Part3

446 7 0
                                    


***

Setelah disibukkan dengan persiapan MOS minggu kemarin, mereka mulai tenggelam kembali dalam dunia Osis mereka. Karena itu sudah menjadi kewajiban mereka untuk ini.

Tak peduli berapa banyak waktu istirahat mereka yang terampas oleh berbagai kegiatan Osis selama dua minggu ini. Yang mereka inginkan tugas ini cepat selesai dan tak perlu ada beban lain di minggu-minggu berikutnya selain persiapan UN.

"Kka!" Shilla berusaha membangunkan Cakka yang memang duduk dengannya saat jam pelajaran terakhir selesai "udah dong tidurnya! Mau gue tinggalin nih?"

Entahlah kenapa Cakka bisa sepulas ini tidur di kelas. Melewatkan pelajaran sosiologi dan matematika.

"Kenapa Shil? Gak bangun juga?" Iyel berdiri di samping Cakka.

Shilla mengangguk.

"Bangunin Cakka gini Shill..!" sahut Via sambil mendekatkan mulutnya di telinga Cakka "Woii Kka bangun! Cepetan.. Adagempa 7.3 skala richter plus tsunami dan gunung meletus! Kebakaran.. Kebakaran.. Kebakaran..! Kka lo mau bangun gak?" serunya sekeras-kerasnya.

Melihat tingkah aneh Sivia, Iyel-Shilla hanya tertawa. Pasalnya Cakka tidak bangun juga.

"Ahh.. Si Cicak nyebelin deh!" protes Sivia kesal "Gue ke R.O duluan deh" ia berlalu meninggalkan kelas.

"Gimana dong Yel?" Shilla memasang wajah bingung.

Iyel tersenyum jahil. Kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Cakka. Melihat tingkah Iyel, Shilla hanya tersenyum ngeri.

"Cakka sayang, bangun dong! Kalau ngga.. Gue cium nih"

Cakka membuka matanya dan repleks berteriak sekenceng-kencengnya saat melihat wajah Iyel hanya tinggal beberapa centi dari wajahnya.

"Iish hombreng lo Yel? Ngapain sih lo?" teriak Cakka dengan volume full. Membuat sebagian siswa yang masih berlalu lalang di luar menoleh dari balik kaca jendela kelas.

"Abisan lo tidurnya kelewatan sih! Dibangunin gak bangun-bangun juga" protes Iyel yang sudah berdiri jauh dari Cakka.

"Tapi gak usah pake cara kaya gitu juga kali! Ngeri tahu gue?!" protes Cakka melirik Shilla kemudian tersenyum.

Shilla balas tersenyum. "Udah ah Kka, Yel! ke R.O yuk!" ajak Shilla sambil berjalan meninggalkan kelas.

"Ngapain ke R.O?" tanya Cakka pada Iyel.

"Ngoperasi pasien, Cakka! Ya ngurusin Osis lah.. Lo pikir R.O itu Ruang Operasi apa? Udah ahh.. Lo mau denger ocehan ketos gara-gara kita telat?" Iyel menarik tangan Cakka dan berjalan di belakang Shilla.

***

Sivia tampak begitu menikmati udara sore taman kota kali ini. Sambil asyik dengan novel barunya, ia menselanjarkan kedua kakinya dan menyandarkan punggungnya di kursi taman kota. Permainan basket yang diciptakan oleh empat orang dihadapannyapun terkalahkan oleh novel yang sudah beberapa minggu ia simpan karena terlalu sibuk mengurusi kegiatan Osis.

Alvin sengaja mengajak teman-temannya ke taman kota seusai rapat tadi siang. Saat rapat tadi, Alvin terlihat begitu kacau. Tapi sekarang ia dengan sangat lincahnya mendrible bola, saling berebut bola, dan saling berkejaran dengan Cakka, Iyel dan Rio di tengah lapang basket taman kota kali ini. Seperti tak punya beban pengurus Osis. Begitupun dengan yang lainnya.

Ify yang melihat keceriaan di wajah Alvintersenyum sendiri. Ia lebih suka dengan tampang Alvin saat ini di banding dengan beberapa jam lalu di ruang Osis.

"Via! Dia keren ya?" kata Ify yang saat itu duduk di samping Sivia. Masih tak melepaskan pandangannya pada Alvin.

Sivia memandang Ify kemudian mengikuti arah pandangan Ify. "Siapa? Al..."

Queen Of Sad Ending Where stories live. Discover now