Part 9

3.5K 162 9
                                    

Wulan berhenti di taman depan rumahnya sendirian. Ia memandangi langit sore yang mendung. Sementara tangan kanannya memegangi dadanya yang tiba-tiba berdegub kencang.

" Bodoh! Kenapa aku ini dari tadi diem aja. Kenapa aku malah deg degkan gini. Inget Wulan inget kalau dia cunguk penganggu." Katanya komat kamit sendiri.

Lalu Aldi datang menghampirinya. Ia tersenyum melihat tingkah Wulan yang unik di matanya.

" Ehmmm, Mama manggil. Mereka udah nunggu di meja makan." Kata Aldi pelan dan halus.

" Oke... kamu duluan aja. Nanti aku nyusul." Kata Wulan ketus.

" Mereka nyuruh aku nunggu kamu." Kata Aldi sembari menatap Wulan dan tersenyum lebar.

" Ya ya ya! Aku ke sana!" Wulan langsung berjalan ke dalam di ikuti Aldi.

Sampai di meja makan Aldi dan Wulan langsung duduk bersebelahan. Raut wajah Wulan terlihat kesal ia bahkan terus memanyunkan mulutnya.

" Sayang, Aldinya di ambilin dong makannya. Kan Calon istrinya." Kata Mami Wulan dengan lembut.

" Calon istri apanya... hah dasar cunguk ini lama-lama aku bunuh juga!" Gumam Wulan dalam hati.

" Kok malah melamun gitu. Ayo dong nak, Aldinya di ambilin!" Seru Papi Wulan.

" Iya ini mau di ambilin!" Jawab Wulan yang pura-pura baik lalu mengambilkan secentong nasi putih dengan lauk balado ayam dan sambal terasi di atasnya.

Aldi memandangnya dengan tercengang. Ia menatap Wulan dengan sedikit kesal.

" Apa kamu mau membunuhku dengan sambal ini?" bisik Aldi ke telinga Wulan.

" Hah, apa kamu ga doyan sama sambal? Sayang sekali semua makanan ini pedas. Jadi kamu makan aja jangan banyak omong." Kata Wulan berbisik dengan nada membentak.

Wulan meletakkan nasi itu di depan Aldi. Ia tersenyum manis pada Aldi.

" Silahkan di makan!" kata Wulan berlagak baik.

Mama Aldi melihat piring itu dan tercengang.

" Kalau kamu ga suka jangan di makan nak. Kamukan ga doyan pedas." Kata Mama Aldi.

" Ah...maaf tante. Kita ga tau kalau Cung... maksut saya mas Aldi ga suka pedas." Kata Wulan dengan wajah polos tanpa dosa.

" Ga papa ma. Sesekali aku harus makan pedes kan. Apa lagi calon istriku sangat suka masakan pedas. Apa salahnya mencoba." Kata Aldi yang langsung melahap makanannya sembari tersenyum meledek Wulan.

Wulan mengalihkan pandangannya dan langsung menyantap nasi di hadapannya dengan wajah emosi. Lalu terdengar suara telfon berdering. Ternyata dari ponsel Wulan. Tertihat nama Joe yang menelfon. Wulan langsung menyingkir dari meja makan.

" Kenapa Joe?"

" Lan, besok kamu ke Jogja buat tanda tangan berkas lomba sama dengerin pengumuman yang masuk ke 20 besar. Kamu ada waktukan?"

" Besok? Okelah."

" Besok aku jemput kamu jam 8 pagi. Soalnya acaranya mulai jam 1an siang di gedung pertemuan kesenian Jogja."

" Iya, baiklah. Oke. " Kata Wulan singkat lalu mengembalikan ponselnya ke saku celananya dan setelah itu kembali ke maja makan.

" Siapa yang telfon?" tanya Aldi pelan.

Wulan menoleh dan menatap Aldi tajam. " Bukan urusanmu!" katanya tegas lalu mlengos.

" Mi pi. Besok aku mau ke Jogja sama Joe mau ada urusan penting soal dokumen lomba dan pengumuman lomba yang masuk 20 besar." Kata Wulan santai sambil menyantap makanannya.

Not Weeding With You!! ( Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang