15. Waktu

1.1K 106 8
                                    

Kedua manikmu –manik cerah berwarna [Eye Color]– mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan di mana kau membekam selama berhari-hari. Namun yang kau dapati hanyalah dinding di kiri-kanan-depan-belakang serta kegelapan yang menyelimutinya.

Kau berulang-ulang kali menyebutkan nama kedua orang tuamu yang telah kau bunuh –menurut pendapat para aparat keamanan.

Masih teringat dengan jelas bagaimana kedua orang tuamu ditikam dengan pisau oleh perampok; membuat cairan kental berwarna merah mencuar keluar dari dalam tubuh keduanya.

Kau –yang pada waktu itu berusia 14 tahun– hanya bersembunyi di balik kasur besar karena diperintahkan oleh kedua orang tuamu.

Sialnya, saat kau merasa aman dan keluar dari tempat persembunyianmu, kau mengambil pisau yang menancap pada dada ibumu; membuat cairan darah sedikit mengenai tubuh mungilmu. Tepat pada saat itu, paman dan bibi datang. Kesalahpahaman pun terjadi.

Kedua orang itu langsung menelepon aparat keamanan dan melaporkan dirimu atas pembunuhan kedua orang tua kandungmu.

“[Name],” panggil seseorang yang sangat kau kenali. Mayuzumi Chihiro, pemuda dengan rambut kelabu yang setia menjengukmu dalam ruangan gelap itu; ruangan pribadi di mana setiap pembunuh anak-anak diberi kebebasan.

“Chihiro...” Tangismu keluar saat melihat sosok tingginya berdiri di depanmu. Seketika kau berdiri dan memeluk tubuhnya.

“Maaf, saat itu aku tak bisa membelamu,” ucap Mayuzumi.

Dia adalah seorang pengacara pada saat kau diadili, meski usiamu pada saat itu belum mencukupi untuk diadili. Namun, pemuda kelabu itu mengganti profesinya menjadi seorang penulis karena tak bisa membelamu yang notabene tak bersalah.

Isakan tangismu menggelegar di seluruh ruangan; berharap dengan melakukan hal tersebut waktu dapat diputar kembali.

.
.

Entah mengapa, daku lagi kepengen buat angst. Semoga saja 'Butterflies & Their Perfect Flower' tidak menjadi korban angst.

Terima kasih sudah dengan setia membaca cerita ini dan memberikan vote.

Sekian dari Shirone Mayu dan sampai berjumpa di project Drabble selanjutnya.

Indonesia, 22 Maret 2016
Shirone Mayu

Rakuzan no DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang