Still Egg

132 20 23
                                    

Votecomment~ Tap Tap~ dulu yap
Happy reading...

Aku terjatuh ke area luar sekolah. Terhempas kebawah, mendarat pada dedaunan kering. Sakit.. sedikit.

Bruk!

Tentu saja disusul dengan jatuhnya Jiwon di samping ku. Ini berarti pelarian kami dari sekolah berhasil.

Wajah Jiwon mengernyit kesakitan. Karena bokong Jiwon yang mendarat lebih dulu itu tidak sebesar dan setebal bokong Mark(?).

"Jiwon, kemana kita akan pergi?" Aku bertanya padanya setelah membantunya berdiri.

Tangannya merapikan snapback kebesaran di atas kepalaku. "Ingin makan apa?"

"Whoa~, kau sedang banyak uang, huh? Mau meneraktir ku?" Aku tersenyum penuh.

"Ehey, aku memenangkan taruhan pertandingan basket dengan teman sekelas kemarin~" gigi depannya tampil lagi, dan matanya menghilang.

"Apa? Kau taruhan? Aku kan sudah bilang itu buruk!" Senyumanku terhapus begitu mendengar jawaban Jiwon.

"Memangnya kenapa? Ini tak menghamburkan uang sebanyak yang kau kira," tatapan bodoh Jiwon benar benar terlihat bodoh.

"Akan kulaporkan ibumu!" Pengadu. Memang sifatku saat itu.

"Ya! Jangan begitu Miyeon-a~" sepertinya dia begitu takut dengan ancamanku.

Aku tak akan melunakan hati ku, tidak kali ini Jiwon.

.
.

"Kau janji tak akan memberi tahu ibuku, kan?" Jiwon memang tahu kelemahan ku. Es krim.

"Arraseo.." entah kenapa aku begitu mudah melupakan segalanya setelah berdiri di depan truk es krim di taman kecil dekat sekolah itu.

"Omong-omong es krim vanilla mint lagi? Dasar pecandu vanilla mint" Jiwon mulai mencampuri urusan ku.

"Oh~ Jadi es krim banana split lagi? Dasar monyet~" aku menjulurkan lidah.

"Ap.."

"Monyet~ monyet~" aku memotong kata-kata Jiwon.

"Tunggu! Bau apa ini?" Jiwon menarik tas ransel merahku. Lagi, seperti tadi pagi, aku terhuyung.

Aku ikut mengendus. Hmm, ini memang sedikit mencurigakan. Ah bau ini...!

"Kkae Ttong! *kotoran anjing" Jiwon berteriak keras sekali sambil menunjuk bagian semen yang baru saja ingin aku injak. "Ya!" Dia menarik tas ku lagi, kali ini aku tak bisa menjaga keseimbangan tubuhku yang terhuyung.

Aku jatuh terduduk kebelakang. Bokongku terasa berdenyut. Untunglah es krimnya tetap berdiri tegak di genggaman tanganku.

"Ya! Itu tadi hampir saja!" Aku memkul lengan Jiwon keras keras.

"Appo!" Jiwon kesakitan mengelus lengannya "Ya! Kalau kau tidak ku tarik kebelakang kau pasti sudah menginjak tahi itu! Kau tau betapa malasnya dirimu mencuci sepatu? Bahkan sepatu mu itu sudah hampir satu tahun tak kau cuci, setidaknya jemur sebentar! Jika saja kau sudah menginjak tahi itu aku tidak bisa lagi berdekatan dengan mu! Hidungku ini sensitif, yo!"

-_-

Sejujurnya aku ingin sekali menjungkir balikkan kepalanya. Ini memalukan. Bayangkan, laki laki mengeluh soal ke-jorok-kan sepatumu.

"Ya! Kalau begitu urusi dulu gigimu itu! Setidaknya pakailah kawat gigi seperti oppa!" Yang kumaksud oppa adalah kakaknya.

"Berisik! Setidaknya gigiku hanya 1 yang tidak rapi!" Jiwon balas membentakku.

Butterfly Effect [BOBBY FanFic]Where stories live. Discover now