"Wuah putri papah cantik banget malam ini?" Puji Danu saat melihat Dea turun dari tangga.
"Tapi pah, coba liat masa pake sepatu begitu?" Protes Santi.

"Mamah, yang penting metching mah." Dea membela diri.
"Aunty emang cantik." Ucap Arvan polos yang sedang duduk di pangkuan Danu. Meski Arvan bukan cucu kandung mereka tapi mereka sangat menyayangi nya karena senakal-nakal nya Arvan dia bisa di atur.

"Selamat malam semua?" Rama sudah datang menjemput Dea, dia memakai jas warna biru terlihat gagah.
"Malam juga Rama, tuh untung aja Dea nya udah siap." Ucap Santi sambil menyuapi Arvan buah apel

"Woah Aunty ceroboh cantik dan Uncle bunglon juga ganteng." Ucap Arvan polos dan berhasil membuat pipi  Rama dan Dea merah padam.

"Kalian itu aneh, punya panggilan kok ceroboh sama bunglon?" Ucap Danu di ikuti gelak tawa Santi dan Arvan.

***

Deandra Pov…

Aku udah sampai di tempat dimana reuni bapak bunglon dan teman SMA nya di selenggarakan.
Dia menyodorkan lengan nya supaya aku menggandeng lengan nya, iya meski kita engga saling suka tapi harus terlihat romantis didepan umum. (;′⌒')

"Hai Rama Ivardi Arkin." Sapa seorang laki-laki berkulit putih dan matanya sangat sipit.
"Iya Henry Wilson." Balas Kak Rama sambil memeluk dia.
"Hai, cantik kamu pasti tunangan Rama?" Tanya nya dengan senyum yang mengembang di bibir merah nya.

"I-iya kak." Jawab aku sedikit malu.
"Ayo kita duduk." Ajak kak Rama yang menggenggam tanganku lagi.
Setelah sampai di ruangan, mereka menyewa sebuah ruangan VIP di restoran mewah.

Setelah sampai aku melihat banyak teman kak Rama, semua yang ada disana melihat kearah kita.
"Ayo duduk princess nya Rama." Ucap kak Henry yang mempersilahkan aku duduk.
"Makasih kak." Ucapku, dan kak Rama langsung menatap tajam.
"Jangan kecentilan." Bisik nya tepat di telingaku.

"Hai, maaf aku terlambat." Tiba-tiba datang seorang perempuan cantik bertumbuh tinggi rambut teruarai panjang dan dia terlihat anggun dan dia duduk tepat didepan kak Rama.

"Iya engga apa-apa kok Sonia." Ucap seseorang yang ada disamping nya.
Aku hanya tersenyum tipis, tapi berbeda dengan kak Rama. Dia melihat perempuan itu dengan ekspresi wajah yang sulit di pahami.

"Hai Rama, ini tunanganmu?" Tanya nya dengan ramah, aku hanya senyum.
"Woaah,  Rama kamu bukan hanya reuni teman tapi kamu reuni sama Sonia juga." Ucap laki-laki berperawakan gemuk dan langsung di senggol oleh teman di samping nya.

"Akh iya maaf, hai Princess nya Rama. Tenang itu masa lalu kok engga ada apa-apakan." Masalalu?? Kaya lagi inul daratista aja.

Hei apa dia pernah punya pacar sebelum nya? Curaaaaang!!!
Aku aja belom pacaran ini aja langsung tunangan sama bapak bunglon. 😠

"Sudah-sudah, oh iya Ram kapan kamu nikah?" Tanya Kak Henry.
"Dia saja masih sekolah, lagipula masih terlalu cepat."jawab nya, tapi masih menatap perempuan yang bernama Sonia.

Aku engga paham kenapa aku engga suka Kak Rama menatap perempuan itu. Apa aku cemburu? Akh tidak mungkin. Tapi hati aku kok sakit ya denger dia punya mantan pacar?

Ayolah kok aku enggak nyaman berada disini. Terlebih semua membicarakan urusan mereka, sedangkan aku? Aku kaya kambing yang melongo bego seakan-akan akan di sembelih.

"Aku ke toilet dulu." Ucapku lalu pergi tanpa menunggu persetujuan pak bunglon.

Setelah sampai di Toilet aku langsung masuk ke Wc karena kebeletlah mau apa lagi.

"Ekh Rama di jodohin yah?" Tanya seorang perempuan yang baru masuk.
"Katanya, gadis itu penyebab Rama dan Sonia putus. Padahal mereka berpacaran lama sampai di bangku kuliah." Jawab yang satu nya.

Aku langsung duduk closet dan darahku berdesir dan terasa panas.
"Jadi aku penyebab rusaknya hubungan orang secara tidak langsung?" Batin terasa sakit, sampai butiran hangat mengalir di pipiku.

Jadi Sonia itu mantan pacar nya bapak bunglon? Mereka putus gara-gara aku? Aku langsung keluar setelah 2 perempuan itu menghilang, aku mengusap kasar air mataku dan harus terlihat seakan-akan aku baik-baik aja.

"Lama banget sih di toilet, ngapain aja, mandi?" Tanya kak Rama bahkan dia bersikap seperti ini di depan teman-teman nya.
"Kak aku pulang duluan aja, aku ngantuk buat siswa seperti aku tidak biasa berada diluar sampai larut malam." Ucapku meminta izin dan langsung memakai blazer sesuai ukuran mini dress yang aku kenakan dan membawa sling bag.

"Ya udah, kamu pulang aja. Naik taksi, jam segini masih ada kok." Jlebbb, hatiku berasa di tusuk bambu runcing sebanyak-banyak nya. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Setidak nya dia mencegah atau pura-pura khawatir karena tiba-tiba aku minta pulang.

"Kamu engga anterin dia pulang Ram?" Ucap kak Henry yang kaget dengan reaksi kak Rama.
"Aku masih ingin disini, lagipula dia sendiri yang meminta pulang." Dasar, manusia bunglon aku benci.(╥_╥)

Lalu aku keluar sambil menahan air mata. Aku engga nyangka dia kaya gitu, bukannya dia yang maksa buat aku ikut tapi malah kaya gini. Engga bertanggung jawab, coba aja kalau aku aduin ke mamah papah.

Tapi percuma, mereka hanya akan menganggap kalau aku itu cuma bohong mencari kejelekan Kak Rama padahal memang benar ada nya.
Dia benar-benar manusia bunglon.

TBC

Revisi: 06 Maret 2017

MR. BUNGLON IS MINE (COMPLETED)Where stories live. Discover now