⇦DUA⇨

347K 22.5K 1.1K
                                    

"Siapa yang nyebelin?" tanya seorang gadis dengan pakaian MOS.

"Itu Si Karrel-Karrel itu," jawab Kiara tanpa sadar, namun sedetik kemudian dia menyadari apa yang ia ucapkan tadi, "eh? Bukan Karrel, please, jangan kasih tau dia, entar gue dimarah," mohon Kiara.

"Udah santai aja kali, gue nggak bakal kasih tau ke Karrel," kata gadis itu dengan senyum ramah.

"Makasi," kata Kiara sambil tersenyum.

"Btw, nama lo siapa?" tanya gadis itu.

"Kiara Ifania, panggil Kia aja," kata Kiara sambil mengulurkan tangannya pada gadis di depannya.

"Jenny Vitalia, panggil Jenny aja," kata Jenny sambil menerima uluran tangan Kiara.

"Oh."

"Lo tadi kenapa marah sama Karrel?" tanya Jenny.

"Lo kenal Kakak senior itu?" tanya Kiara.

"Ya kenal lah, siapa sih yang nggak kenal Karrel?" tanya Jenny. Mereka berdua mengobrol sambil berjalan.

"Tapi, lo kan murid baru, kok bisa kenal?" tanya Kiara.

"Kakak gue sekolah di sini," kata Jenny.

"Oh, siapa nama kakak lo?" tanya Kiara.

"Martin, segeng sama Karrel," kata Jenny, "btw, Karrel itu satu angkatan sama kita, jadi nggak usah manggil kakak ke dia," ujar Jenny.

"Oh."

"Lo udah dapet berapa tanda tangan OSIS?" tanya Jenny.

"Baru dua," jawab Kiara membuat Jenny kaget.

"What?! Lo baru dapet dua tanda tangan, tapi lo masih bisa santai-santai?" tanya Jenny lebay.

"Ternyata lo lebay juga ya," kata Kiara sambil tersenyum.

"Abis lo baru dapet dua, tapi udah ngobrol aja sama gue, lo mau gue bantuin?" tawar Jenny.

"Boleh."

"Udah dapet tanda tangan kakak gue? Dia juga OSIS loh," kata Jenny yang dijawab anggukan oleh Kiara. Mereka pun mencari Martin.

Setelah lama mencari, Jenny melihat kakaknya sedang duduk di kantin bersama teman gengnya.

"Lo aja yang minta tanda tangannya, gue malu," kata Kiara.

"Ngapain malu, ayo cepet!" Jenny pun menarik Kiara sampai ke meja para gerombolan cowok.

"Kak, minta tanda tangan dong," pinta Jenny sambil menyodorkan buku dan pulpen milik Kiara.

"Bukan gue udah ngasih tanda tangan gue ke elo?" tanya Martin heran.

"Ini buku temen gue," jawab Jenny.

"Mana temen lo?" tanya Martin, Kiara yang sedari tadi diam di belakang Jenny pun menengok.

"Saya, kak," kata Kiara sambil berjalan ke sebelah Jenny.

"Oh, cewek imut yang tadi?" ujar Martin.

"Modus mode on," sindir Rokky.

"Apaan sih lo?" tanya Martin sambil meninju lengan Rokky.

"Kalian ribut banget sih," Karrel yang sedari tadi menundukkan kepalanya pun mendongak.

"Cepetan tanda tangan Kak," paksa Jenny.

"Males, tangan gue sakit, gue mau temen lo mijetin gue," kata Martin sambil tersenyum kearah Kiara membuat gadis itu takut.

"Lo kira temen gue tukang pijet?" tanya Jenny marah.

"Jen, otak kakak lo lagi kegeser ya?" Gani yang sedari tadi diam, angkar suara.

"Jangan digituin napa anak orang? Kasian, tu liat sampai ketakutan dianya," kata Rokky 'sok' bijak.

"Ah, sok bijak lo," kata Martin.

"Kak, saya boleh minta tanda tangan nggak?" tanya Kiara sambil mendongak dengan tatapan memohon.

"Pijetin tangan gue dulu," suruh Martin.

"Coba aja kalau gue OSIS dek, udah gue kasi deh tanda tangan gue keelo," kata Gani.

Karrel yang sedari tadi memperhatikan Kiara, akhirnya angkat suara, "nama lo siapa?" tanya Karrel.

"Kiara, panggil Kia aja," jawab Kiara sambil tersenyum menampakkan lesung pipinya, yang membuat dia terlihat manis.

"Kiara, Kiara, Kiara," Rokky bernyanyi menggunakan nada 'Alamat Palsu'.

"Kia, kita pergi aja yuk! Kita minta sama yang lain aja, tapi inget satu hal Kak, di rumah lo nggak bakal tenang!" ancam Jenny, lalu menarik Kiara.

"Nah ayo, Buk Bos marah," kata Gani. Jenny dan Kiara pun pergi.

"Eh, gue beli minuman dulu ya," kata Jenny yang dijawab anggukan oleh Kiara. Jenny pun pergi.

Saat Kiara sedang menunggu Jenny, ia mendengar seseorang memanggil namanya, ia pun menengok ke belakang. Ternyata Martinlah yang memanggilnya.

"Ada apa?" tanya Kiara sambil menghampiri Martin.

"Karrel minta no hp lo," kata Martin membuat Karrel melemparinya dengan kotak tisu yang ada di atas meja.

"Ciee ... Karrel, kir, kir," kata Gani sambil bersiul.

"Terus hubungan kita dibawa kemana?" tanya Rokky.

"Kia, nggak usah didengerin, biasa mantan pasien RSJ," kata Karrel.

"Tapi bener lho, Kia, yang gue ucapin tadi. Si Karrel emang nanyain lo," kata Martin.

"Lo ngomong lagi sekali, gue patahin tulang lo!" ancam Karrel.

"Takut," kata Martin pura-pura takut.

"Sebenernya kalian ngomong apaan sih?" tanya Kiara bingung.

"Tau tuh, sebenernya kita ngomong apaan sih?" tanya Gani.

"Kita?" tanya Rokky.

"Oke fine, lo, gue, end!" kata Gani.

"Udah pada gila nih temen gue. Oh, iya, Kia jadi minta tanda tangan gue?" tanya Martin.

"Boleh?" tanya Kiara dengan mata berbinar.

"Lucu deh," kata Martin sambil menyubit pipi Kiara gemas, "boleh kok."

"Tin, jangan pegang Kia, nantin ada yang cemburu," kata Rokky.

"Gue nggak cemburu," kata Karrel marah.

"Dan gue nggak bilang lo cemburu," kata Rokky.

"Ini bukunya kak," Kiara memberikan bukunya kepada Martin. Martin pun menandatangani buku milik Kiara.

"Ini bukunya," Martin memberikan buku tersebut kepada Kiara.

"Makasi, Kak," kata Kiara sambil menerima buku tersebut.

"Sama-sama adik cantik," kata Martin.

"Modus," kata Karrel pelan.

"Lo kenapa Rel?" tanya Gani.

"Nggak."

"Saya permisi dulu ya," kata Kiara.

"Dada Kiara!" kata Rokky sambil melambai-lambaikan tangan.

"Gue nggak nyangka, ternyata lo mesum juga," kata Gani sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

▣▣▣▣▣

Hai, aku kembali lagi. Ada yang bacakah? Kalau nggak ada aku rapopo. Tapi kalau ada jangan lupa vomment.

Oh, iya, kalau misalnya ada yang bingung kenapa Kiara ikut MOS padahal dia udah kelas dua, jawabannya: karena peraturan sekolahnya kayak gitu, walaupun udah kelas dua atau tiga, kalau murid baru harus tetep ikut MOS. Tapi kalau masih ada yang bilang 'mustahil banget ada sekolah kayak gitu' ingatlah pasal PI ayat NG, bahwa tidak ada hal yang mustahil di tangan author.

Sekian, dan terima kasih.

08-04-2016

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang