#Part 40

510 32 0
                                    

Author POV

Raffa melepaskan pelukannya dan mengejar Alenata tapi terlambat. Alenata sudah pergi menaiki taksi. Ya dia keluar dari rumah sakit. Raffa menggeram kesal atas apa yang terjadi.

'Vo, lo jagain Liana bentar.'

'Oke.'

Raffa menutup teleponnya dan melajukan motornya menuju rumah Alenata. Raffa harus menjelaskan semua kesalahpahamannya. Seharusnya ia menceritakan pertemuannya dengan Liana pada Alenata. Seharusnya Raffa memberi tahu lebih dulu siapa itu Liana. Seharusnya ia mengenalkan mereka berdua baik-baik.

Seharusnya

Hanya dengan waktu yang singkat Raffa sampai di rumah Alenata. Ia mengetuk pintunya, berharap Alenata yang membukanya tapi nihil kakaknya-lah yang membuka pintu.

"Mau apa lo kesini ?" tanya Rudi to the point.

"Gue mau jelasin semuanya ke Alenata. Semua ini salah paham."

"Cih, salah paham. Mendingan lo bilang ke gue sekarang kalau lo itu cuma main-main sama adik gue. Biar gue yang kasih tau ke dia baik-baik."

"Nggak, Bang! Gue serius sama adik lo. Gue sayang dia. Gue butuh dia, hanya dia yang bisa buat gue bahagia."

"Kalau begitu kenapa lo sakitin dia!"

Blam!

Ucapan Rudi sangat menohok hatinya. Hatinya berdenyut, terasa sangat menyesakan.

"Semua yang dia lihat tadi itu salah paham. Gue mohon kasih gue masuk dan jelasin semuanya ke dia."

"Lebih baik lo keluar sekarang. Lo tau pintu keluar kan? Jangan sampai bogeman gue kena ke rahang lo."

"Tapi-"

"Keluar!" bentak Rudi.

"Nggak! Gue nggak mau pulang sebelum bisa ngejelasin semuanya ke Alen."

Seketika itu juga Rudi menghela napasnya berat. "Raff, gue lagi nggak mau berantem. Lebih baik lo pulang aja," ucapnya sambil bersidekap dada.

"Gue mohon kasih gue masuk ke dalem."

Rudi tersenyum miring. "Lo jelasin ke dia kalau dia udah bisa nenangin dirinya sendiri. Gue harap ini yang terakhir lo buat adik gue sakit hati. Gue tahu lo nggak bermaksud buat dia sakit hati. Gue masih naruh kepercayaan gue ke lo kalau lo itu bisa ngejagain dia dan buat dia bahagia. Jangan hancurin kepercayaan yang gue taruh ke lo."

"Oke makasih, Bang. Sekarang gue balik dulu, besok gue bakal kesini lagi."

"Jangan!" sergah Rudi.

"Kenapa?"

"Gue saranin jangan besok, mending lo kesini lusa aja. Gue yakin dia udah tenang. Ohh iyah satu lagi, gue tau ini berat buat lo. Tapi mengingat kondisi adik gue lagi kayak gituh, lebih baik lo jangan hubungin dia dulu. Gue tau lo harus segera kasih pejelasan ke dia. Tapi seperti yang tadi gue bilang lo jangan lakuin hal itu. Ngerti?" ujar Rudi sambil mengontrol amarahnya.

Raffa menganggukkan kepalanya paham, lalu membalikkan badannya. Ia keluar dari rumah Alenata dan menaiki motornya. Dengan cepat ia melesat menuju rumah sakit. Sesampainya ia di rumahsakit, ia segera menuju ruangan Liana. Ternyata hanya ada Liana saja.

"Kamu dari mana? Siapa cewek tadi?"

"Nggak penting aku dari mana."

"Kok kamu ngomongnya begitu sih, Raf?"

"Cih, nggak sadar diri."

"Maksudnya?"

Raffa berdecak kesal. "Lo ngapain peluk gue?"

BE A RAINBOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang