EMPAT BELAS

25K 1.2K 3
                                    

Rama Pov...

Kalau di pikir-pikir khawatir juga karena tiba-tiba menurunkan dia saat berangkat dan sekarang sedikit lega karena Pak Ikhwan yang merupakan guru olah raga Dea memberi kabar kalau Dea datang ke sekolah dengan selamat dan dia bisa mengikuti praktek renang.

"Hei, kenapa ngelamun?" Henry menepuk pundak ku.
"Akh engga, gue hanya."

"Pasti mikirin princess elo itu? Hmmm, Ram kalau boleh gue pengen ketemu lagi sama Dea." Dengan cepat aku langsung memiting leher nya.
"I-iya gue cuma bercanda, jangan di anggap serius." Dia mencoba melepaskan tangan ku.

"Rama!!" Panggil seseorang dan itu ternyata Sonia. Aku langsung menurunkan tangan dan Henry merapihkan kameja nya.
"Henry maaf aku ingin bicara sama Rama, bisa?" Ucap nya

"Oh bol-"

"Tidak bisa, aku sibuk." Ucap ku ketus
"Hmm, Rama??"

"Kamu sudah tau kan kalau aku ini sudah punya tunangan, jadi aku tidak bisa." aku langsung merangkul Henry dan meninggalkan Sonia sendiri.

"Kamu masih benci?" Tanya Henry.

"Sudahlah aku malas membahas nya. Bukan nya acara pernikahan Gerry sudah selesai?" Tanyaku pada Henry karena aku sudah ingin sekali bertemu dengan Dea di sekolah.

"Iya, kamu mau kemana?" Tanyanya

"Mau kesekolahlah, kamu lupa aku ini wakasek?" Jawabku
"Aku ikut, boleh? Ayolah Ram, aku sudah lama tidak melihat gadis-gadis SMA." Aku hanya menghela nafas dan mengangguk pelan.

***

Author Pov...

Dea selesai mandi dan ganti pakaian, keunggulan dari sekolah Dea yaitu mempunyai kolam renang sendiri.
"Dea, dari dulu kamu selalu jadi yang tercepat dalam hal berenang." Puji Felyn yang merangkul Dea.
"Hmm, makasih Eifel." Dea membalas rangkulan sahabat nya.

"Oh ya kamu tadi berangkat engga bareng pak Rama?" Tanya Felyn, Dea langsung mendengus sebal.
"Tau deh tuh si manusia bunglon, kemarin manis banget bikin aku takut kena diabetes ekh tadi pagi uring-uringan malah nurunin aku di jalan." Dea mendecak sebal.

"Masa? Kok bisa?" Felyn terkejut dan menaikan kacamata nya.
"Bisalah, nama nya juga manusia bunglon." Sedikit memanyunkan bibir bawah nya.

"Hai Dea?" Sapa Bima.

"Ekh Bima hai?" Dea membalas sapaan Bima.
"Loh kok kamu, bisa kenal sama kak Bima?" Tanya Felyn heran.
"Hehehe dia yang bayarin aku waktu naik angkot." Dea cengengesan.

"Ekh ada praktek lagi engga?" Tanya Bima.
"Engga ada sih, tapi ini." Pandangan Dea langsung mengarah ke seseorang yang ada di belakang Bima.
"Dea, pak Rama." Felyn menarik seragam Dea.
"Eheeemmm." Rama berdehem dengan melipatkan tangan di dada, dia datang bersama Henry.

"Hai Dea gimana praktek nya sukses?" Sapa Henry dengan ramah.
Bima langsung membalikan badan nya dan melihat 2 orang yang ada di belakang nya dan kembali melihat Dea dengan ekspresi cemas.

"Ke ruanganku." Ucap Rama dengan wajah dingin dan pergi ke ruangan nya, Henry bingung tapi di mengekori Rama.

"Dea, gimana ini?" Felyn cemas, karena meski Dea suka marah-marah sama Rama tapi jika sudah ada Rama, keadaan berbanding terbalik.

"Mereka siapa?" Tanya Bima bingung.
"Maaf, kita harus pergi Bim." Dea langsung menarik tangan Felyn dan pergi menuju ruangan Rama.

***
Deandra Pov...

Aku sama Felyn udah sampe di depan pintu ruangan manusia bunglon.
"Dea, aku engga ikut-ikutan akh."

"Yaa Eifel, kamu kok git-"

"Jangan berdiri saja di sana masuk!!!" Suara kak Rama terdengar tegas.
Aku langsung menarik nafas dan membuka pintu, aku masuk di ikuti Felyn.

Manusia bunglon duduk di sofa nya dengan tangan yang di lipat di dada.
"Hmm, anu a-ada apa?" aku membuka suara, dengan tangan gemetar
"Henry, Felyn maaf aku ingin berdua dengan Dea saja." Felyn langsung melepaskan tanganku dan dia pergi sama kak Henry keluar ruangan.

"Siapa pria itu?" Udah ketebak pasti dia nanya soal Bima, walah mau nya dia itu piye?

"Kenapa diam!?"

"Hmmm, dia Bima. Sodara nya pak Ikhwan tadi dia yang bantuin pak Ikhwan buat menilai praktek kelas 12." Jawabku dengan takut. Ini nih yang bikin aku bete. Aku cuma bisa mencak-mencak di belakang dia tapi kalo udah di depan dia, seketika nyali aku kaya kerupuk terkena air.

"Oh, duduk." Perintah nya sambil menepuk-nepuk sofa mengisyaratkan supaya aku duduk di samping nya.
Kemudian aku memghampiri dia dan duduk di samping nya.

"Sebenar nya bukan itu yang ingin aku bahas." Tuhkan dia emang bunglon. Tadi dia nyeremin tapi sekarang imut-imut.
"Terus, apa?" Tanyaki heran, dan tiba-tiba dia memelukku dengan erat
"Maaf kalo aku tadi nurunin kamu di jalan. Lain kali jangan bicara sesuatu hal yang membuat aku kesal." aku kaget, tapi jujur aku sudah mulai terbiasa dengan sifat bunglon nya.

"Iya, aku minta maaf kalo aku udah bikin kamu kesal" padahal aku engga tau, kalimat mana yang bikin dia kesal.

"Nanti malam kita dinner." Demi apa dia ngajak aku dinner? Oh Tuhan kuatkan jantung hamba mu ini.
"Di-dinner?" Ucapku meyakinkan.

"Iya, aku jemput jam 7 malam." Jawab nya dan mengecup keningku singkat. Seketika jantungku seperti berdetak di luar batas normal. Darahku berdesir, wajahku terasa panas.

"Iya kak." Jawabku dengan pelan
"Ya sudah kamu ke kelas gih. Jangan kangen sama aku, harus fokus." aku kehabisan kata-kata dan mungkin aku benar-benar cinta sama manusia bunglon.

***
Rama Pov...

Jadi itu sodara pak Ikhwan. Aku memang menyetujui kalau pak Ikhwan bilang keponakan nya yang sedang kuliah dan ada tugas supaya praktek di sekolah selama 2 bulan. Aku mengizinin karena aku juga dulu pernah menjadi seorang mahasiswa.

Tapi dia dan Dea seperti sudah akrab? Atau itu hanya pikiranku saja. Meski aku belum resmi bilang kalau aku mencintai Dea, tapi aku harap dia bisa tau dari sikap yang aku tunjukan.

TOK...tok...tok...

"Masuk." Perintahku dan Henry masuk ke ruangan.
"Hei, ada apa" tanya nya penasaran dan duduk di sofa depanku.
"Tidak." Jawabku singkat.
"Oh ya, gadis yang bersama Dea itu temannya?" aku langsung mengerutkan dahi karena heran.

"Ya ampun, gadis berkacamata tadi." ucap Henry memperjelas.

"Oh, itu Felyn dia sahabat Dea. Kenapa?" aku langsung menatap wajah Henry dan menangkap sesuatu hal yang ganjil.

"Ayolah Ram, gue juga pengen punya temen deket anak SMA." Tuhkan, Henry menyukai Felyn.
"elo usaha sendiri. Atau minta bantuan sama Dea." Ucapku dan dia langsung menggaruk tengkuk nya sambil tersipu malu.

Tbc

Kesini-kesini kok gaje yah? Lagi mager buat konflik nya. 😏

Revisi: 07 Maret 2017

MR. BUNGLON IS MINE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang