Akan aku hapus!.
-----
"Yong Hyo Jin-Ssie", panggil Sekretaris Nam sambil menyetir mobil.
Aku mengangkat kepalaku melihat Sekretaris Nam melalui kaca spion dalam mobil, karena aku duduk di jok belakang bersama dengan Gi kwang Oppa. Sedangkan Sekretaris Nam dan Jun Hyung Oppa duduk di jok depan. "Nae?!", kataku datar.
"Saya berusaha mencari Hotel untuk penginapan kita semua nanti malam", kata Sekretaris Nam.
"Oke. Bagaimana hasilnya?", tanyaku datar.
"Saya berusaha mencarinya lewat Internet, tapi sayang sekali hanya tinggal dua kamar kosong, apakah saya perlu mencari Hotel lain?, tetapi letaknya sangat jauh dari Rumah Sakit Tuan Yong dirawat. Bagaimana?".
"Buat reservasi di hotel terdekat dengan Rumah Sakit tempat Appa-ku dirawat. Gwaenjanha Sekretaris Nam, walaupun tinggal dua kamar kosong, aku bisa berada dalam satu kamar dengan Sekretaris Lee", kataku masih datar dan cukup angkuh.
Gi Kwang Oppa menoleh kepadaku.
Aku juga menoleh padanya, "Kau tidur di Sofa, Sekretaris Lee".
"Saya akan mencari penginapan atau motel lain Hyo Jin-Ssie. Saya tidak mungkin berada satu kamar dengan anda", Gi Kwang Oppa menolak.
"Andwee!, kau harus tetap bersama denganku", aku melarangnya. "Kau pikir ini di Korea?, kau bisa meninggalkanku?!. Ini Negeri orang lain, apa kau yang akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padaku?", sambungku lagi.
Gi kwang Oppa diam.
"Aku tidak akan berbuat macam-macam pada-mu, Sekretaris Lee, justru seharusnya aku yang takut kau berbuat macam-macam padaku", kataku lagi. Aku kembali melarangnya. "Tapi aku yakin kau tidak akan melakukannya", aku mempertegas kalimatku sendiri.
Yong Jun Hyung, Oppa-ku diam, dia seolah tidak peduli.
Sekretaris Nam merasa tidak enak. Sesekali dia melihatku lewat kaca spion, dan sesekali dia juga melihat Oppa-ku, Yong Jun Hyung yang berada di sebelahnya. "Bukankah lebih baik jika anda berada satu kamar dengan CEO Yong Jun Hyung?, saya akan satu kamar dengan Sekretaris Lee saja kalau begitu. Bagaimana Hyo Jin-Ssie".
"Shirro!", kataku cepat.
Gi Kwang Oppa kembali menoleh kepadaku.
"Kalau kau berusaha mengaturku, tolong turunkan aku dipinggir jalan sana. Aku bersama Sekretaris Lee akan menyewa mobil sendiri, dan mencari Hotel sendiri", kataku dengan angkuh. Aku marah saat ini. Mengapa Jun Hyung Oppa diam saja, dia bahkan tidak peduli bahwa nanti malam aku akan berada satu kamar dengan Namja lain.
"Turunkan mereka".
Itulah kata-kata yang keluar dari mulut Jun Hyung Oppa.
Dia memerintah Sekretaris Nam untuk benar-benar menurunkan aku dipinggir jalan, di Negara asing ini. Aku tersenyum dengan cukup sinis. Arrasseo Oppa, kau benar-benar menjadi Namja yang lebih kejam dari sebelumnya!.
Aku dan Gi Kwang Oppa turun dari mobil yang dikendarai Sekretaris Nam. Setelah kami juga menurunkan beberapa koper bawaan kami, mobil Sekretaris Nam berjalan menjauhi kami. Aku tetap bergaya sangat angkuh sampai mobil itu hilang dari pandanganku.
"Hyo Jin-ah!, Pietjeosseo???!", kata Gi kwang Oppa sedikit berteriak sambil menatapku marah.
Aku langsung lemas kembali. Aku menatap Gi kwang Oppa dengan pandangan sedih, apakah aku boleh menangis saat ini?, "Oppa, Biann...", kataku sedikit terisak.
"Wae?, Waeirrae?, kau tau ini dimana?, ini di Tiongkok Hyo Jin-ah! Bukan di Korea. Lalu kita akan kemana sekarang?!".
Aku melihat Gi Kwang Oppa dengan tatapan takut. "Kau memarahiku?", tanyaku pelan.
Gi Kwang Oppa diam.
"Aku sedih Oppa...", rengekku padanya, "kau tau bagaimana Yong Jun Hyung memperlakukanku seperti apa tadi?. Kau tau?, dia seolah-olah tidak mengenalku Oppa, dia mengacuhkanku!, dia samasekali tidak peduli lagi padaku Oppa!, dia menjengkelkan!, aku benci!!!, aku membencinyaaaa!!!", kataku penuh dengan emosi. Dan aku sadar air mataku menetes!
Tiba-tiba Gi Kwang Oppa tertawa.
Aku menghentikan isakan tangisku. Aku menatapnya dengan pandangan bertanya. "Wae?????".
Gi Kwang Oppa mengusap-usap rambutku, "Dasar Cengeng!".
"YA!!!", aku berteriak.
Tangan Gi Kwang Oppa menghapus air mataku, lalu tiba-tiba dia merengkuhku. "Mengapa kau menangis Hyo Jin-ah? , kau tadi tampak tegar dan sangat angkuh, kau ingat tadi kau dengan sangat berani mengatakan akan satu kamar denganku?"
Aku melepaskan dekapannya!. "Oppa!", aku kembali berteriak dan berusaha menghentikan omelannhya.
Gi Kwang Oppa menyembunyikan senyumnya.
Gi Kwag Oppa selalu seperti itu, selalu memberikan aku kekuatan baru setelah aku merasa sangat drop seperti barusan ini. Hmmmhh, Oppa ... mengapa kau belum juga memiliki Yeoja Chingu ???. bukankah umurmu sudah 31th sekarang?, sama seperti Oppa-ku?.
Aku menatap Gi Kwang Oppa dengan tatapan datar.
"Sini aku peluk".
Aku membiarkan tubuhku dipeluk olehnya. aku sudah menganggapnya seperti Oppa-ku sendiri, tapi anehnya, setiap Gi Kwang Oppa memelukku. aku tidak menganggapnya sebagai Namja. Hmmhh, hanya sebatas Oppa. Oppa yang akan siap membakar semangatku stelah aku drop!.
Gi Kwang Oppa!.
Jangan pernah pergi ketika aku benar-benar sendiri. Aku pasti akan mencarimu!. Pasti.
-----
To Be Continue
4:00 PM – Monday 14, 2016.
YOU ARE READING
YONG JUN HYUNG (part 1-13.End)
Fanfiction"Hyo Jin-Ssie?, Gwaenjanha??!", Tanya Gi Kwang Oppa cukup keras sehingga membuat Oppa-ku dan Sekretaris Nam menoleh. Gi Kwang Oppa meletakan lengannya di belakang punggungku, sehingga tubuhku berada sangat dekat dengan Gi kwang Oppa. Aku memang ham...
YONG JUN HYUNG (part 6)
Start from the beginning
