SEBELAS

26.8K 1.2K 3
                                    

Rama Pov…

Malas  sekali, teman SMA ku sewaktu di Hongkong yang sama-sama orang Indonesia mengadakan makan malam.

"Aduh, pak susah banget sih nomor ini?" Dea terlihat kesal sambil menggaruk-garuk kepala nya menggunakan pencil dan bibir nya manyun.

"Kamu itu bodoh sekali, sudah berapa kali aku jelasin, masih aja engga ngerti." aku kesal, kenapa dia bisa sebodoh ini dalam matematika padahal nilai mata pelajaran lain nya bagus-bagus.

"Akh, bodo aku pusing." Rengek nya, begini nih, aku harus mengajar privat matematika pada Dea secara gratis. Berat sekali tanggung jawab ku sebagai tunangan nya. Harus antar jemput dia, mengajari dia privat, belum lagi hal-hal lain.

"Ini Non, mas kue nya." Ucap Bi Tini yang menaruh sepiring kue yang berisi kue brownies dan lapis legit kesukaan Dea.
"Aaaaaa Brownies dan Lapis" Dea langsung histeris dan berniat menyambar piring itu tapi dengan cepat aku langsung  mengambil  piring nya.

"Aaaakh kok di ambil, kak Rama siniin piring nya aku laper." Rengek nya, aku heran sama dia, dia suka manggil aku dengan sebutan bunglon tapi dia? Beberapa menit yang lalu dia manggil aku dengan sebutan bapak, dan sekarang kakak. Jadi yang bunglon, dia apa aku?

"Engga bisa, kamu harus menyetujui syarat yang aku beri jika kamu mau ini?" Ucap aku yang memegang piring dengan tangan kanan, dan menahan jidat nya dengan tangan kiri sedangkan dia mencoba mengambil piring ini.

"Syarat apa?" Tanya nya, lalu aku menatap bi Tini supaya pergi dan dia kemudian pergi.
"Nanti malam kamu ikut ke acara reuni teman-teman SMA ku waktu di Hongkong, kebetulan mereka ada di indonesia.

"Engga mau, aku engga suka harus nimbrung di acara orang tua, bikin bosen, bikin bete." Dia melipatkan tangan nya.
"Oke, jadi engga ada lapis legit engga ada brownies." Ancam aku
"Idiih, mau makan kue aja harus ada syarat. Aku tinggal minta bi Tini bikinin beres, tanpa ada syarat apapun."
"Aku bisa membuat bi Tini tidak bisa membuatkan mu kue karenaaa__"
"Oke, oke. Aku punya syarat juga." Dia langsung memotong ucapan aku, padahal aku juga tidak kepikiran mau mengancam.

"Apa syarat nya?" Tanya ku
"Besok hari minggu, aku mau liburan. NO LES PRIVAT NO SOAL MATEMATIKA.". ucap nya lantang.
"Baiklah, tapi kamu ingat jangan bersikap ceroboh, kalau mau makan harus tunggu makanan itu dingin, aku engga mau kamu tiba-tiba cegukan. Kecuali---"

"Kecuali apa?"

"Kecuali kamu ingin aku peluk?" Ucapku jahil. Dia langsung menunduk dan pipi nya memerah.
Hahahahahaha aku suka kalau dia terlihat malu seperti itu.

"Kenapa kakak mau ngajak aku?" Tanyanya tiba-tiba.
"Sebenarnya aku juga malas, tapi mereka menyuruhku untuk mengajak mu. Karena mereka protes tidak aku undang saat acara pertunangan."

"Jadi karena disuruh? Kalau mereka engga minta berarti kakak engga akan maksa ngajak aku?" Tanya nya yang terlihat sedih.

"Auntyyyyyyy" teriak Arvan yang di ikuti mamah Santi.
"Hai, ganteng ada apa?" Tiba-tiba ekspresi Dea berubah ketika Arvan datang.
"Arvan ayo maen sama Grandma, Aunty lagi belajar jangan di ganggu." Ucap Mamah Santi.

"Engga mau grandma, Arvan ingin maen sama Aunty." Jawab Arvan yang memeluk leher Dea.
"Engga apa-apa mah, Dea udah selesai kok belajar nya. Sekarang Dea siap maen sama pangeran Aunty Dea." Ucap nya sambil mencubit hidung mancung Arvan.

Arvan memang dekat dengan Dea, terlebih dia sangat suka anak kecil. Dia juga sayang sama adik-adik nya Felyn. Ekh apa barusan aku memuji dia? Akh tetap bagi aku dia itu anak cerboh dan manja.

***
Author Pov…

Dea sudah siap, sekarang dia memakai mini dress berwarna putih berbahan brokat, memakai bando dengan aksesoris mata. Rambut di biarkan terurai dan sedikit ikal di bagian bawah meski menggunakan make up sesuai usia nya dia terlihat cantik alami. Bukan Dea namanya kalau engga pake sepatu sneakers karena dia engga suka memakai heels atau wedges.

MR. BUNGLON IS MINE (COMPLETED)Where stories live. Discover now