Cracked, it's Little Worm

114 18 0
                                    

Setelah berunding akhirnya part ini berhasil di buat~

Happy reading ya~ 
Tap vote Tap comment juseyo★★

Kenapa? Barusan perut dan jantungku benar benar aneh. Baiklah, jantungku berdegub begitu kencang mungkin karena terlalu banyak berlari. Tapi perutku? Apa salah makan?

"Ya! Kau tidak mendengarku?!" Aku tersentak, segera menoleh ke arah Jiwon yang menggunakan sarung tangan karet basah dan bersabun.

Kami mendapat hukuman mencuci piring setelah makan siang, ditambah merapikan buku di perpustakaan sepulang sekolah.

"Mian, apa yang kau katakan tadi?"

"Aku bilang, kenapa kau tadi ingin kekamar mandi, huh? Apa sedarurat itu? Lalu kenapa sampai sekarang kau bisa menahannya?"

"Ah! Aku juga tidak tahu, kenapa tiba tiba perut ku terasa aneh.." aku meletakan piring yang sudah di cuci Jiwon ke pengering.

"Miyeon,"

"Ya?" Jawabku masih menatap mesin pengering piring yang mulai berkerja.

"Kalau ada sesuatu katakan padaku, ya? Kita kan teman, yakan?"

"..." entah kenapa perasaanku mencelos. Apa ini? Aku dan Jiwon kan memang teman, ada apa denganku hari ini? "..ya, tentu saja," jawabku pada akhirnya. Mungkin aku lelah, ingin cepat pulang rasanya.

.
.
.

"Jiwon, tutupi aku, aku ingin tidur" jam dinding kelas masih menunjukan pukul 02.17 tapi aku mengantuk karena Mrs. Cathie yang sudah baya itu terus-terusan berbicara soal masa mudanya.

"Apa? Izinlah ke ruang kesehatan," Jiwon yang duduk di depanku sepertinya tak ingin duduk tegak demi menutupiku. Memang biasanya aku berbohong tentang sakit kepala agar bisa tidur di ruang kesehatan.

"Aa~ kumohon.." aku benar-benar malas.

"Ck, baik lah! Kau berhutang padaku," akhirnya..

Jadi, selama hampir 3 jam Jiwon duduk tegak seakan antusias mendengarkan cerita Mrs. Cathie, sedangkan aku? Tidur.

Dimimpiku aku melihat silhouette pangeran yang sangat tampan dari belakang. Aku mendekatinya.
Saat berbalik wajah pangeran itu adalah wajah Jiwon yang sedang tersenyum menyebalkan, seperti telah menang berdebat denganku. Aku tak suka itu.

Mataku terbuka lebar-lebar. Aku tidak tahu itu mimpi indah atau mimpi buruk.

"Oh! Kau sudah bangun?"

"Kamjakkiya!!" Taget. Wajah Jiwon memenuhi penglihatanku. Aku langsung memundurkan wajahku.

Kelas sudah sepi ternyata.

"Aku ingin membangunkanmu tadi, tapi melihatmu tidur begitu pulas, jadi tidak jadi. Kapan lagi aku bisa melihatmu tidur," lagi, lagi, lagi. Senyum itu lagi.

"Kau gila? Ayo cepat ke perpustakaan, aku ingin tidur lagi di rumah," aku cepat-cepat membawa tasku dan berjalan terhuyung keluar kelas.

"Dasar putri tidur, tak akan ada yang ingin menciummu untuk membangunkanmu, kau tahu?" Jiwon mengikutiku dari belakang.

"Lalu?"

"Pada akhirnya aku yang jadi korbannya, benarkan?"

"Oh~ jadi kau ingin mencium ku?" Setengah bercanda aku menanggapinya.

"Aku tak bisa hidup tanpamu, bagaimana bisa kau menemaniku jika kau terus-terusan tidur, bodoh!"

"..." aku berhenti melangkah, tapi aku cepat-cepat melanjutkan langkahku ketika langkah Jiwon hampir mendekatiku.

Butterfly Effect [BOBBY FanFic]Where stories live. Discover now