It's Felt Full, Now It's Sleepy

62 9 5
                                    

Maafkan author yang slow update ini :"
Pokoknya jangan berpaling dari Fanfic ini ya ㅠㅠ(?)
Jangang lupa vote 😚
Enjoy reading~

Jadi selama ini aku menyukai Jiwon?

Jadi fenomena (?) jantung, pikiran dan perasaanku karena Jiwon?

Jadi,..

"Hei! Hei, kau mendengarkanku?"

"Ne?!" Aku tersadar karena Callum mengguncang bahuku

"Ne?" Callum terlihat bingung. Ah iya, aku lupa kalau tidak sedang bersama Jiwon.

"Ah, maaf, aku terbiasa berbicara bahasa korea dengan Ji- maksudku, Bobby," jika aku berkata Jiwon pasti tak akan ada yang mengenalnya di sini.

"Kalian sepertinya dekat sekali, ya? Pantas saja kau mudah menyukainya,"

"Eh? Kami tidak sedekat itu kok, senior.." aku mengelak. Sepertinya aku belum siap menerima kenyataan itu.

"Ayolah, panggil saja aku Call. Kata senior tidak cocok untukku,"

"Ba-baiklah.. Call.. Call?" Sepertinya aku pernah mendengar namanya.

"Hei Jordan, Call sudah kembali?"

"Nah, dia masih diobati di ruang kesehatan tadi, mungkin sebentar lagi?"

"AAAKH!" Aku terkejut dan melompat kebelakang, terduduk diatas kasur pasien.

"Ada apa??" Dia terlihat bingung lagi.

"Kau.. kau, jadi kau temannya sekumpulan preman-preman itu, ya?!"

"Huh?" Dia menggaruk garuk rambutnya, matanya menatap ke atas seakan sedang berpikir. "Hmm, kurasa aku tak berteman dengan preman,"

"Tidak! Dia juga memanggilmu Call!" Aku bersi kukuh pada orang yang ada di depanku ini.

"Siapa?" Nada bicaranya seperti sedang mempermainkanku.

"Seseorang.. bernama.. Jordan? Mungkin?"

"Ah.. Jordan? That's buddy.." dia tertawa ringan. Aku jadi tidak yakin kalau dia salah satu dari preman-preman itu. Dia memiliki kesan flower boy.

Tapi.. dia mengenal si 'Jordan' berarti..

"Ya, mereka temanku," jawabnya santai, menatapku dengan wajah innocent.

"Ja-jadi, kau ben.. benar.."

"Gahahaha.. kami tidak sekasar itu, kok. Kau tahu? Jordan itu memiliki Hobby merajut, lalu August seorang pecinta anjing, ya begitulah. Kami hanya ingin bermain-main dengan anak kelas 1,"

"Eh..." speechless "Lalu, kau?"

"Aku?"

"Ya, bagaimana denganmu?" Aku mulai sedikit tenang, tapi aku juga jadi heran.

"Aku menyukai anak kelas 1 sepertimu,"

"Apa?!"

"Gahahahaha.. hanya bercanda! Kau mudah sekali di tipu! Haha,"

Aku menghembuskan nafas lega setelah tahu ia hanya bercanda.

"Ah, sudah ya! Aku harus temui teman-temanku dulu, see you around, kid!"

Dia beranjak keluar dari ruangan kesehatan sambil melambaikan kedua tangannya dengan senyum lebar.

"I'm not a kid,"

##

Huft~

Aku menghembuskan nafasku kuat-kuat, rasanya aku tak ingin keluar dari ruang kesehatan ini. Tapi ini sudah jam istirahat, dan guru kesehatan tadi menatapku dengan tatapan 'hey, kau itu tidak sakit, kembalilah ke kelas!' yang sangat tidak nyaman.

Cklek!

Akhirnya aku membuka pintu ruang ini juga. Anak-anak lain sudah memenuhi koridor.

"Ya!" Rasanya aku ingin kembali ke dalam ruang kesehatan.

"Apa?" Aku menoleh ke sumber suara tadi. Jiwon disana, berdiri dengan tas ransel merahku di dadanya.

"Kau ingin aku mati, ya? Kenapa tadi langsung kabur? Dekan Hammre mengira aku membolos tadi.." wajah Jiwon terlihat kesal, tapi kau tahu? Yang aku perhatikan bukan matanya, tapi kedua alisnya yang sekarang berbentuk '/ \' (?).

"A.. aku, hmm.." aku ingin berbohong lagi, tapi aku menghentikan mulutku yang mencoba kebiasaan buruk itu.

"Kau ingin pulang sekarang? Aku sudah bilang kau sakit, dan wali kelas Joe juga sudah tahu," Jiwon melangkah mendekatiku. Tapi aku tak berani menatap matanya, jadi.. aku hanya menatap alis tipisnya.

Aku menunduk, aku memang sedang tidak dalam mood belajar, "Jiwon, antarkan aku pulang.."

"Arraseo," sepertinya Jiwon khawatir padaku, padahal aku tak sesakit itu.

Jiwon menggandeng tangan kananku dan melangkah menuju pintu utama sekolah.

Akanku jelaskan padanya bahwa aku tidak sakit, nanti.. karena aku sedang sibuk sekarang. Sibuk menormalkan jantungku yang error 404(?) ini.

.
.
##

"Kau yakin, tak ingin minum obat apapun? Dari tadi kau tak bicara apa-apa,"

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Sebenarnya dari tadi aku memikirkan apa aku menyukai Jiwon atau tidak. Dan aku belum menemukan jawabannya.

"Ji-jiwon, kau.. pernah menyukai seseorang?" Alih-alih menjawab Jiwon aku justru bertanya hal lain padanya.

"Eh? Kenapa tiba-tiba? Tentu pernah, kan?" Di bawah terik matahari musim panas itu Jiwon balik bertanya padaku lagi.

Deg!

"Siapa? Siapa yang.. kau sukai?" Rasanya saat Jiwon mengucap kata 'pernah', ia berteriak di telingaku, dan membuat kata itu bergema di rongga telingaku.

"Eh? Kenapa kau bertanya tentang itu?" Jiwon terlihat sungkan. Aku menghentikan langkahku. Otomatis, Jiwon juga berhenti ia berdiri disampingku, menatapku bingung.

"Siapa?" Entah kenapa otakku mengancamku (?) kalau jawabannya bukan 'kau' maka aku akan mati di sini.

"Ya! ... Apa kau sangat ingin, tahu?" Jiwon masih menggandeng tanganku. Di bawah terik matahari musim panas itu.

"Apa kau ingin meberitahukannya padaku?" Jantungku berdegub hebat. Aku mengeratkan gandengan tangan Jiwon. Ini seperti aku ingin tahu, tapi sebenarnya aku tak ingin tahu.. kau mengerti maksudku?

"Baiklah, orang yang kusukai.." Tolong, jantungku.. jantungku..

Drip! Drip!

Jiwon menengadahkan tangannya ke atas, beberapa bulir air kecil jatuh di tangannya.

Aku menatap langit yang tadinya cerah, namun sekarang sudah di selimuti awan kelabu itu. Baru beberapa detik, bulir air gerimis yang mengenai kami sudah menjadi bulir air hujan yang jatuh dengan cepat dan terasa sangat menyakitkan.

Hujan deras tak terelakkan.

"Ya!" Jiwon melepas snapback miliknya yang sejak tadi pagi kukaitkan di tasku, dan memakaikannya di kepalaku.

Lalu ia menarik tanganku dan berlari ke arah gereja yang berada sekitar 10 meter di depan kami.

Entah kenapa saat kami berlari di tengah hujan, aku merasa bahwa tak akan ada yang mendengarku. Dan aku juga tak tahu kenapa mulutku mengucap kata-kata yang kunilai cukup nista (?) itu.

"Jiwon, aku menyukaimu," ucapku lirih.

Jiwon yang masih berlari di depanku berhenti tiba-tiba.

"Aish!"

To be continued

Word: 888 words

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 03, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Butterfly Effect [BOBBY FanFic]Where stories live. Discover now