[Chapt.11] ZICO (Woo ji hoo)

3.3K 335 22
                                    

"Jeongmal Mianhae, Bujangnim.. aku sungguh minta maaf."

Suzy dengan raut wajah sedih berulang kali melontarkan kata maaf keluar dari bibir kecilnya sambil beberapa kali pula membungkukan badannya dihadapan Manajer Byun.

"Aigoo.. Gumanhae Suzy-ah!"

Manajer Byun menghentikan gerakan Suzy yang baru saja akan membunguk lagi, membuat yeoja itu kembali berdiri tegak.

"Jangan bersikap seperti ini Suzy.. Guenchana. Aku bisa mengerti tentang keadaanmu sekarang. Kau seorang pelajar, tentu dilarang bekerja di tempat seperti ini. Dari pertama kali kau bekerja disini, aku sudah yakin jika hal ini suatu hari nanti akan terjadi juga. Guresseo, guencahana.. aku memang sedih karena kau tak bekerja disini lagi. Gundae, apa yang bisa kuperbuat? Itu keputusan yang telah kau ambil." Manajer Byun menepuk pelan bahu Suzy dan tersenyum ramah. "Gundae, mianhae Suzy-ah.. aku tak dapat membantumu mencari pekerjaan lain. Yang aku ketahui, tempat-tempat yang sedang mencari pekerja paruh waktu.. hanya cafe-cafe saja. Yang lainnya.. mollaseo." Raut wajah Manajer Byun berubah sedih.

Suzy menyunggingkan senyum manisnya. "Guenchana, bujangnim. Kau berusaha mencoba untuk membantuku saja, aku sudah sangat senang."

"Aigoo.." Manajer Byun memeluk tubuh Suzy penuh sayang. "Kau memang yeoja yang berhati lembut, Suzy-ah. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga kau bisa berhasil diluar sana. Carilah pekerjaan yang layak. Kalau kau butuh bantuan, datanglah kemari. Pintu Cafeku ini selalu terbuka untukmu, Suzy.. Kau mengerti bukan?"

"Ne, Bujangnim." Suzy mengangguk pelan dalam dekapan Manajer Byun. "Jeongmal Gamsahamnida." Tetesan air mata Suzy pun tumpah membasahi kameja putih yang saat itu tengah dikenakan Manajer Byun.

Bagaimanapun, Suzy merasa sangat sedih harus berhenti bekerja menjadi pelayan di Cafe itu. Ia sudah menganggap Manajer Byun dan rekan-rekan pelayan disana sebagai keluarganya. Ia sungguh tak percaya kalau sekarang ia harus berpisah dengan mereka semua. Tapi mau bagaimana lagi, Suzy harus melakukan ini semua.

Pekerjaan yang telah ia pilih sejak awal ini memang sudah salah, namun masih saja tetap ia lanjutkan. Mana mungkin murid SMU bekerja menjadi pelayan di café asing. Tentu itu sebuah larangan yang sebenarnya sudah ia ketahui tapi masih tetap ia langgar.

Padahal Suzy sadar, jika ia itu adalah seorang Ketua perwakilan sekolah dan tentunya menjadi panutan semua siswa-siswi Seoul International High School. Ia memaki dirinya sendiri dari didalam hati, karena sudah berani melanggar peraturan sekolah.

-

-

-

"Aku pulang.."

Suzy membuka sepatunya dan berjalan masuk ke dalam rumah sederhananya.

Bau masakan Nyonya Bae-sang ibu, sudah bisa tercium oleh indra penciumannya.

Suzy bergegas menaruh sepatunya di rak sepatu, dan menuju ruang makan. Disana sudah ada Bae Ara yang sedang duduk manis sambil membaca buku di meja makan.

Bae Ara memang suka membaca dimanapun ia berada. Adik satu-satunya itu memang mewarisi otak Suzy. Ralat! Kedua kakak-beradik itu memang mewarisi otak Almarhum Ayah mereka yang cerdas dan gemar membaca.

Suzy melangkah ke arah dapur mencari ibunya. Namun orang yang dicari tak ada disana sehingga membuat Suzy kembali ke ruang makan.

"Eomma odiga?" Tanya Suzy pada Ara, sembari mencomot sebuah mentimun di atas meja dan melahapnya cepat.

"Eomma?"

Suzy mengangguk.

"Ada di dapur, bukan?"

My waiter is my loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang