Kejutan Ulang Tahun Ibu

7.7K 490 1
                                    

Dier ibuku yang paling kusayangi.

Aku baru saja sampai di Stocholm. Stocholm sangatlah indah, aku menyukainya dan aku bahagia disini. Bibi Yovia memiliki 2 anak laki laki sepanteran dengan Berto. Namanya Stuart dan Pablo kami bermain sepanjang hari.

Ibu bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu kuharap aku bisa menemuimu setelah urusanku dan bibi Yovia selesai. Aku menunggu hadiah darimu bu.

Aku pun merindukan Berto. Aku ingin pamer kalau aku bisa memanah sekarang. Aku ingin berto bisa berkenalan dengan Pablo dan Stuart. Mereka menyenangkan.

Ibu kau tahu, siang tadi aku bertemu dengan pangeran. Aku tidak melihatnya, karena badannya tertutupi oleh kudaku. Meskipun demikian aku sangat bahagia, aku melihat sepatunya dan rambutnya dan postur tubuhnya. Rambutnya pirang bersinar.

Aku bahagia. Aku tidak pernah sebahagia ini bu, apakah ini namanya jatuh cinta?. Apakah cinta itu rasanya segila ini?. Aku harap kau bisa disini dan mendengarkan ocehanku.

Ibu sekian suratku. Aku mencintaimu melebihi apapun, balas aku di surat nomor 5.

Anakmu
ELIZABETH

Aku mengirimi surat pada ibu. Yang langsung diantar kurir. Suratku dikirim bersamaan dengan surat bibi Yovia yang mengirim. Beberapa uang untuk ibu.

Pagi itu terlihat berbeda. Bibi mengatakan kepadaku bahwa Paman Govry akan pulang. Beliau adalah perdana menteri menjabat sekarang. Secara silsilah bibi Yovia dan Paman Govry adalah sepupu dekat. Kami tetap memiliki satu nama belakang yaitu Manov.

Bibi Yovia segera mendandaniku. Dia memakaiakan aku gaun yang indah berwarna biru dan putuh. Beliau juga mengenakanlu beberapa perhiasan padaku seperti anting, kalung dan cicin. Sanggulku memang tidak setinggi mililnya. Bibi hanya menggulung rambutku sederhana dan beberapa ornamen dari jepitan yang bekelap kelip.

"Kau cantik sekali Elizabeth Manov" ujar bibi.

"Bibi dadaku sesak. Payudaraku juga terlihat besar" ujarku menunjuk Korset yang melilitku rapat.

"Tidak apa apa itu adalah pesona wanita" ujar bibi.

Tak lama paman Govry datang. Ah, ternyata paman Govry yang ini. Aku pernah menemuinya, tapi tidak pernah tahu siapa namanya. Diapun orang yang sangat ramah.

"Terimakasih sudah kau datang ke stockholm el" ujar paman menggengam tanganku. Posisi duduk kami berhadapan, sedangkan bibi duduk diaebelahku. Stuart dan pablo duduk dibelakang ku dan bibi.

Aku tersenyum "sekarang saatnya giliranmu mempertahankan dinasti Manov" seru paman halus.

Aku tidak tahu maksudnya, juga tidak tahu kemana kusir menjankan kereta kuda ini. Kereta kuda menerjang kerumunan, naik katas bukit. Tapi aku menikmatinya, aku suka dengan suara kereta kuda ini.

"Kita sudah sampai" ujar Bibi dan paman. Stuart dan Pablo sudah turun. Aku masih menatap ke perbukitan yang nampak indah dari sini. Seperti negeri diatas awan.

Ketika aku hendak turun, dan menengok kemegahan didepan mataku. Aku melihat taman bunga yang indah, dimana istana menjadi objecnya. Aku menganga.

Istana ini terbuat dari batu merah. Pilarnya berlapis emas, aksen baroque menghiasi seluruh sudut dengan lampu bermata kristal yang elegan.

"Perdana menteri dan keluarganya datang" prajurit prajurit itu membukakan pintu. Dan pintu demi pintu terbuka bagi kami. Disetiap lorong terdapat lukisan lukisan yang menarik mata. Aku benar benar menyukai istana ini.

Sebuah pintu paling besar terbuka. Aku masih sibuk memandangi interior yang mengagumkan ini.

Brokkk

Suara pintu yang terbuka.

Dimana aku menatapnya untuk yang pertama kali. Jantungku berdegup, matanya biru terang dan ia menatapku. Membuatku menggigil. Hidungnya mancung, bibirnya tipis merah. Ia memiliki lekuk senyum yang kentara meskipun wajahnya terasa sangat dingin.

Dia pangeran Herald yang agung.

Akj segera menunduk untuk memberikan salam. Raja Herald satu segera menyuruh kami masuk dan menyuruh kami duduk dibangku istana.

"Jadi kau adalah anak dari Gouter Manov" tanya Raja. Aku bergetar, untuk pertama kalinya aku bertemu keluarga kerajaan. Makin menggigil ketika diseberangku ada pangeran Herald yang menatapku di posisi duduknya yang santai. Dia menaruh kaki kiri diatas kaki kanan sembari bersandar. Tangannya membawa secangkir teh.

Aku mengangguk. Mencoba fokus denga pertanyaan raja. "Kami merasa bersalah dengan kepergian Gouter. Dia adalah perdana menteri yang berbakat" ujar raja lagi aku mengangguk.

"Bagaimanapun itu kesalahan keluarga kerajaan" sambungnya. Raja Herald 1 adalah lelaki yang bersahaja. Parasnya mirip dengan pangeran Herald, mungkin itu adalah penampakan pangeran Herald dimasa tua.

"Kami ingin menebusnya" ujar raja lagi. "Terimakasih kau sudah mau menerima permintaan maaf kami" ujarnya.

Aku melongo. Aku menengok paman dan bibi. "Kami dengar kau sangat mahir ekonomi?" Tanya raja.

Bagaimana Raja bisa tahu keahlianku.

Aku mengangguk. "Yeah, aku aku membaca buku ekonomi" jawabku bergetar.

"Kau mungkin bisa mengajari calon raja kami Herald" ujar raja.

"Maaf paduka. Kami disini bukan untuk menawarkan guru privat" paman govry menyela pembicaraan.

"Yeah aku paham. Kalian datang untuk melindungi dinasti kalian bukan?" Tanya Raja ketus. "Apalagi yang kau bisa?" Tanya raja lagi.

"Aku bisa seni pedang" jawabku semangat.

Herald tertawa meremehkan. "Aku tidak seberingas itu" ujarnya.

"Itu bagus. Jika Herald nakal kau bisa langsung memenggal.kepalanya" ujar Raja Herald memekik tawa seisi ruangan. Wajah Herald berubah kesal.

"Aku memahami ilmu-ilmu kesehatan. Di desa aku melahirkan anak kuda" ujarku. Raja Herald diam dari tawanya.

"Aku juga suka memasak" ujarku lagi.

"Kami sudah memiliki 5
00 pembantu" ujar Herald ketus.

"Aku bisa menjahit, merangkai bunga, dan baru baru ini aku sedang belajar memanah" pamerku dengan bangga.

"Kau sama dengan mendiang Gouter. Sangat multi talent" puji Raja aku menunduk. "Aku ingin kau menjadi anakku" ujar Raja.

Aku bengong.

Anak?

Apakah itu artinya aku akan diangkat anak oleh raja.

Apakah itu artinya aku akan menjadi ratu.

"Akan ku nikahkan kau dengan anakku. Putra

Mahkota

Eriyon

David


Herald"

Aku menggigil bukan main. Segera aku menatap lelaki gagah didepan mataku. Kami bertemu pandang. Dan hatiku terasa sesak bukan main.

Ini adalah rasa bahagia yang teramat bahagia.

Nevertheless (Complete)Where stories live. Discover now