Chapter 5 - Kasus Ancaman di Puri Hallican - Apa yang dilakukan Pelaku?

Mulai dari awal
                                    

🔶🔶🔷🔶🔶

"Jane menghilang karena aku! seharusnya aku bersama dia..." Ucapnya dengan menunduk.

"Kau jangan menyalahkan dirimu, pasti dia masih berada disini." Kata Bob menenangkan.

"Aku bersependapat denganmu, Bob. Aku.. juga merasa dia masih disini, di puri ini." Lalu Anne yang menunduk, mengangkat kepalanya.

"Aku harus mencarinya lagi." katanya berdiri dan hendak melangkah.

Tetapi, Bob menahan lengannya, "Tidak, Anne. Tenangkan dirimu dahulu."

"Bagaimana aku harus diam, jika Jane dalam bahaya!" seru Anne.

"Trust me, she will be fine. you must thinking positive." Kata Bob menenangkan.

Anne yang melihatnya dengan tatapan sejuk dikedua pancaran mata violet Bob membuatnya luluh.

Dia yang seperti tersihir akan tatapan itu pun langsung memeluk Bob, membuat yang dipeluknya tersenyum tipis dan membalas pelukannya.

Cie-cie.. Ehm 😅😂

🌸🌸🌸

Jane membuka matanya, awalnya samar-samar menjadi jelas.

Dia memperhatikan keadaan sekitarnya yang penuh kardus, kayu serta perabotan rumah yang sudah berdebu.

Tetapi, ketika dia menoleh ke arah kiri dirinya mendapati sesosok manusia yang sudah terbujur kaku dilantai. Untunglah dia menahan mulutnya dengan kedua tangan.

Dia memeriksa suhu dari napas pada hidung dan merasakan detak jantung di dada kiri sosok tersebut.

Tetapi, hasilnya nihil!

Tidak ada hembusan ataupun detak jantung sama sekali, seorang manusia tersebut sudah meninggal.

Dia bingung apa yang harus dilakukan. Berpikir pada handphone yang diletakkan disaku celananya, dia mengambilnya dan mengecek apa masih hidup atau tidak.

Sinar menyala! Dia pun dengan cepat mengirim email pada seseorang tentang keberadaannya.

Mendengar suara langkah, dia dengan cepat menaruh disakunya kembali dan kembali pada posisi semula.

Pingsan.

"Kau tidak perlu berpura-pura pingsan atau aku akan menginjakmu." Ancam sang pelaku padanya.

Dia merasa mendengar suara tersebut. Jane pun menghela napas dan duduk. Dia tidak dapat melihat pelakunya, karena suasana ruangan gelap yang dirasanya pengap.

Pelaku pun menyalakan lampu saklar dan membuat Jane dapat melihatnya dengan jelas.

"Kenapa, kaget? Tidak menyangka, ya?" Kata pelaku tersebut tersenyum miring.

"Kenapa kau melakukannya Calil, membunuh sosok disampingku?"

Chart tertawa renyah, "Kau seorang detective, bukan? seharusnya kau tahu."

Lalu dia melangkah mendekati Jane, berjongkok dan meletakkan tangan kanan dibahu Jane. "Lagipula kenapa kau tidak mengkhawatirkan dirimu sendiri?"

Jane menyingkirkan tangan itu dari bahunya, "Jangan kau coba-coba denganku." Desisnya.

"Hoh, kau berani juga rupanya, Jane."

"Jangan memanggil nama depanku!" Seru Jane.

Chart tersenyum tipis dan menutup mata, "Why? Kau tidak perlu melarangku, gadis kecil." jawaban itu membuat Jane tertawa sarkastik dan menoleh kearah lain.

⚫⚫⚫

Dering handphone Julian berbunyi, segera dia menyalakan layar dan membaca new email yang tertera di handphone miliknya.

Jane.
'Aku sekarang berada digudang Puri Hallican, terlihat kardus-kardus, dan perabotan berdebunya.'

"Dia sekarang masih berada di Puri ini!" Seru Julian dengan semangat.

"Maksudmu Jane?" Tanya Jupiter yang dijawab hanya dengan anggukan.

"Dimana dia sekarang?" Tanya Mrs. Nadia cepat.

"Gudang. Bisa ditunjukkan letaknya?" Tanya Julian.

"Tentu saja. Ayo kita temukan dia." Jawab Mr. Ednan dengan segera.

Sesampainya, Mr. Ednan mencoba membuka. Tetapi, pintu dikunci dari dalam, membuat Mr. Ednan dan Julian mendobrak dengan sekali sentakan.

Mr. Ednan yang pertama masuk diikuti Julian dan yang lainnya, seketika melihat Jane dengan keadaan terikat membuatnya langsung mendekatinya untuk melepaskan.

"Jane, kau baik-baik saja? Kau tidak terluka?" Tanya Julian khawatir.

Jane menggeleng, "Aku baik-baik saja dan tidak terluka." ucapnya pelan dan langsung memeluknya, "Kenapa kau tidak cepat datang, bodoh!"

"Maafkan aku, suara handphone aku non-aktifkan."

"Kau tidak tahu betapa takutnya aku. Tetapi, aku senang kau datang."

"Lalu siapa yang mengurungmu begini?" Tanya Julian seraya melepas pelukan.

Pertanyaan Julian membuatnya bungkam dan tidak dijawab. Entah dia harus menjawab apa.

"Kenapa kau tidak menjawab?" Tanya Julian.

"Lebih baik kita tenangkan dia, biarkan dia beristirahat dahulu." saran Mr. Ednan.

Malamnya, Jane tidur ditemani Anne. Anne tidak bertanya kepadanya, walaupun banyak pertanyaan diotaknya. Namun, karena tatapan Jane yang masih berat untuk menjawab pertanyaan pun membuat Anne tidur lebih awal. Dan Jane sebelum jatuh kedalam mimpi, dia masih memikirkan apa yang terjadi sebelumnya.

🌸🌸🌸

­Pada chapter 5 yang telah direvisi ini mungkin berbeda dengan versi sebelumnya. Author sengaja menghilangkan unsur yang kearah melenceng-lah pokoknya. Demi kebaikan dan menyesuaikan umur para readers-nya. Juga karena dari saran teman karibku putri_yuli

Semoga para readers menyukainya, pada cerita yang mungkin masih ada kekurangan ini.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Sayonara,
Salam SriTaurus5

Revisi 09/04/2017

The Eight Detectives | Revisi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang