Sìp Èt

3.7K 263 4
                                    

"Tawamu seperti virus berbahaya, Tha. Membuatku cepat tertular."

Sheilin Ellycia Darrel

- - -

Adyestha mengikuti tarikan tangan Calvin yang mencengkram tangannya. Tidak terlalu sakit, sih, namun berhasil membuatnya bingung sekaligus patuh dengan semua perintah dan pergerakan yang Calvin suruh.

Dan disinilah akhirnya ia dan Calvin berada, di markas Caltharifan yang berada di belakang gedung sekolah. Tempat yang awalnya merupakan rumah penjaga sekolah yang kini telah disulap menjadi tempat bersih dan keren -menurut Efandi yang cinta bersih.

Bug.

Satu bogem mentah mendarat di pipi kiri Adyestha. Adyestha yang tidak siap pun akhirnya limbung.

Kenapa coba, ni bocah?

"Sahabat, tapi penghianat ya," sindir Calvin tajam. Matanya menatap Adyestha nyalang dengan napas yang terdengar memburu. Aih, sepertinya Calvin benar-benar marah kepada Adyestha. Tapi kenapa?

Adyestha berdiri, memperbaiki posisinya. "Penghianat?"

Calvin terkekeh. "Adyestha, Adyestha ... Setelah apa yang lo lakuin di belakang gue, lo masih nyoba untuk ngelak?!"

Bug.

Satu bogeman lagi mendarat di rahang kiri Adyestha. Sialan! Adyestha yang tidak tahu apa-apa malah diserang.

Rahang Adyestha mengeras, menandakan jika emosinya mulai tersulut. Ia mendorong kasar tubuh Calvin. "Kalo marah yang jelas, Bego! Gak usah basa-basi!"

Sumpah, Adyestha tidak mengerti dengan semua ini.

Calvin yang amarahnya sudah di ubun-ubun, menarik kerah seragam Adyestha lalu melayangkan tinju bertubi-tubi di wajah dan perut Adyestha. "Kemaren ngapain sama Nanda?! CIUM-CIUMAN, IYA?!"

Adyestha berdecih. Membuang ludahnya yang sudah bercampur dengan darah ke lantai lalu beranjak. Tubuhnya yang lemas ia sandarkan ke dinding.

"Cewek lo yang murah, main nyium pipi orang di tempat umum. Sering-sering deh lo ajak dia ciuman, biar gak ganjen." ucapan bernada santai namun tajam dari mulut Adyestha itu berhasil membuat wajah Calvin semakin merah padam. Rasa kesal bercampur malu kini sudah menjadi satu di dalam hatinya.

Bug.

Satu buah tinjuan dilayangkan oleh Calvin kembali. Tinjuan kencang yang menyiratkan kekesalan dan kekecewaan karena merasa terkhianati, berhasil membuat tubuh Adyestha tersungkur.

Jujur, Adyestha bukanlah anak nakal seperti yang diperbincangkan banyak murid di sekolahnya. Suka tawuran, pengrusuh, masa depan bagus cuma karena orangtua kaya. Huft, Adyestha hanya salah masuk lingkar pertemanan yang suka bikin onar -dengan datang terlambat karena bolos ke markas- tapi penyayang dan rajin menabung.

"ADYESTHA!"

Teriakan perempuan dari ambang pintu mengalihkan perhatian Adyestha dan Calvin. Adyestha cukup terkejut melihat perempuan itu kini sudah berlari ke arahnya. Ia ingat betul saat ia sedang ditarik oleh Calvin ke sini, perempuan itu sedang menatapnya heran.

Seulas senyum tipis terbit di bibirnya yang robek. Hatinya menghangat.

Gue udah duga lo bakal ke sini.

* * *

"Aw, pelan-pelan dong!"

Ruang kesehatan mendadak jadi berisik oleh ocehan ngeselin -tapi berusaha dikalem-kalemin- semenjak kedatangan Adyestha.

Your Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang