Maaf tengah malam update.
Lanjutan..Pria yang terlihat lusuh dan kotor dibalik jeruji tersebut menatap ketiga orang tersebut, terutama Dick dan Jupiter yang ditatap tajam.
Dick dan Jupiter menyadari tatapannya, tetapi mereka berdua bingung kenapa ditatap seperti itu.
"Untuk apa kalian berdua disini?" Tanya pria dibalik jeruji tersebut menatap Dick dan Jupiter.
Dick menelan ludah paksa merasa hawa tidak enak disekitarnya, apalagi tatapan pria tersebut.
"A-aku hanya menemukan ru-ruangan ini dan ti-tidak ada maksud apa-apa." Jawab Dick terbata.
Kelakuan pria tersebut membuat mereka bertiga kaget menatap pria tersebut tiba-tiba membanting sebuah vas bunga dan meja, membuat sebuah bingkai foto retak. Foto itu jatuh perlahan dan jatuh didekat kaki Jupiter.
Jupiter agak mengenali wajah seorang perempuan tersebut didekat kakinya. Dick dan Dionnel juga mengenalinya.
Foto itu?
"Bukankah perempuan itu Jane?" ucap Dionnel pelan memandang foto dilantai.
Jupiter lalu mengambil foto tersebut, dua orang disampingnya juga ikut menatap foto yang terlihat seorang laki-laki dan perempuan masih muda tampak tersenyum ke arah depan.
"Laki-laki ini mirip..." Jupiter lalu menatap pria dibalik jeruji, "Dia." Lanjutnya pelan.
Pria itu tampak terlihat mengambil bingkai foto yang sudah retak tadi dengan tatapan sedih. Tetapi, ketika menyadari sebuah foto tidak ada, dia menatap Jupiter tajam lagi.
"Foto?" ucapnya pelan, "KEMBALIKAN FOTOKU!" teriak pria itu.
Dick lalu yang pernah mendengar suara tersebut mirip dengan seseorang segera menyadari, "Roulis? Kenapa kamu disini?" Tanya dia.
Roulis hanya tersenyum miring, "Kau sama saja dengan kakakmu." Ucapannya membuat Dick menatapnya bingung.
'Kakak?'
"Hanya bisa melecehkan dan memaksa seorang wanita untuk bersetubuh tanpa memikirkan perasaan dan betapa terlukanya dia."
"Apa maksudmu?" Tanya Dick heran, dia tidak pernah memaksa wanita apalagi menyetubuhi wanita, kecuali George, istrinya sendiri.
Roulis menghela napas kasar, "Apakah keluarga kalian tidak pernah mengajarkan etika berperilaku pada kalian? Kalian berdua adalah pria terhina yang pernah aku kenal."
Dick tahu maksudnya, seketika dia mengepalkan tangan. Dia tidak sama dengan kakaknya.
"Jangan kau menganggap rendah keluarga-ku." Desis Dick padanya.
------
Julian menghampiri Jane dibalkon untuk mengajak makan siang, "Jane, ayo ke ruang makan."
"Kau saja." Jawab Jane tanpa memandangnya.
Julian yang dibelakangnya pun memegang kedua bahunya, "Kau harus makan Jane." Kata dia lagi.
"Kau tuli? Aku bilang makan saja duluan!" seru Jane menatapnya marah.
Julian pun duduk bersimpuh didepan lututnya, "Ada apa denganmu?" Tanya dia menatapnya bingung.
"Tolong Julian, biarkan aku sendiri." Kata Jane pelan setelah menghela napas. Sebenarnya dia tidak ingin marah, dia hanya merasa tidak baik sekarang.
Julian tersenyum menatapnya, "Baiklah, jika kau sudah merasa baik makanlah." Ucapnya lalu berdiri dan meninggalkannya sendiri.
Perlahan air matanya turun dari kedua matanya setelah Julian tidak ada, "Kenapa aku harus mengingatnya lagi?" ucapnya.
Ketika Julian sudah duduk dimeja makan Anne bertanya, "Mana Jane, kak?" Tanya dia menatap kakaknya.
"Dia dibalkon, tidak ingin makan."
"Apa mood-nya tidak baik lagi?" Tanya George menatap Julian.
"Sepertinya begitu." Jawab Julian hanya memandang santapannya dalam diam.
Setelah selesai makan Jupiter mengatakan sesuatu pelan pada Julian, membuat Nyonya Daisy menyipitkan mata melihat mereka lalu pergi ke kamarnya sendiri.
"Ah, kalian duluan saja ke kamar. Aku akan mengambilkan Jane makanan dahulu." Ucap Julian membuat mereka mengangguk.
Ketika dia masuk dilihatnya Jane tertawa pelan dengan George dan mereka. Tetapi, berubah ketika Julian masuk. Jane langsung menghentikan tawanya.
Jane yang menatapnya membawa sebuah makanan pun menaikkan alisnya. "Ini, makanan untukmu." Ucap Julian padanya, membuat hatinya menghangat.
"Terima kasih." Jawab Jane mengambil piring yang diserahkan padanya, "Kau sudah makan?" Tanya dia pada Julian.
"Sudah." Jawab Julian mengangguk, lalu menyenderkan punggung pada batas pagar diberanda dekat Jane.
"Apa tidak apa jika aku makan disini?" Tanya Jane pada mereka, dia merasa tidak enak makan sendiri.
Pete yang melipat tangannya memandang ke arahnya, "Ya, tidak apa." Jawabnya seraya tersenyum sebentar.
Tidak berbicara lagi, Jane segera memasukan makanan dalam mulutnya dengan sendok.
"Nah, bagaimana keadaan dalam lorong tadi?" Tanya Julian mengubah posisinya menjadi bersandar disudut pintu balkon.
"Hanya lorong sepi yang menembus dinding rahasia yang menghubungkan ke sebuah lorong mansion ini." Jawab George sambil menatap pemandangan melalui balkon kamar tersebut, disamping Jane.
Jupiter mengangkat salah satu alisnya, "Terhubung ke lorong mansion ini? Lorong siapa maksudmu?" Tanya dia bingung.
Bob beralih menatapnya, "Kau pasti akan tidak percaya mendengarnya, Jupe." Jawabnya.
"Kenapa, Bob?"
"Karena lorong kanan tersebut terhubung dengan lorong kamar Tuan Lanelden dan Nyonya Daisy." Jawab Bob dengan tenang.
**
Treng jeng-jeng, *KenapaAkuIni?*GaJe*
Hy, semua *Lebay-nyaKata*Balik lagi dengan saya, hoho. Setelah beberapa hari gak update, biasa ada kesibukan. Paling lama lagi update nanti.
Oke, 'tuk voment?
Sampai jumpa ye.Kamis, 22 Juni 2017
At 15.00 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Mystery / Thriller1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...