Chapter 22 - What The?!

Start from the beginning
                                    

"Eh?" Kina menatap heran Jeff. Aku hanya menggelengkan kepala tanda 'jangan-hiraukan-dia-ia-hanya-iri-' dan untungnya Kina mengerti. Ia pun tersenyum sweatdrop.

Aku merasakan badanku masih lemas. Energi entah kenapa tidak memenuhi tubuhku. Aku pun kembali membenamkam kepalaku di pundak Kina.

"Ze? Kau tak apa?" Tanya Kina. Aku menggeleng, berbohong.. "Aku tak apa...aku hanya perlu tidur...." ucapku sambil memeluk Kina.

"Uhm...Ze..sebaiknya kita kembali ke tempat kemah...kau bisa beristirahat disana..."ucap Kina lirih. Aku tersenyum miring.

"Boleh...tapi aku mau kau tidur disampingku..." ucapku genit. Aku menengadahkan wajahku untuk melihat wajah Kina yang kini cemberut dengan pipinya yang memerah.

"Hmmph...tidak.." ucap Kina sambil memalingkan wajahnya. Aku tesenyum jahil.

"Aku hanya bercanda.. baiklah..bantu aku berdiri dan berjalan.." ucapku sambil mengulurkan tanganku ke arah Kina yang kini sudah berdiri. Kina meraih tanganku lalu mengalungkannya di lehernya.

"Kau manja..." gumam Kina sambil berjalan. Aku tersenyum.

"Tapi kau suka kan?" Ucapku sambil tersenyum jahil yang langsung membuat Kina memerah. Ia tampaknya tak bisa mengatakan apa-apa lagi.

Kami berjalan cukup jauh menjauhi Mirror dan mendekati tenda. Kami hampir sampai ketika tiba-tiba tiga orang datang menghadang kami. Mereka mengenakan jubah hitam dan memakai topeng berwarna merah dengan dua lubang di daerah mata.

"Siapa kalian?" Baru aku mau mengatakan itu tapi Kina mengatakannya duluan. Raut wajah Kina tampak serius.

"Kami menginginkan anak itu..." ucap salah satu dari mereka sambil menunjukku.

"Percuma saja. Aku sudah tak memilikinya lagi." Ucapku dingin. Mereka menatap satu sama lain.

"Kalau begitu kami harus membunuhmu..." ucap salah satu dari mereka lagi sambil mengeluarkan senjata mereka.

Apa-apaan mereka ini?!

Aku berusaha berdiri sendiri dan melepas tanganku dari leher Kina tanpa bantuan Kina. Namun Kina tampaknya tak mengijinkanku karena ia merangkulku erat.

Lalu ia menurunkanku dan maju kedepan menghadapi orang-orang aneh itu.

Apa-apaan?

"Kina?! Apa yang kau--"

"Giliranku." Kata Kina memotong kata-kata ku. Membuatku terdiam.

"Giliranku melindungimu. Lagipula kau sedang lemas, jadi aku melindungimu.." kata Kina sambil tersenyum kearahku. Ia lalu menghadap ke orang-orang aneh itu lalu memasang kuda-kuda karatenya.

Orang-orang itu lalu menyerang Kina dengan pisau yang dibawa mereka. Namun dengan mudah mereka ditendang dan dihajar oleh Kina.

"Ha!" Kina melakukan tendangan tinggi ke arah wajah orang yang berdiri terakhir, yang membuat orang itu terpental kebelakang.

Bahkan Kina tak mengalami sedikitpun goresan di tubuhnya, mungkin mereka pembunuh amatiran.

Tapi aku heran. Kenapa sejak pertama kali kita bertemu ia tak menghajarku seperti itu? ._.

Ah sudahlah.

Kina berjalan ke arahku dengan senyum diwajahnya. Aku juga memberinya senyum.

Tapi fokus pandanganku beralih pada salah satu pembunuh yang terkapar. Ia mengeluarkan pistol Revolver dan mengarahkannya ke arah Kina. Aku yang menyadarinya kaget lalu entah bagaimana berdiri dan memeluk Kina dan memutar arah sehingga aku dibelakang Kina.

DARR!!

Baik aku maupun Kina kaget. Kina kaget karena mendengar suara tembakan, tapi aku kaget karena aku tak merasakan sakit sedikit pun.

Aku menoleh dan melihat hal yang membuatku tertegun.

Ada bayangan hitam yang keluar dari tubuhku dan menghentikan laju peluru itu.

Bayangan itu lalu lenyap dan membuat peluru yang berhenti itu jatuh ke tanah.

"What the f--?!"

Kukira aku sudah tak memilikinya? Apa yang terjadi?!

"Kau masih memilikinya..." suara menggema datang dari arah pohon tinggi di arah Kiri. Aku melihat sosok tinggi berwajah rata yang menjadi ikon Creepypasta, The Slenderman.

"Kya!" Kina menutup matanya takut.

"Apa maksudmu? Bukannya aku sudah mengalahkannya?" Tanyaku tanpa menghiraukan Kina yang ketakutan.

"Aku akan menjelaskannya..."

Ben Drowned POV

Gadis kanibal ini membuat ku repot. Ia sedari tadi mengendalikan mayat-mayat itu untuk menyerang kami. Dasar pengecut!

"Hahaha!!" Dia tertawa puas melihat kami yang kewalahan. Jason juga sedari tadi sibuk memotong tali-tali yang entah sejak kapan mengikatnya.

Seingatku bukan hanya kami yang ada disini. Kayaknya ada satu orang lagi, tapi siapa ya?

Jangan pikir yang lainnya Ben! Fokus!!

Jason sudah terlepas dari ikatan Claire, lalu berlari kearahku.

"Ada ide?!" Tanya Jason. Aku sekarang memikirkan cara.

Aku memerhatikan Claire. Aku baru menyadari kalau ada sesuatu yang aneh dengan pinggangnya.

Ada sesuatu. Dan mungkin itu kelemahannya.

Tbc....








[\] : yo! Maaf lama lagi . .)/

Aku dah bingung banget mikirin nih cerita. Soalnya aku ngerasa feelnya gak ngena/?

Ditambah aku kehabisan ide . .)"

Dan ditambah kelas yang ributnnya kelas dewa ini bikin aku gak konsen . .) #Curhat? #apahubungannyakampret

Oke

Oke

V&C?

-FA ( CRL )-

My Boy Was a KillerWhere stories live. Discover now