuk lah, Aku tau kau lelah"

Jimin yang mendengar hanya tersenyum kecut dan memilih masuk disebalah hyungnya tersebut.

Hening sampai Taehyung melihat lampu merah, Taehyung berupaya untuk melihat sekilas dongsaengnya yang tertidur itu, lalu tersenyum tulus dengan tulus.

"Kau yang terbaik Jiminie, terima kasih telah membantu ku selama ini" ucapnya sambil mengelus surai Jimin.

Dan langsung melajukan jalan kembali, ketika lampu merah tersebut berubah menjadi warna hijau.






"Jiminie,bangunlah! Kau sudah sampe"

"Eughh 5 menit lagi" ucapnya sambil memposisikan tidur yang lebih nyaman.

"Kau harus sekolah, siapa yang akan menjaga Hoseokku jika kau tertidur"
Mau tak mau Jimin akhirnya mengucek matanya, sambil beralih mengambil kacamatanya.

"Gomawo hyung" ucapnya sambil menguap.

Taehyung yang melihat hanya terkekeh, ia sungguh senang, hanya ia yang bisa melihat Jiminie begitu.

Karena apa? Ya Taehyung mengetahuhi bahwa Jiminie ini selalu bermuka datar.





"Jiminie!" Kata Tehyung

"Apa?"

"Kau tau kau ini sungguh manis walau berdandan seperti itu?"

Jimin yang melihat hanya memberikan jari tengahnya tanpa berucap apapun, karena dalam jarinya pun sudah sangat jelas , bahwa iya berucap 'kau akan mati Kim Taehyung jika berucap seperti itu' dan hanya dibalas kekehan oleh Taehyung dan pergi begitu saja meninggalkan Jimin.

Apapun yang dikatakan oleh Taehyung soal wajahnya, itu hanya bualan Taehyung untuk tetap membuatku betah bersamanya.







Dia melangkah kan kakinya menuju lokernya, berusaha tidak memperdulikan tatapan mereka, tapi yang ada Jimin semakin dilihat banyak orang.

Sampai suatu ketika ada seseorang yang sedang membicarakannya dan Jimin jelas mendengarnya dengan baik.

"Itu bukankah Park Jiminie, seorang nerd di sekolah kita?"

"Iya, siapalagi nerd disini selain dia"

"Ya ampun kasian sekali hidupnya"

"Aku mau lihat pertunjukan ini"

Jimin yang mendengar hanya bersikap cuek untuk tak memperdulikan apa yang dimaksud dengan jalan tersebut.






Tiba-tiba saja, saat ia ingin membuka lokernya dan memasukan pelajaran hari ini. Seseorang menegurnya.

"Hey Park Jimin"

Seseorang itu memegang bahu Jimin.ketika berbalik, Jimin melihat seseorang lelaki yang cukup tinggi,ia mengerut kan dahi sedikit 'bukankah ia Namjoon' pikirnya. Tapi ia segera menepis semua pemikiran yang aneh dengan salah satu berandal yang ada disekolah ini dan lebih memilih menujukan muka datarnya dibanding muka binggungnya.

"Apa yang kau inginkan?" jawab Jimin to the point.

Tiba-tiba saja cowo itu mendorong sampai menabrak dinding sekolah tersebut.

Jimin yang diperlakukan seperti itu hanya mencoba menahan amarahnya sekaligus kesakitan dibadannya.

Tidak pernah lupa untuk tidak menujukan ekspresi sama sekali, yang membuat Namjoon seketika bingung, 'apakah iya akan baik-baik'pikirnya dalam hati.
Hingga ia tersadar dengan seseorang yang berucap padanya.

"Kalo kau tak bisa lebih baik-"ujar seseorang itu terpotong akibat Namjoon langsung mengatakan dengan tegas

" aku bisa melakukannya"

Tiba-tiba Namjoon langsung memukul Jimin yang notaben seorang nerd , yang tak tahu apa kesalahannya,ia memukul pipi Jimin. Awalnya Jimin membiarrannya saja. Ia harus ingat tujuan awalnya kesini adalah menjaga Hoseok. Bukan untuk membantai orang yang menyakitinya.

Tetapi semakin lama pukulan Namjoon makin terasa sakit, dan tiba-tiba saja Namjoon ingin mengambil ember yang berisi air bekasan pel an sekolah, tentu jika mereka menganggap ini lucu. Maka lenyaplah kalian semua wahai keparat.

Jimin langsung menepisnya,menendang Namjoon, memukul Namjoon tanpa henti membiarkan lelaki itu tak mendapatkan celah untuk membalas.

Pada saat itupun anak-anak hanya diam membisu , melihat seorang nerd melakukan kata-kata di luar dugaan mereka.

"Jika kalian ingin mengerjaiku,kalian harus berfikir dulu. Kalian akan menjadi korban selanjutnya bila berani" ujar Jimin dingin dan meninggalkan lorong lokernya dengan muka gusar.

TBC

Thanks for reading don't forget to vote and comment.

Are you sure you're nerd Jimin [slow update] vminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang