Eat more Leaves! Eat!

75 14 0
                                    

New Part here!
Enjoy~
Vote and give me comment! ●ㅅ●)b

"Miyeon, aku.."

"Sudah kubilang jangan bilang apapun!"

"Maaf.." Jiwon berbisik lirih dengan nada menyesal.

"Ck,.." aku mendorong kasar bahu Jiwon dengan bahuku. Ia kehilangan keseimbangan sebentar lalu kembali berlutut tegak dengan kedua tangan mengepal ke atas kepala. Aku? Tidak jauh berbeda dengannya. Asap rokok terlihat mengepul di dalam toilet ini. Aku benci asap rokok.

Ini mengesalkan. Siapa yang tahu kalau WC laki-laki ini adalah markas senior-senior berandal saat jam pelajaran? Harusnya mereka membuat papan besar besar di pintu. Atau minimal membuat pengumuman di Wall Magazine.

Lagi pula, untuk apa mereka membolos dan berkumpul di WC laki-laki pesing dengan urinal dan wastefel kotor ini?

"Hei Jordan, Call sudah kembali?"

"Nah, dia masih diobati di ruang kesehatan tadi, mungkin sebentar lagi?"

Hiii.. apa mereka berkelahi sampai diobati disana? Aku bergidik. Mereka sedari tadi menunggu orang bernama Call itu. Sepertinya Call adalah orang yang penting di grup berandal para senior ini.

"Hei, Chubby! Angkat tanganmu dengan benar!"

Seseorang berkulit gelap dan berbadan kekar memelototiku. Apa aku se-Chubby itu? Hiks..

Aku cepat-cepat menaikkan bahu dan lenganku yang sebenarnya sudah pegal. Kami berada di posisi ini hampir 20 menit, sepertinya.

"Masih kurang! Apa tanganmu memang terlahir pendek, huh?"

Ukh! Sakit. Nafasku juga sesak, karena beberapa senior merokok di ruangan dengan fentilasi yang minim ini. Aku ingin batuk rasanya.

Senior garang tadi membentakku lagi dan memukul tanganku dengan penggaris plastiknya.

"Uhhuk..." aku menahan batuk dan sesak, "ma-"

"Hei! Jangan kasar padanya! Apa kau banci?! Dia ini perempuan!" Jiwon tiba-tiba berseru.

Aku dan 9 orang senior yang ada di ruangan ini menoleh kearahnya. Rahang Jiwon mengeras. Padahal Jiwon tadi terlihat takut juga dengan para senior saat mereka memojokkan kami dan men-strap kami tadi, tapi sekarang dia terlihat marah.

"Hei, Chinese boy! Kau barusan bilang apa?" Laki-laki jangkung yang merokok di pojok ruangan menatap Jiwon dingin.

"Aku tak peduli kau senior atau bukan, kau berandal atau teladan, kau murid atau preman, tapi dia ini perempuan! Apa kau tidak tahu paru-parunya tidak kuat dengan asap rokok? Apa kau tahu tangannya pegal? Apa kalian semua banci?!" Jiwon berdiri dari posisinya. Kami bersepuluh (aku dan 9 senior laki-laki) kembali terperangah.

Aku menatapnya bingung. Jiwon menarik tanganku, membuatku berdiri, menyodorkan pelan sapu tangan hitamnya ke depan hidungku. Sunyi, semua tatapan ganas dari mata senior menatap Jiwon.

"Apa yang kalian lihat?! Tidak lihat Yvonne sedang berusaha selamat dari udara kotor yang kalian hasilkan? Huh?!" Jiwon membentak lagi.

Lalu mendorong punggungkuku pelan keluar ruangan toilet. Semua senior terlihat menatap marah Jiwon, tapi tak ada yang menghentikan atau setidaknya memukul Jiwon.

"Apa kau bisa bernafas lebih baik sekarang?" Jiwon bertanya sambil memegangi lenganku.

"Sekarang.. tidak apa-apa," aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.

Butterfly Effect [BOBBY FanFic]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant