1

58.6K 1.6K 82
                                    

Hai Refeno-Annika back! Maaf ya kalo part pertamanya gajelas, akupun gak pede sebenarnya nge post nya, tapi aku tetep nekat buat post hehe.

Warning! Harap Maklum kalo ada yang menemukan salah pengentikan nama Refeno jadi Geraldo, soalnya kebalik.

Vote, comments dan saran ditunggu.

***

Kamar Bayi sudah di siapkan untuk Baby baru mereka, anak kedua Refeno-Annika, kamar yang berbackgorund mobil sport, ada sebuah kasur yang berbentuk mobil sport dan masih banyak barang dalam ruangan ini berbentuk mobil sport. Annika merasa Refeno berlebihan, anak bayi yang baru genap satu minggu tidak akan membutuhkan berbagai macam peralatan itu, yang dibutuhkan bayi di dalam kamarnya adalah sebuah box bayi, memang ada box bayi yang besar disini, tapi Annika berfikir ulang untuk memindahkannya saja ke kamar mereka berdua karena tidak mungkin Annika akan bolak balik ke kamarnya dan kamar anaknya ditengah malam ketika sang jangoan kedua itu lapar atau buang air.

"Yah."

"Hmm?" Refeno menjawab hanya dengan berdeham, Refeno terlalu focus menciumi bayi laki laki yang sedang digendongnya.

"Stop dong! Jangan cium mulu!"

"Biarin sih, anak anak gue." Balas Refeno ngotot, sinis pula.

"Ih ayah tuh ya, dia juga anak aku, ayah gak tau sih kalo ayah ciumin gitu mulu, pas dianya menggeliat nanti bakalan merasa sakit."

"Itu konyol."

"Ih gak percayaan banget! Tanyain mama kamu, emang gitu kan, liat aja nanti kalo menggeliat wajahnya merah banget kasian."

"Itu mitos, sayang."

"Fakta."

"Mitos."

"Fakta!" Annika dengan kekeuhnya bersikeras sampai berbicara terlalu kencang, membuat sang bayi menangis kencang.

"Tuh kan nangis, gara gara kamu nih pasti." Kata Refeno santai.

"Ih, gara gara kamu!!!!"

"Iya aku iya." Refeno menyerahkan bayinya kepada Annika, lalu mencium kening Annika sebelum duduk di samping Annika.

"Cium cium! Ish sebel!" Gerutu Annika.

"Yaudah sih susuin aja tuh anak kita, ngegerutu mulu sama suami." Sungut Refeno tak mau kalah.

"Kamu sih nyari gara gara mulu." Kata Annika ngotot.

"Aku lagi ya? Iya aku iya yang salah. Gemesh!" Refeno mencium bibir Annika sekilas lalu mencium pipi tembam bayinya itu lalu berlalu pergi sebelum pertengkaran dimulai kembali.

"Ih Refeno sialan, jangan cium cium!" Teriak Annika.

"Jaga bahasamu!" Balas teriak Refeno.

Ya begitulah mereka berdua sekarang, entahlah Annika yang sensitif setelah melahirkan anak kedua, membuat Refeno gemas sendiri.

"Kalo udah besar, jangan nurunin sifat ayah, ya sayang. Amit amit, cukup wajahnya saja." Annika berbicara sendiri kepada anaknya, sambil menyusui anaknya yang masih belum mengerti apapun.

***
Annika meneruni anak tangga untuk ke lantai bawah, melihat bagaimana persiapan syukuran anak keduannya itu. Ya, akikah, sudah genap satu minggu anak keduanya lahir, maka Acara Akikahan sudah seharusnya dilaksanakan.

"Vier mana?" Tanya mama Refeno

"Bobo ma." Jawab Annika sambil tersenyum.

"Ngapain kamu kesini? Ikut bobo aja sama Vier." Saran mama Refeno

ObstacleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang