YONG JUN HYUNG (part 12)

Start from the beginning
                                        

"Lee Gi Kwang - Lee Hyo Jin .." kata Eomma sambil menahan rasa sakitnya setelah ditusuk, Eomma melihat kearah kami berdua yang sedang diikat.

Aku dan Oppa juga melihat Eomma yang memegangi perutnya yang sudah mengeluarkan banyak darah.

"Berjanjilah pada Eomma", aku mendengar suara Eomma terbata, "bahwa kalian tidak akan pernah membenci siapapun yang telah menyakiti kalian berdua", sambungnya lagi sambil menahan rasa sakitnya karena banyak darah sudah keluar dengan deras dari perut Eomma. "Jangan pernah membenci siapapun. Jeoltte, Jinjaa Jeoltteyeo anak-anakku", sambung Eomma lagi. "jangan pernah lakukan itu", Eomma masih berusaha berbicara.

Aku dan Oppa hanya bisa melihat Eomma sambil mengangguk-angguk mengerti perkataan Eomma, sambil tetap menangis.

Eomma tersenyum melihat kami berdua.

"Putraku Lee Gi Kwang, jaga Lee Hyo Jin untuk Eomma Nakk..." pesan Eomma pada Oppa-ku, lalu Eomma juga tersenyum padaku walau aku tahu Eomma sedang merasakan sangat kesakitan.

"Putriku Lee Hyo Jin, jangan pernah merepotkan Oppa-mu", pesan Eomma padaku untuk yang terakhir kalinya sebelum Eomma benar-benar menutup matanya.

Dan sepersekian detik kemudian. Eomma lemas seketika dengan menutup matanya.

"Andweeee!!!", teriakku dan Oppa bersamaan saat kami melihat Eomma juga meninggal di depan mata kami sendiri.

Ahjussie itu melihat kami dengan tatapan benci. Lalu dia pergi dari hadapan kami.

Dari kejauhan aku mendengar suara ...

"Tuan dan Nyonya Lee sudah meninggal, saya akan segera membereskan mayat mereka".

"Baik, saya tidak akan melakukan apapun pada anak-anak itu"

"Saya akan meninggalkan mereka disini setelah mayat orang tua mereka saya bawa pergi".


-----


Beberapa jam kemudian,

Ketika aku membuka mataku, aku sudah tidak melihat tubuh Appa dan Eomma lagi. Dan untuk alasan yang tidak pernah bisa dijelaskan itu, aku menangis. Menangis sesenggukan, sehingga tangisanku ini membangunkan Oppa-ku yang tertidur disebelahku.

Kami melihat tubuh kami sudah tidak di ikat lagi pada sebuah kursi, kami terduduk bersandar pada sebuah pilar yang ada dalam sebuah ruangan, ruangan yang tadi juga adalah tempat Appa dan Eomma harus terbunuh di depan mata kepala kami sendiri.

Dan beberapa saat kemudian, kami menyadari, kami sedang dalam sebuah ruangan pengap, yang menghambat pernafasan kami. Ruangan yang memiliki udara yang lembab.

"dong-saengie ...", panggil Oppa-ku.

Aku menoleh melihat Gi Kwang Oppa yang menatapku dengan pandangan nanar. Mungkin Oppa-ku juga tidak akan mengerti apa yang bisa dilakukannya saat ini setelah Appa dan Eomma harus meninggal secara tragis di depan mata kami sendiri!.

"Jangan menangis dong-saengie...", katanya sambil mengusap-usap bahuku.

Aku berusaha menghentikan tangisku.

"Oppa akan membawamu keluar dari tempat ini", katanya lalu berdiri. Dan mengulurkan tangannya di depanku.

Aku memegang tangan Oppa-ku dan aku juga berdiri saat ini.

YONG JUN HYUNG (part 1-13.End)Where stories live. Discover now