Part 1 (iqbaal)

8.7K 444 2
                                    

Semburat cahaya kuning perlahan menapaki ufuk timur sambil menebarkan sinarnya untuk menerangi jagat raya dan seisinya. Menerobos rimbunnya dedaunan dan celah-celah peristirahatan. Seolah membangunkan setiap orang untuk melakukan aktifitasnya. Begitu juga dengan ke dua gadis ini yang tengah bersiap-siap untuk sarapan bersama.

"Pagi anak-anak mamah " ucap Bunda Tryana. Mengapa Bunda Try -bundanya (namakamu) - memanggil dianty juga dengan sebutan 'anak' sama dengan (namakamu)? Karna ia sudah menganggap Dianty sebagai anaknya. Yap! Dianty sering menginap di sini sambil menemani (namakamu). Karna Ayah dan Bundanya Dianty adalah rekan kerja orang tuanya (namakamu).

"Pagi juga, bund." ucap Dianty lalu menyenggol lengan (namakamu) untuk menyapa ke dua orang tuanya.

"Ishhh, apasi. Sakit tau," omel (namakamu).

"Itu disapa orang tua lo," bisik Dianty penuh penekanan.

"Hmm. Pagi juga," sapa (namakamu) dengan suara tak ikhlas sambil menaruh bokongnya pada kursi.

"(Nam..) kami punya kabar gembira untuk kamu." ucap sang Ayah.

"Apa? Paling juga kalian dapat tender besar bulan ini." ucap (namakamu) mengambil sandwich.

"Tidak sayang. Mulai besok kamu akan bersekolah di Internasional Islamic School." ucap sang Bunda.

"Apa?! Bunda gak bisa main pindahin aku gitu aja dong, bun. Aku udah nyaman lho di sekolah aku yang sekarang. Bisa gak sih kalau apa-apa tuh tanya keputusan aku dulu?" bantah (namakamu).

"Mamah tau yang terbaik untuk kamu sayang," ucap sang Ayah.

(Namakamu) menatap kecewa sang Ayah, lalu pergi meninggalkan meja makan dan segera menuju kamarnya.

"Mau kemana sayang?" Ucap sang Bunda. Namun tak ada jawaban dari (namakamu).

Brak!!

(Namakamu) membuka keras pintu kamarnya. Ia mengambil kunci mobilnya lalu segera menuruni anak tangga.

"(Namakamu)! Lo mau kemana? Gue ikut!" ucap Danty lalu segera mengejar (namakamu).

"Aku pergi dulu assalamu'alaikum." ucap dianty.

______

Sampailah mereka disebuah cafe langganan (namakamu).

"Aduh.. (nam..).. lo ngapain ke sini sih." ucap Dianty bergidik ngeri.

"Siapa suruh ikut?" Ucap (namakamu) yang masih terfokus pada rokok yang digenggamnya.

"Hah?! Lo ngerokok lagi?! Ck!" Ucap dianty lalu merebut rokok itu dari (namkamu) dan segera menginjaknya.

"Lo apa-apaan sih?!" Omel (namakamu).

"Stop merokok!"

"Tapi kan lo tau, kalau.."

"Sttt! Gak gini cara nenangin diri lo!" ucap Dianty.

"Terserah!" Ucap (namakamu) lalu pergi meninggalkan cafe itu lalu di susul oleh Dianty.

Didalam mobil (namakamu) mendapat ceramah dari Dianty. "Lo tuh kalo nenangin diri gak kayak gitu caranya! Mending kita cari makan. Kan enak."

"Kenapa lo peduli banget sama gue?" Tanya (namakamu) mengalihkan pembicaraan.

"Kan gue sahabat lo, jadi.."

"Bahkan orang tua gue pun gak peduli sama gue."

"Bukannya mereka gak peduli tapi.. "

"Sana turun! Pusing gue denger lo ngomong." ucap (namakamu) saat sesampai di mall. "Ini kan yang lo mau?" Lanjut (namakamu) lalu mendapat cengiran dari Dianty.

A Badgirl Love Story -IDR-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang