Oppa membuka matanya, perlahan dia mencium keningku.
Cukup lama, dan aku tidak sanggup menahan tangisku. Oke, pada akhirnya aku mulai menyerah untuk bersikeras terlihat tegar dimatanya dan aku menangis. Rasanya ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepada Oppa. Banyak sekali,
Mengapa dia tidak pernah kembali ke Korea,
Mengapa dia tidak pernah memberiku kabar,
Bahkan mengapa dia juga masih terlibat hubungan kencan dengan Kim Yoo Ri Eonnie.
Aku ingin menanyakan itu semua. Aku ingin bertanya mengapa.
Tapi saat ini aku hanya bisa diam.
Setelah mencium keningku, Oppa menatapku yang sudah berurai air mata, dia tersenyum padaku. Sungguh!, senyumannya kali ini membuatku selalu ingin terus berada di dekatnya seperti sekarang.
Oppa menghapus air mataku. Dia tetap menatapku dengan pandangan yang cukup membuat jantungku kembali berdetak lebih kencang dari biasanya!.
"Kau sedang menghukum Oppa?", tanyanya pelan.
Aku mengerutkan kening.
"Kau sengaja selalu terlihat dengan Lee Gi kwang Karena kau ingin membuat Oppa marah?".
Aku menggeleng pelan. "Dia Sekretaris-ku Yong Jun Hyung-Ssie".
Tiba-tiba Oppa menempelkan bibirnya ke bibirku. Tidak lama, hanya 5 detik!. "Kau masih tidak ingin memanggilku 'Oppa'?".
Aku tersenyum sangat tipis.
"Aku akan terus mencium-mu secara tiba-tiba seperti itu, jika kau tidak memanggilku Oppa".
Aku terdiam. Aku masih berusaha menguasai diriku sendiri.
Jun Hyung Oppa menyentuh bibirku yang tadi berdarah dan sekarang sudah hampir kering, "pasti sakit rasanya...", katanya sambil menyentuh dengan lembut bibirku yang berdarah karena digigit-nya tadi.
Aku masih diam.
"Mengapa kau membiarkan Oppa melakukannya Hyo Jin-ah?", tanyanya sambil tetap menyentuh bibirku dengan pelan. "Mengapa kau tidak menghindar?, atau mengapa kau justru malah menahan rasa sakitnya?", Tanya Jun Hyung Oppa dengan tatapan khawatir.
"Gwaenjanha ...", kataku pelan.
"Mengapa kau tidak marah pada Oppa?".
Aku tersenyum, tanganku mencoba memegang wajahnya, mengusap pipi milik Jun Hyung Oppa dengan lembut. Aku menatapnya dengan tatapan yang tenang, "Bahkan jika bibirku harus banyak berdarah karenamu Oppa, atau bahkan ... jika bagian-bagian lain tubuhku harus berdarah karenamu..., aku akan tetap membiarkannya", kataku dengan tetap menatap matanya. "Aku akan membiarkan-mu melakukan apa pun yang kau inginkan Oppa, sekalipun itu menyakitkan buatku", kataku.
Lalu dengan gerakan cepat Oppa menciumku, melumat semua bibirku. Dengan perlahan, tapi aku merasa ciuman ini bukan ciuman yang menakutkan seperti tadi. Aku memejamkan mataku, menikmati sebuah ciuman hangat yang diberikan Oppa malam ini.
Sesudah menciumku, Oppa menatapku lagi.
Aku lagi-lagi hanya bisa terdiam.
"Oppa merasa akan gila sepertinya, jika kau terlihat sangat dekat dengan Lee Gi Kwang!, Oppa ingin marah rasanya saat mendengarmu akan berada satu kamar Hotel dengan Lee Gi Kwang!, Oppa tidak akan pernah memaafkan diri Oppa sendiri, ketika pada akhirnya kau lebih mencintai Lee Gi Kwang daripada Oppa".
