Faktor kesopanan karena tidak akan sopan ketika kau sedang dinner dan salah seorang menceritakan sesuatu yang lucu kemudian tidak ada yang tertawa.

Tapi sebagian diriku lagi begitu yakin mereka ikut tertawa bersama Mom saat dia menceritakan momen memalukanku karena memang lucu dan mengocok perut.

Terutama Peter, aku yakin dia tertawa karena memang faktor lucu. Tawanya menggelegar dan itu seperti sebuah ejekan bahwa aku sekonyol seperti yang di ceritakan Mom.

AKU SIAP MELEDAK  !!!

Tidak dapat kupercaya Mom-ku sendiri memperlakukanku seperti ini di depan dua cowok, Peter dan Greyson. Hiks.

Mom, teganya teganya teganya dirimu! Hiks.

" Terakhir kali dia hampir meledakkan rumah dengan gas. " Mom mulai lagi.

Tawa Peter dan Greyson menggelegar.

Aku menarik napas panjang.

Aku tidak yakin bisa menahan emosi ini lebih lama lagi. Bisa kurasakan diriku sendiri memanas.

" Mom, itu salahmu memberikan informasi yang salah, " aku membela diri dan semua perhatian tertuju padaku.

Peter dan Greyson menatapku masih dalam kondisi tertawa.

" Kubilang, putar tombol gasnya ke kiri. "

" Sudah kuputar ke kiri! "

" Love, kau memutarnya ke kanan. "

" Di posisi Mom itu kanan. Tapi di posisiku itu kiri, " pembelaan diriku.

Semuanya diam, berpikir membayangkan.

" ..Atau mungkin, diposisi Mom itu kiri dan diposisiku itu kanan? " kataku yang lebih berupa ke pertanyaan daripada pembelaan diri. Aku berpikir kembali karena aku mulai berpikir ini tidak masuk akal.

Kemudian tawa menggelegar.

Tidak kenal Peter ataupun Greyson, tawa mereka sungguh menggelegar dan jujur saja aku tersinggung.

" Apa yang terjadi setelah itu? " tanya Peter ke Mom masih dalam keadaan tertawa dengan napas yang terengah - engah dan memegang perutnya yang mungkin sakit karena tertawa berlebihan.

" Lutfia hampir meledakkan rumah. Ada suara ledakan, asap- aku hampir mengira putriku sendiri sudah berubah menjadi the black Hulk. " jawab Mom.

Terimakasih Mom. Sungguh membanggakan -_-.

Tawa menggelegar.

" Mungkin tempatmu bukan di dapur, Lola. " kata Greyson.

" Peter, jangan biarkan dia- " Mom menunjukku. Aku sungguh merasa dipojokkan. " Menyentuh dapurmu atau hal buruk akan terjadi. "

Peter tertawa. " Kurasa aku akan menggaris dapurku dengan garis kuning polisi. "

Tawa menggelegar lagi.

" Garis kuning polisi, Peter? Kau habis membunuh seseorang di dapurmu? " singgungku mengingat garis kuning polisi biasa digunakan untuk menandai TKP.

" Tidak, tapi akan segera ada yang mati jika kau menyentuh dapurku. " jawab Peter.

Tawa menggelegar lagi.

Masing - masing memegang perut, dan wajah Greyson memerah karena ketawa berlebihan.

Mom, Peter, dan Greyson sungguh menikmati momen indah kebersamaan tertawa mereka sementara aku hanya memperhatikan dan menahan malu yang melanda.

" Mom, lagipula apa yang mau kulakukan di rumah Peter hingga mau menyentuh dapurnya? " tanyaku meminta penjelasan.

" Entahlah. Mungkin saat kau bermalam dirumah Peter.. " Mom melirik Peter. " Dan kalian melakukan 'ITU', " Mom menekan kata. " Kemudian untuk mengesankan Peter kau bangun pagi (yang mana tidak biasanya) meski kau masih dalam keadaan yang sangat melelahkan karena habis melakukan 'ITU'- "

Greyson dan aku terbatuk.

Mom berhenti bercerita.

Kami mengambil minum dan menegak banyak air hingga tenggorokan kami terasa sudah baik - baik saja.

Ugh, aku harusnya tidak menanyakan pertanyaan itu ke Mom -_-

" Mom! " seruku.

Aku dan Greyson tukar pandang.

Tidak dapat dipercaya! Mom-ku sungguh mengatakan itu?!

Tamat. Makanan yang sudah kutelan bisa kurasakan dalam perjalanan keluar.

Kenapa aku mau having sex dengan seorang Peter Wylan?!









.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





VOTE & COMMENT

COMMENT yang banyak, aku suka dapat comment.

BIAR AKU TAHU KALIAN PERNAH KE SINI.

SO I COULD KNOW THAT YOU GUYS WERE HERE.


VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE





SEBARKAN CERITA INI !!!

- Lutfia Ihwani Umar












Follow »»»

Twitter : @Lutfia_Umar

Instagram : lutfia_ihwani_umar

The Author #Wattys2016Where stories live. Discover now