PART 4

102K 5.3K 47
                                    

Maaf typo bertebaran ☺

Happy reading......

------------------------------------------

Sinar mentari pagi menyinari kamar apartemen milik Albert. Cella mengerjapkan matanya karena terasa silau. Cella berbalik dari tidurnya yang memunggungi ranjang Albert. Di sana terlihat ranjang sudah kosong, menandakan bahwa suaminya sudah bangun mungkin sudah berangkat ke kantor. Mengingat jam sudah mengarah pada angka tujuh. Cella sedikit pusing saat bangun dari sofa bed-nya, dia duduk sebentar guna menghilangkan pusing yang mendera kepalanya. Setelah dirasa cukup, Cella berjalan menuju kamar mandi sambil sedikit meringis. Cella memperhatikan penampilannya lewat cermin yang ada didekat wastafel kamar mandi. Hidung merah, wajah sembab dan mata yang sedikit menyipit akibat karena menangis semalaman. Dia merasa ngeri melihat penampilan dirinya sendiri yang seperti ini. Segera dia membasuh wajahnya yang pucat dan membersihkan diri sebelum nanti membersihkan apartemen seperti biasa dan pergi ke mansion milik mertua adik iparnya.

Sebelum memulai kegiatannya, Cella terlebih dahulu sarapan dengan sisa kue yang kemarin diberikan Aunty Keira. Sebenarnya Cella sedang malas membuat sarapan dan sarapan tentunya, tapi karena sekarang dia harus berbagi makanan dengan mahluk di dalam dirinya jadi dia paksakan untuk mengisi perutnya.

Sesaat setelah mengirim pesan kepada Icha bahwa dirinya hari ini tidak bisa datang dan tentu dengan memberikan alasan yang sejelas-jelasnya karena Cella sangat tahu bahwa sahabatnya itu sangat peduli dengannya, Cella menuju mesin cuci mengambil cucian yang tadi sempat dia masukkan sebelum mulai sarapan. Saat akan kembali ke kamar, kepala Cella kembali berdenyut dan diapun terhuyung tapi dia merasakan ada lengan kokoh yang menahan pinggangnya jadi dia bisa selamat dari benturan keras di lantai. Cella yang masih kaget menahan nafas dan menatap manik sebiru samudra pemilik lengan kokoh yang menyangga pinggangnya.

"Lain kali hati-hati! Jangan ceroboh!" Suara berat khas Albert membawanya kembali bernafas.

Cella segera memperbaiki posisinya dan Albert masih membantunya. "Maaf Kak, terima kasih." Cella diterpa kegugupan karena baru kali ini dia berhadapan sangat dekat dengan Albert. Apalagi melihat penampilan suaminya sekarang dengan kaos tanpa lengan yang memperlihatkan otot-otot lengan kekarnya ditambah lagi dengan handuk kecil di lehernya serta tatanan rambut yang sedikit berantakan, yang dia yakini kalau suaminya baru saja selesai fitness di salah satu fasilitas yang disediakan oleh apartemen tempatnya tinggal.

***

Cella sedang duduk di sofa bed-nya memperhatikan pergerakan suaminya. Tidak seperti biasanya jam segini suaminya masih berada di sini. Dengan masih sedikit rasa kegugupannya,  akhirnya Cella memberanikan diri untuk bertanya, walaupun tingkat akan dijawab sangatlah kecil. Tapi dari pada tidak tahu dan menduga, lebih baik dia tanyakan saja.

"Kakak belum ke kantor?" tanya Cella sambil menelan saliva dan membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Karena tidak dijawab, entah itu karena memang tidak didengar atau karena sengaja malas menjawab, akhirnya Cella bertanya lagi. "Kakak libur?"

Sesaat wajah Cella merona dan dengan segera memalingkan wajahnya, melihat Albert mulai menganggalkan kaosnya dan sedang bertelanjang dada tanpa memperdulikan Cella di kamarnya.

"Cerewet!" jawabnya ketus.

"Persiapkan diri kita akan berangkat sekarang! Aku ada urusan dan aku akan mengantarmu lebih dulu!" ucapnya dan berlalu menuju kamar mandi.

"Iya Kak," jawab Cella yang menatap nanar punggung suaminya menghilang dibalik pintu kamar mandi.

***

Stifling MarriageWhere stories live. Discover now