Aku tersenyum. "Sekretaris Lee tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk terhadapku Oppa, dia adalah Namja yang selalu memperhatikanku dengan baik. Seharusnya Oppa berterimakasih pada Sekretaris Lee karena sudah menjagaku selama dua tahun ini".
Oppa mengusap-usap rambutku dengan pelan. "Kau pernah jatuh cinta padanya?".
"Hampir", kataku berbohong. Padahal aku sama sekali tidak pernah mencintai Namja lain sejak Jun Hyung Oppa menciumku dengan sangat dalam dua tahun yang lalu. Aku bahkan sangat ingat bagaimana jatungku berdetak dengan begitu hebat dan bagaimana aku sadar aku telah mencintai Oppa-ku sendiri, waktu itu.
Kudengar Oppa menghembuskan nafas. "Dia pernah mencium-mu?", dia bertanya dengan nada jengkel.
"Pernah", aku berbohong lagi. Tidak mungkin Gi Kwang Oppa melakukannya. Mungkin hal yang pernah aku lakukan dengan Gi Kwang Oppa adalah saling memeluk. Dan dia akan selalu menenangkanku dengan dekapannya yang hangat.
"Hah???", Oppa-ku terkejut.
Aku menyembunyikan senyumku sekarang.
"Kau juga pernah tidur seperti ini bersamanya?", tanyanya khawatir.
Aku hanya memperlihatkan senyumku.
"Ya!, Yong Hyo Jin!!!", Oppa berteriak!.
"Aku tidak pernah jatuh cinta padanya Oppa, kami tidak pernah berciuman, bahkan dia tidur disampingku seperti ini tidak pernah. Sudah kubilang tadi, dia adalah Namja yang sangat baik, dia merawatku seperti dong-saeng nya sendiri Oppa...", kataku menjelaskan.
Oppa-ku terlihat lega setelah mendengar penjelaskanku. Dia menyembunyikan-ku di depan dadanya yang bidang. Ya, dia mendekapku sekarang. "Jebbal, jangan pernah membuat Oppa cemburu dengan melihatmu dan Lee Gi Kwang menjadi sangat dekat Hyo Jin-ah", katanya dengan lembut.
Dalam dekapan itu aku memejamkan mataku lalu tersenyum.
Oppa, bahkan jika ada banyak sekali Namja yang memberikan aku perhatian lebih, melebihi apa yang telah Gi Kwang Oppa lakukan padaku. Kurasa aku akan tetap memilihmu. Aku akan tetap menyimpan namamu di dalam lubuk hatiku, aku akan tetap mencintaimu. Selama yang aku bisa. Sesanggup yang aku mampu.
Mungkin saat ini aku tidak mengerti mengapa semua yang sudah aku lalui ini terjadi padaku. Mencintai seseorang yang adalah 'Oppa'-ku sendiri, mencintai seseorang yang sejak kecil bersama-sama denganku bahkan ..., mencintai seseorang yang tumbuh bersama-sama denganku.
Aku memang sangat tidak paham mengapa ini harus terjadi.
Tapi, bukankah semua ini pasti terjadi karena ada alasannya?.
Tuhan,
Bahkan jika aku harus merasakan sakit yang lebih sakit lagi dari ini, merasakan kepahitan yang membuatku ingin pergi tapi selalu ingin kembali lagi, merasakan rasa bersalah karena mencintai Oppa-ku sendiri.
Tolong ijinkah aku untuk menyampaikan perasaan ini padanya.
Kepada Yong Jun Hyung ...
-----
To Be Continue,
8:55 PM - Tuesday, March 15, 2016
YOU ARE READING
YONG JUN HYUNG (part 1-13.End)
Fanfiction"Hyo Jin-Ssie?, Gwaenjanha??!", Tanya Gi Kwang Oppa cukup keras sehingga membuat Oppa-ku dan Sekretaris Nam menoleh. Gi Kwang Oppa meletakan lengannya di belakang punggungku, sehingga tubuhku berada sangat dekat dengan Gi kwang Oppa. Aku memang ham...
YONG JUN HYUNG (part 8)
Start from the beginning
