"ANDWEEE!!!!!"
Aku berteriak dan langsung terjaga dari tidurku. Astagaa, hanya mimpi ternyata. Nafasku tidak beraturan. Sangat tidak beraturan!. Aku masih tersenggal-senggal.
Dan kulihat Gi Kwang Oppa bergegas menuju ke tempat aku tidur.
Jangganmant!. Mimpi ini... mengapa membuatku seolah teringat akan sesuatu?.
"Waeirrae Hyo Jin-ah???", Tanya Oppa khawatir.
Aku masih memikirkan mimpiku.
"Kau kenapa?".
Jangganmant Oppa, aku masih menyatukan potongan-potongan mimpiku. Jangganmant Giddaryeo!.
"Ya... Hyo Jin-ah"
"Oppa ...", panggilku sambil tetap memikirkan sesuatu.
Oppa duduk di sebelah aku tidur.
Lalu aku memposisikan diriku duduk. "Kau yakin aku hilang?"
"Maksudmu?", tanyanya tidak mengerti.
"Dua puluh satu tahun yang lalu. Kau yakin aku hilang?"
Oppa menggangguk.
"Jinjaaaa???"
"Memangnya kenapa Hyo Jin-ah?"
Aku memejamkan mataku sebentar, berusaha kembali menyatukan ingatanku saat berumur lima tahun, dua puluh satu tahun yang lalu. "Jika aku benar-benar hilang, mengapa aku berlari?, berlari menjauh?". Kataku dan terus mencoba mengigat. "Oppaaa ..., aku juga melihat seorang anak laki-laki berlari bersamaku, kurasa itu kau Oppa. Seseorang yang juga berlari bersamaku, kau tidak ingat?".
Oppa terlihat berpikir.
"Waktu itu tiba-tiba hujan sangat deras Oppa, kau menarik tanganku untuk pergi menjauh, menjauhi sebuah gudang. Emhh, sepertinya kita berdua berhasil melarikan diri dari gudang itu".
Oppa masih kembali megingat-ingat.
"Kau sungguh tidak mengingatnya Oppa?"
"Hyo Jin-ah, Oppa tidak bisa mengingatnya"
Arrasseo, kalau begitu aku-lah yang masih mencoba mengingat-ingat. "Oppa, dalam mimpi itu, aku melihat kau terjatuh ke sebuah jurang. Kau tidak mengingatnya?, Jeongmalyeo Oppa???".
"Oppa sungguh tidak mengingatnya Hyo Jin-ah", kata Oppa dengan sungguh-sungguh.
Aku memegang kedua pipi Oppa dengan kedua telapak tanganku. Aku menatapnya dengan pandangan serius. "Jangganmant!, dengarkan aku. Aku akan menceritakan mimpiku secara detail, sesuai ingatanku".
Oppa mengangguk.
"Waktu itu kira-kira sudah sore, matahari sudah terbenam kurasa. Kita meloncati jendela sebuah gudang di pinggiran kota, seolah berusaha kabur dari tempat pengap itu. Kemudian Oppa menarik tanganku, untuk berlari menjauhi gudang itu. Berlari dan terus berlari, sampai tiba-tiba hujan deras menghentikan langkah-langkah kita", aku mengambil nafas panjang di sela-sela ceritaku. "Kita mencari tempat berteduh, dan kau terperosok Oppa, jatuh ke dalam jurang. Dan sayang sekali, mimpiku berhenti disitu. Aku tadi berteriak 'Andwee!!!' itu karena di dalam mimpiku, aku melihatmu jatuh ke jurang itu Oppa".
Oppa masih menatapku.
Aku melepas tanganku yang memegang kedua pipinya tadi. "Oppa, apakah sungguh tidak terjadi apa-apa pada kita?".
YOU ARE READING
YONG JUN HYUNG (part 1-13.End)
Fanfiction"Hyo Jin-Ssie?, Gwaenjanha??!", Tanya Gi Kwang Oppa cukup keras sehingga membuat Oppa-ku dan Sekretaris Nam menoleh. Gi Kwang Oppa meletakan lengannya di belakang punggungku, sehingga tubuhku berada sangat dekat dengan Gi kwang Oppa. Aku memang ham...
