Chapter 11

6.7K 389 0
                                    

Detik demi detik

Menit demi menit

Hari berganti hari

Bulan berganti bulan

Waktu demi waktu...

Telah 2 bulan terlewati, dan kini Zacquine semakin yakin akan hijrahnya.

Dan 2 minggu lagi akan ada kajian akbar yang dikatakan Zeisha.

Gadis itu termenung, memikirkan seseorang yang 2 bulan lamanya yang tak kunjung memberikan kabar.

Seseorang itu yang meminta ID Line nya untuk lebih mengenal dirinya.

Seseorang yang telah mengisi relung hatinya.

Namun... ia sendiri tak yakin atas perasaannya. Ia takut jika rasa itu hanya semu belaka.

Zacquine memutuskan untuk menemui Zeisha di rumahnya. Gadis itu bermaksud untuk memutuskan suatu hal yang rumit untuk dirinya.

"Assalammu'alaikum, Zeisha." salam Zacquine.

"Wa'alaikumusalam... eh nak Zacquine... cari Zeisha, ya? Dia ada di kamar tuh, masuk aja yuk." Ajak Ummi Aini.

"Iya, tante." ucapnya.

Lalu Zacquine memasuki kamar Zeisha,

"Assalammu'alaikum, Zeisha!"

"Lah Zacquine? Kapan kesini...?" tanyanya.

"Jawab salam dulu..." tukasnya.

"Oh iya hehe. Wa'alaikumusalam.
Kamu kok kesini?" tanyanya lagi.

"Mau main aja sih... bosen di apartemen. Aku mau nanya, nih."

"Nanya apa?"

"Kamu 'kan tau... semenjak 2 bulan yang lalu aku berhenti jadi DJ, nah... sekarang aku bingung mau kerja apa. Mana lagi sekarang tabunganku semakin menipis... Aku gaenak kalo minta uang ke ayahku. Kamu juga tahu gimana hubunganku dengan ayahku..." ucapnya.

Zeisha terdiam sesaat. Lalu kembali membuka suara.

"Hmm... di masjid dekat rumah sakit, banyak anak-anak kecil yang ngaji... kebetulan, aku salah satu remaja masjid disana, lagi butuh juga guru ngaji, bayarannya lumayan sih... kamu mau ga?" tanyanya.

"Wah, beneran? Boleh... aku mau." ucapnya.

"Yaudah, nanti kamu ikut aku ya ke masjid Al-Furqan?" balasnya.

"Okee! Alhamdulillah..." gumamnya.

"Yaudah... aku siap-siap dulu, ya." sambung Zeisha.

"Iya."

Tak perlu menunggu lama, akhirnya mereka berdua menuju masjid tersebut. Masjid itu terlihat lengang dikarenakan hari Minggu dan adzan Ashar telah dikumandangkan setengah jam yang lalu.

Zeisha menemui salah satu pengurus masjid yang umurnya berkisar 30-an.

"Assalammu'alaikum mas Anto!" Ucap Zeisha memberi salam.

"Wa'alaikumusalam! Eh ada mbak Zeisha... ada apa mbak?" tanya mas Anto.

"Ini, sahabat saya mau lamar pekerjaan disini jadi guru ngaji. Masih ada 'kan lowongannya?"
tanya gadis itu runtut.

"Oh... boleh, boleh."jawab mas Anto.

"Ngajarnya mulai kapan nih, mas?"

"Mulai besok juga bisa, guru ngaji yang lama balik ke kampung tapi ga kesini lagi. Mbak Zeisha kalo mau bantu ngajar anak-anak disini juga gapapa..." ucap mas Anto lagi.

The beauty from heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang