Side Story - Sasaeng

1.1K 63 2
                                    

"Pikiranku mengatakan bahwa aku salah, tapi hatiku berkata 'lakukan apa yang membuatmu bahagia'" – Ahn Jikyung

Satu Koin, Dua Sisi.

The Bad Side

***

"Ahn Jikyung!" seorang gadis berambut pendek berteriak dari seberang jalan. Tangannya melambai seolah-olah mengatakan untuk menunggunya.

Gadis yang dipanggil Jikyung itu berbalik, tersenyum. "Kim Jihae!" teriaknya senang.

"Aku sudah lama tidak melihatmu," Jihae memeluk Jikyung, rasanya rindu setelah melihat teman lamanya itu. "Bagaimana kabarmu?"

"Masih seperti dulu," Jikyung menjawab dengan santai. "Apa yang kau lakukan setelah berhenti?"

Jihae tahu apa yang dimaksud oleh Jikyung. Perasaan menyesal dan bersalah terlihat jelas dari raut wajahnya. "Ah itu adalah masa-masa yang buruk. Aku tak ingin membicarakannya. Oh omong-omong mengapa kau tidak berkeliaran di sekitar Oppa?"

"Mereka sedang ada jadwal di luar negeri. Sangat menyebalkan," Jikyung mendengus kesal. "Jika saja aku sekaya pengurus fansite itu mungkin aku bisa mengikuti mereka kesana."

"Kau gila."

"Sudah dari dulu," Jikyung kembali menatap Jihae, ia melirik tanda pengenal yang dikenakan Jihae, khas seorang karyawan magang. "Kau sudah bekerja?"

"Ya. cukup sulit mencari perkejaan setelah aku keluar dari sana. Apalagi kualifikasiku sangat kurang. Tapi inilah yang bisa kulakukan," Jihae tersenyum sedih.

"Memangnya kau bahagia?"

"Bisa dikatakan bahagia tapi juga tidak. Hei, rasanya menyenangkan menerima gaji dan bisa melakukan berbagai hal untuk diri sendiri. Mereka tak akan memberimu makan, jadi kuharap kau segera berhenti."

"Kau tahu bahwa masyarakat mengutuk tindakan kita– ah kuralat, tindakanku. Tapi satu-satunya kebahagiaanku adalah mereka."

"Terserah kau saja. Aku tidak ingin berdebat," kata Jihae menyudahi perdebatan mereka. "Aku akan mentraktirmu minum. Ayo!"

***

Jikyung berlari kecil sambil berusaha merapatkan mantel yang dikenakannya, karena angin dingin berusaha menyentuh kulitnya. Dia berhenti berlari ketika mencapai salah satu salon kecantikan di Cheongdamdong, beberapa gadis lainnya tengah berkumpul disudut jalan.

Dia baru saja mendapatkan informasi bahwa malam ini EXO akan kembali ke Korea setelah menyelesaikan rangkaian tur luar negeri. Sehingga ia berniat menunggu di dekitar dorm.

Ahn Jikyung sama seperti gadis normal lainnya, yang suka memandang lama-lama pada lelaki tampan dengan segudang bakat. Sejak SMP dia sangat menyukai idol. Karena hobinya inilah dia sering sekali dikucilkan disekolah. Masa-masa sekolah tidak berjalan mulus untuk seseorang seperti dirinya. Tidak pintar, tidak kaya, tidak mudah bergaul dan tidak secantik boneka.

Yang perlu dia miliki hanyalah uang untuk mencari tahu keberadaan, apa yang sedang dilakukan, dan segudang aktivitas pribadi member EXO. Sudah 3 macam pekerjaan paruh waktu yang dilakukannya untuk mencari uang. Bahkan seorang sasaeng seperti dirinya tidak akan segan untuk menjual tubuh demi mendapatkan uang.

***

"Kau itu cuma seorang penguntit," tuduh adik Jikyung yang sudah sangat hafal dengan tindakan kakaknya itu. Pergi selama berhari-hari hanya untuk mengikuti EXO. Menghabiskan setiap uang yang dimilikinya untuk membayar jasa taksi.

"We are one, EXO saranghaja!"Where stories live. Discover now